- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Kebahagiaan Orang Indonesia


TS
gpzpunkx
Kebahagiaan Orang Indonesia
Mengapa diperlukan pengukuran kebahagiaan?
liat di yutube pideonya gan
Pentingnya Indeks Kebahagiaan
Indeks Kebahagiaan atau di Internasional disebut Happiness Index dianggap penting oleh negara maju, salah satunya adalah negara-negara yang tergabung dalam OECD. Negara lain yang juga menjadi pelopor Indeks Kebahagiaan adalah Bhutan yang sudah menyusun GNH (Gross National of Happiness).
Mengapa Indeks Kebahagiaan? Paradoks pembangunan yang muncul dari dampak kehidupan sosial ekonomi,ternyata belum mampu dijelaskan oleh indikator yang disusun secara objektif. Meningkatnya produk domestik bruto, menurunnya angka kemiskinan, dan terus meningkatnya nilai IPM, membuat raport pemerintah dari sisi makro selalu positif. Di sisi lain, meningkatnya jarak antara si kaya dan di miskin mencapai 0,4 dalam indeks Gini, meningkatnya tingkat kejahatan, terus menerusnya terjadi perkelahiaan massal, kasus asusila, kekerasan terhadap perempuan maupun KDRT yang makin sering kita lihat di berita, menjadi bagian yang perlu diredam.
Pembangunan nasional menempatkan manusia sebagai objeknya. Sesuai amanat pembukaan UUD 1945 “memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial”, juga termaktub dalam pasal 33 ayat 3 menyebutkan “Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat”. Akhirnya rakyatlah yang seharusnya menilai, apakah pembangunan yang dilakukan pemerintah selama ini sudah menyentuh kehidupan masyarakat atau belum. Sehingga ukuran keberhasilan pembangunan menjadi sebuah ukuran subjektif yang dirasakan oleh rakyat, hasil refleksi dari pembangunan yang dilakukan pemerintah. Disinilah pentingnya pengukuran indikator kepuasan hidup sebagai pendekatan terhadap indeks kebahagiaan penduduk Indonesia dalam melihat capaian pembangunan.
Pentingnya indeks kebahagiaan bukan berarti bahwa indikator ekonomi harus begitu saja digantikan oleh indikator kebahagiaan, tetapi semata-mata untuk melengkapi indikator ekonomi yang telah ada, sebagai ukuran perkembangan dan keberhasilan pembangunan
Badan Pusat Statistik (BPS) mengklaim indeks kebahagiaan dapat mengukur capaian kinerja pembangunan pemerintah menjadi lebih valid, sekaligus menjadi pertimbangan pemerintah dalam mendorong kesejahteraan masyarakat.
BPS menyebutkan indeks kebahagiaan warga Indonesia 2013 di level 65,11 pada skala 0-100. Nilai indeks 100 mencerminkan kondisi sangat bahagia. Sebaliknya, indeks 0 mencerminkan kondisi sangat tidak bahagia. Dengan demikian, indeks 65,11 tersebut mencerminkan kondisi cukup bahagia.
Kepala BPS Suryamin mengatakan kondisi dan perkembangan tingkat kesejahteraan masyarakat perlu dievaluasi menggunakan berbagai indikator. Menurutnya, indikator yang diperlukan bukan hanya berupa pengukuran secara objektif, tetapi juga pengukuran subjektif.
“Contoh indikator objektif itu seperti pertumbuhan ekonomi, inflasi, morbiditas, literasi, pengangguran, kriminalitas dan lain sebagainya. Tetapi, indikator objektif perlu juga divalidasi dengan indikator subjektif, seperti Indeks kebahagiaan ini,” ujarnya, Senin (2/6/2014).
Menurutnya, indeks kebahagian diperlukan sebagai bentuk konfirmasi masyarakat terhadap kinerja pembangunan selama ini. Adapun, BPS melakukan survei indeks kebahagiaan terhadap 10.000 responden warga Indonesia.
Dari jumlah responden tersebut, setidaknya terdapat 10 indikator kepuasan individu, a.l. pekerjaan, pendapatan rumah tangga, kondisi rumah dan aset, pendidikan, kesehatan, keharmonisan keluarga, hubungan sosial, ketersediaan waktu luang, kondisi lingkungan dan kondisi keamanan.
Sebelumnya, indeks kebahagiaan menurut Legatum Institute, sebuah lembaga analis dari London,menyebutkan color=red]Indonesia berada di peringkat[ 69 dari 142 negara. Peringkat tersebut di bawah Vietnam di nomor 62, [/color]Sri Lanka di nomor 60, Filipina nomor 66, dan Malaysia di level 40.
Sementara itu, World Happiness Report 2013 atau laporan kebahagiaan dunia yang dirilis Earth Institute menyebutkan Denmark, Norwegia, Swiss, Belanda, dan Swedia merupakan lima negara paling bahagia di dunia.
Sedikit berbeda dengan di atas, peringkat kebahagiaan 2013 yang dirilis Organization for Economic Cooperation and Development (OECD), justru menyebutkan Australia menempati posisi puncak, disusul Swedia, Kanada, Norwegia, dan Swiss.
Inilah kebahagiaan Indonesia hasil Survei Pengukuran Kebahagiaan tahun 2013 oleh BPS

