zephyruscaineAvatar border
TS
zephyruscaine
[Gamefic] Dark Champion
Hey, Hey :P

Kali ini saya mau coba bikin Gamebook disini XD

Kalau mau tau, Game book itu sejenis game dimana pilihan karakter dan jalan cerita ditentukan oleh para pembaca :P

Ini Rulenya:

-Dilarang kata-kata kasar

-Kritik boleh

-1 pilihan only

Format memilih (harus seperti ini)

______

-Chapter I

-Choice I

-Number I

______
*Note:
-Pilihan yang pertama kali mendapat 10 suara akan dipilih.
-Jika tidak ada yang mendapat 10 suara dalam waktu 12 jam, maka pilihan dengan suara terbanyak akan diambil.

Nah, kalau sudah mengerti, mari kita mulai XD

Dark Champion:


Prologue


"And the cycle, began anew..."


In a distant past...

Salju berjatuhan di atas gunung Galgass, tirai putih itu menutupi puncak gunung yang tinggi, meninggalkan sebuah bekas di atas dunia.

Di antara putihnya salju, seseorang berjalan dengan pelan, tanganya menggemgam sebuah pedang dan wajahnya terlihat tegang, namun sebuah cahaya yang samar terlihat di antara kedua mata birunya.

"Apakah...tempat itu?" ujarnya tak percaya, sambil melihat ke cakrawala. Di mana ia memandang, semua terlihat jelas.

Di kejauhan, diatas puncak gunung Richstofen...

Sebuah bangunan raksasa, berwarna hitam. Bangunan itu mengeluarkan hawa yang sangat gelap, jahat dan menakutkan. Jumlah monster yang terbang di sekitarnya sama sekali tidak membantu, keberadaan mereka menambah tegang suasana, memperkeruh hati sang ksatria.

"Jangan takut, apa yang sudah kau lalui hingga sampai kesini seharusnya membuatmu lebih kuat dari itu." Seorang pria berbalut zirah besi, dan kapak raksasa muncul di belakang sang ksatria, wajahnya yang menakutkan disembunyikan di balik sebuah topeng besi.

"Tidak, ini berbeda dari apa yang kita lalui..." balas sang ksatria.

"Ini sangat berbeda, apa yang kita hadapi...ini besar, sangat besar."

"Kalau begitu, mintalah doa para Sage, kita tak bisa membiarkan pengkhianat itu mencapai Core. Jika dia berhasil, apapun yang kita lakukan setelahnya tak akan berarti, nasib dunia sudah ditentukan."

Pria itu menghela nafas, kemudian mengangkat kapaknya.

"Kita tak boleh berdiam disini lebih lama lagi, jika kau mau lari, larilah sekarang. Kalau aku akan mati, aku akan mati melaksanakan tugas yang telah diberikan oleh raja, kau boleh memilih, namun semua tak akan ada artinya."

Sang ksatria menatap temanya, pandanganya terlihat sendu, ia mengerti benar apa yang telah dilalui oleh orang di depanya selama ini, ini satu-satunya kesempatan untuknya mendapat pengampunan dari dosa yang telah ia lakukan...

"Ugh, mau atau tak mau semua akan berakhir sama saja kan? mari pergi, kita punya janji dengan seseorang" sang ksatria memperkuat genggamanya, cahaya samar di matanya kini terlihat lebih terang.

Temanya tersenyum, dan mengangkat kapaknya.

"Itu yang ingin kudengar, baiklah kalau begitu. Mari kita laksanakan tugas kita, mati tak mati hanya kegelapan yang menunggu, maka dari itu mari kita coba lawan, dan temukan cahaya yang hilang"

Mereka kemudian berlari, 2 orang pahlawan dari masa lalu, yang hilang dari sejarah, teriakan mereka mengisi rongga-rongga dan goa di gunung tersebut, dengan semangat dan kobaran api yang takan pernah padam, mereka akan menjaga apa yang mereka ercayai, dan akan melindungi apa yang mereka cintai...

"Hari ini, kami akan membuat sejarah. Nama kami akan diingat, dan dosa kami diampuni. Nyanyikanlah lagu pahlawan saat kalian berjalan melewati patung kami, dan ingatlah bahwa engkau hidup karena pengorbanan kami..."

"Dan ingatlah, saat kegelapan kembali, ia akan selalu ada disana"

"Sang pembawa bencana, utusan kematian dan raja para makhluk yang bersembunyi dari matahari"


"Dark Champion"


***

Chapter I

-Start of Darkness-

Unknown

Kau terbangun di dalam sebuah ruangan kecil berdinding batu.

Kamu tak tahu kamu dimana...kamu bahkan tak ingat siapa dirimu.

Sebuah pintu kayu berada di ujung ruangan, dari lubang di pintu itu menyeruak cahaya yang terang.

Kamu yang tertarik berjalan menuju pintu tersebut.

Di pintu itu ada sebuah lubang, kamu melihat keluar dari lubang tersebut, dan melihat 2 orang pria berjaga di depan pintu.

"Apakah ritual itu akan berhasil?" ucap salah seorang penjaga, seorang pria kurus kerempeng.

"Aku tidak tahu, namun aku harap tidak." balas temanya, penjaga besar bertubuh gemuk.

"Deus sudah susah-susah mencari bahan untuk melakukan itu, hormatilah apa yang dia lakukan. Setidaknya dia sedang berusaha mengeluarkan kita dari masalah"

"Tidak, aku rasa justru dia sedang membawa kita menuju masalah yang lebih besar, orang bodoh macam apa yang mencoba memanggil makhluk seperti "Itu" kemari?"

"Hush! jaga mulutmu!" Hardik sang penjaga kurus.

"Deus adalah ketua kita, hormatilah pilihanya! kau pikir kita punya banyak pilihan? manusia-manusia brengsek itu sudah mendorong kita jauh dari kampung halaman kita, jika kita tidak cepat bertindak, maka mereka akan membunuh kita semua. Kita tidak punya pilihan, Ti. Ini adalah akhirnya. Kita mati melawan atau mati menyerah, apapun yang terjadi semua sama saja. Lagipula, aku percaya dengan Deus. Dia pasti sudah memikirkan jalan keluar dari masalah ini, Makhluk itu tak akan menyerang kita, tenang saja." Lanjutnya.

"Huh, atas bukti apa kau percaya bahwa Deus bisa memerintahkan "dia" untuk menyerang manusia dan bukan kita?" Tantang penjaga gemuk.

"Tentu saja atas bukti..."

...

Kau mendengar obrolan mereka selama beberapa saat, namun kau menjadi bosan karena pembicaraan mereka dengan cepat berubah menjadi saling ejek, akhirnya kamu memberanikan diri untuk mengetuk pintu tersebut, mungkin mereka akan mendengarmu dan membawamu keluar dari sini...

Tok...Tok...

...

"A--Apa itu, Ti?" ucap salah seorang penjaga, ia terlihat ketakutan.

Kedua orang itu menghentikan pesta ejek-mengejek mereka setelah mendengat ketukanmu, yes. Mungkin sekarang mereka akan mengeluarkanmu. Kamu juga sudah mulai bosan berada disini, gelap, bau dan sempit.

"Apa? Dimana?" balas temanya yang juga terlihat ketakutan.

"Di--disini..." sang penjaga kurus gemetaran sambil menunjuk pintu kayu terebut, yes! karena senang kamu mengetuk semakin keras.

Tok! Tok! Buka pintunya!

"Hii...ti-tidak mungkin, tidak mungkin ritual itu berhasil! itu...itu pasti kucing, ya kucing!" sang penjaga gemuk mencoba menolak keberadaanmu, ugh! kamu mengetuk semakin keras dan berteriak "Keluarkan aku! keluarkan aku!"

"Lalu bagaimana kamu menjelaskan teriakan itu? kamu ingat kalau satu-satunya jalan masuk ke ruangan itu hanya lewat pintu ini dan kita tidak membukanya selama 3 hari? mana mungkin ada kucing disana! cepat, kita panggil tuan Deus kemari, dia pasti bisa membantu!" Balas sang penjaga kurus.

Penjaga yang lain hanya mengangguk-angguk pasrah, kamu yakin kamu melihat air menetes dari celananya. Cengeng.

"Semoga Ascended memperhatikan kita" lirih sang penjaga kurus, mereka berdua kemudian berlari pergi. Meninggalkanmu sendiri.

Tunggu, apa? keluarkan aku! hey, jangan tinggalkan aku sendiri! hey!

...

Ugh, mereka benar-benar pergi.

Kamu yang bosan, mencoba melakukan sesuatu...

Apa yang ingin kau lakukan?

_______
Option I: Melempar Batu
Spoiler for Option I:


Option II: Lari di tempat
Spoiler for Option II:


Option III: Tidur
Spoiler for Option III:


____
Kamu memilih untuk tidur...

Kamu menutup matamu dan membiarkan pikiranmu melayang jauh, jauh...