dibagian manakah agan??
Fyi Skrg telah dilakukan survei lagi untuk tahun 2014 semantara progress pengolahan data smoga hasil di tahun ini lebih baik

liat di yutube pideonya gan


Spoiler for kalo g kuat buffer ini mungkin bisa jadi ringkasannya:
Pentingnya Indeks Kebahagiaan
Indeks Kebahagiaan atau di Internasional disebut Happiness Index dianggap penting oleh negara maju, salah satunya adalah negara-negara yang tergabung dalam OECD. Negara lain yang juga menjadi pelopor Indeks Kebahagiaan adalah Bhutan yang sudah menyusun GNH (Gross National of Happiness).
Mengapa Indeks Kebahagiaan? Paradoks pembangunan yang muncul dari dampak kehidupan sosial ekonomi,ternyata belum mampu dijelaskan oleh indikator yang disusun secara objektif. Meningkatnya produk domestik bruto, menurunnya angka kemiskinan, dan terus meningkatnya nilai IPM, membuat raport pemerintah dari sisi makro selalu positif. Di sisi lain, meningkatnya jarak antara si kaya dan di miskin mencapai 0,4 dalam indeks Gini, meningkatnya tingkat kejahatan, terus menerusnya terjadi perkelahiaan massal, kasus asusila, kekerasan terhadap perempuan maupun KDRT yang makin sering kita lihat di berita, menjadi bagian yang perlu diredam.
Pembangunan nasional menempatkan manusia sebagai objeknya. Sesuai amanat pembukaan UUD 1945 “memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial”, juga termaktub dalam pasal 33 ayat 3 menyebutkan “Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat”. Akhirnya rakyatlah yang seharusnya menilai, apakah pembangunan yang dilakukan pemerintah selama ini sudah menyentuh kehidupan masyarakat atau belum. Sehingga ukuran keberhasilan pembangunan menjadi sebuah ukuran subjektif yang dirasakan oleh rakyat, hasil refleksi dari pembangunan yang dilakukan pemerintah. Disinilah pentingnya pengukuran indikator kepuasan hidup sebagai pendekatan terhadap indeks kebahagiaan penduduk Indonesia dalam melihat capaian pembangunan.
Pentingnya indeks kebahagiaan bukan berarti bahwa indikator ekonomi harus begitu saja digantikan oleh indikator kebahagiaan, tetapi semata-mata untuk melengkapi indikator ekonomi yang telah ada, sebagai ukuran perkembangan dan keberhasilan pembangunan
Spoiler for apa sih gunanya indeks kebahagiaan?:
Badan Pusat Statistik (BPS) mengklaim indeks kebahagiaan dapat mengukur capaian kinerja pembangunan pemerintah menjadi lebih valid, sekaligus menjadi pertimbangan pemerintah dalam mendorong kesejahteraan masyarakat.
BPS menyebutkan indeks kebahagiaan warga Indonesia 2013 di level 65,11 pada skala 0-100. Nilai indeks 100 mencerminkan kondisi sangat bahagia. Sebaliknya, indeks 0 mencerminkan kondisi sangat tidak bahagia. Dengan demikian, indeks 65,11 tersebut mencerminkan kondisi cukup bahagia.
Kepala BPS Suryamin mengatakan kondisi dan perkembangan tingkat kesejahteraan masyarakat perlu dievaluasi menggunakan berbagai indikator. Menurutnya, indikator yang diperlukan bukan hanya berupa pengukuran secara objektif, tetapi juga pengukuran subjektif.
“Contoh indikator objektif itu seperti pertumbuhan ekonomi, inflasi, morbiditas, literasi, pengangguran, kriminalitas dan lain sebagainya. Tetapi, indikator objektif perlu juga divalidasi dengan indikator subjektif, seperti Indeks kebahagiaan ini,” ujarnya, Senin (2/6/2014).
Menurutnya, indeks kebahagian diperlukan sebagai bentuk konfirmasi masyarakat terhadap kinerja pembangunan selama ini. Adapun, BPS melakukan survei indeks kebahagiaan terhadap 10.000 responden warga Indonesia.
Dari jumlah responden tersebut, setidaknya terdapat 10 indikator kepuasan individu, a.l. pekerjaan, pendapatan rumah tangga, kondisi rumah dan aset, pendidikan, kesehatan, keharmonisan keluarga, hubungan sosial, ketersediaan waktu luang, kondisi lingkungan dan kondisi keamanan.
Sebelumnya, indeks kebahagiaan menurut Legatum Institute, sebuah lembaga analis dari London,menyebutkan color=red]Indonesia berada di peringkat[ 69 dari 142 negara. Peringkat tersebut di bawah Vietnam di nomor 62, [/color]Sri Lanka di nomor 60, Filipina nomor 66, dan Malaysia di level 40.
Sementara itu, World Happiness Report 2013 atau laporan kebahagiaan dunia yang dirilis Earth Institute menyebutkan Denmark, Norwegia, Swiss, Belanda, dan Swedia merupakan lima negara paling bahagia di dunia.
Sedikit berbeda dengan di atas, peringkat kebahagiaan 2013 yang dirilis Organization for Economic Cooperation and Development (OECD), justru menyebutkan Australia menempati posisi puncak, disusul Swedia, Kanada, Norwegia, dan Swiss.
Inilah kebahagiaan Indonesia hasil Survei Pengukuran Kebahagiaan tahun 2013 oleh BPS
Quote:

dibagian manakah agan??

Spoiler for Berita dari Koran Tempo:
TEMPO.CO, Jakarta - Studi Pengukuran Tingkat Kebahagiaan yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa kebanyakan orang Indonesia cukup bahagia. Dari skala 0-100, di mana 100 merefleksikan kondisi sangat bahagia, Indonesia berada pada posisi 65,11 persen.
"Bisa dibilang orang Indonesia rata-rata cukup bahagia," kata Kepala BPS Suryamin di kantornya, Senin, 2 Juni 2014.
Studi kebahagiaan ini melibatkan sepuluh ribu responden dengan berbagai indikator, di antaranya berdasarkan klasifikasi tempat tinggal, jenis kelamin, kedudukan dalam rumah tangga, dan status pendidikan.
"Dari situ, terlihat penduduk di perkotaan relatif lebih tinggi indeks kebahagiaannya dibandingkan dengan di pedesaan dengan mencapai 65,92," kata dia.
Selain itu, orang yang belum menikah indeks kebahagiaannya tak jauh berbeda dengan masyarakat yang sudah menikah. Indeks kebahagiaan orang yang belum menikah berada di posisi 64,99 sedangkan orang yang sudah menikah 65,31.
"Keluarga yang punya anak lebih dari dua juga justru tidak lebih bahagia. Paling pas itu memang dua anak cukup, indeks kebahagiaannya sampai 65,9 persen," ujarnya.
Suryamin mengatakan pengukuran indeks kebahagiaan ini perlu dilakukan untuk mengetahui kondisi dan perkembangan tingkat kesejahteraan masyarakat. Menurut dia, indeks kebahagiaan ini sudah dilakukan di berbagai negara. "Rujukannya memang internasional tapi kami menyesuaikan kondisi di dalam negeri," ujarnya.
Meski baru dilakukan pertama kalinya di Indonesia, ia mengatakan studi ini bisa dilakukan lagi pada tahun-tahun selanjutnya. "Bisa saja dua tahun sekali atau tiga tahun sekali," ujarnya.
"Bisa dibilang orang Indonesia rata-rata cukup bahagia," kata Kepala BPS Suryamin di kantornya, Senin, 2 Juni 2014.
Studi kebahagiaan ini melibatkan sepuluh ribu responden dengan berbagai indikator, di antaranya berdasarkan klasifikasi tempat tinggal, jenis kelamin, kedudukan dalam rumah tangga, dan status pendidikan.
"Dari situ, terlihat penduduk di perkotaan relatif lebih tinggi indeks kebahagiaannya dibandingkan dengan di pedesaan dengan mencapai 65,92," kata dia.
Selain itu, orang yang