Setelah terbangun, kamu merasa lebih segar dan pikiranmu lebih jernih.

Kamu telah mendapat inspirasi dari mimpimu...
[Bonus Stat: Knowledge +1 ]

"Dia...dia disana pak!" Teriakan seseorang terdengar dari luar dinding, oh, para penjaga itu telah kembali.

"Hati-hati!" Sambung penjaga yang lain.

"Ya, ya aku tahu...tenanglah" Kali ini suara milik orang tua, entah kenapa kamu merasa pernah mendengarnya...

Ia melihat ke dalam lubang di pintu, dan mata hijaunya terbelalak ketika melihatmu, dengan tidak percaya ia berguman "Tidak mungkin...ritual ribuan tahun itu berhasil?"

Ia kemudian memanggilmu.
"Hei, kau, kau yang disana!"

Kamu menoleh ke arahnya, kemudian mengangkat badanmu dan berdiri, lalu berjalan menuju pintu kayu itu.

"Apakah kau bisa mendengarku?"

Kamu mengangguk pelan.

"Oh, terpujilah para Ascended. Kau! menakjubkan, menakjubkan! menjauhlah dari pintu, aku akan membuka segel dan gemboknya. Kau sudah boleh keluar sekarang."

Kamu mundur kebelakang dan melihat pintu kayu itu tiba-tiba bercahaya, sebuah tulisan aneh muncul di badan pintu itu, berkedip-kedip sebelum menghilang dalam semburan cahaya magis.

Terdengar suara , dan pintu itu terbuka, kamu menutup matamu dari cahaya yang menyilaukan...

"Oh...Oh! ini, ini asli...kau, kau!" suara pria itu, kamu membuka matamu secara perlahan...

Seorang pria tua dengan jenggot dan rambut putih, pakaianya berwarna merah menyala dengan jubah di belakangnya, dia mencoba memegangmu, namun kamu menepisnya.

Plok!

"Lancang sekali kau!" teriak salah seorang penjaga, ia mengarahkan tombaknya ke arahmu, namun Deus menghentikan niat orang itu.


Pria tua itu tersenyum.

"Fufu, sudah kuduga..." ujarnya pelan.

"Kau pasti marah, maafkan tindakan kami karena telah mengurungmu disana, tapi kami tak punya pilihan lain, kuharap kau mengerti." Lanjutnya.

"Sekarang, maukah kau ikut denganku? aku tidak menggigit kok."
Ia menjulurkan tanganya, namun kau yang masih ragu kembali menepisnya.

"Aku berjalan sendiri" ucapmu.

"Oh, kau orang yang berpendirian kuat...baiklah, kalau begitu bagaimana kalau kau ikuti kami dari belakang? tidak ada salahnya, kan? kami hanya mencoba membantumu."

Meskipun ragu, kamu tidak melihat pilihan lain, kau tak tahu ini dimana, dan bisa saja ia memiliki rencana lain...

Pokoknya ikut denganya, tapi jangan biarkan ia melakukan hal aneh-aneh...
***


Ia mengajakmu menuju sebuah bangunan, tempat ini terdapat di dalam sebuah lubang di tebing batu yang besar, yang berada di tengah hutan yang lebat, memberikan bangunan ini kamuflase yang sangat bagus.

Bagian dalam tempat ini benar-benar berbeda dari luarnya, sementara luarnya terlihat kotor, tua dan berdebu, bagian dalamnya bersih dan rapi.


Kamu ditaruh di sebuah ruangan besar penuh dengan buku-buku, ada yang berdebu dan ada yang baru.

"Kamu tunggu disini, selama aku menyiapkan ritual penyambutanmu." Kata Deus.
"Jangan nakal, ya?"

Ia lalu berjalan keluar ruangan, meninggalkanmu sendirian dengan seorang Gadis Elf penjaga tempat ini.

Gadis itu bilang, ini adalah perpustakaan...
Hm...selama menunggu Deus, mungkin kamu bisa membaca beberapa buku.

______
Book I
The Empire Of Culture

Spoiler for Book I:


Book 2:
The creature of Altho

Spoiler for Book 2:


____

Kamu sudah membaca buku, namun Deus tidak kunjung datang...
Mungkin kamu bisa mengobrol dengan gadis Elf itu...

Kamu berjalan ke arahnya...

Apa yang ingin kau bicarakan?

____


Option I: Talk about the day

Spoiler for Option I:


Option II: Talk About Elf
Spoiler for Option II:


___
Pick Your Choice









Diubah oleh zephyruscaine 20-07-2014 13:56
0
1.8K
3
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan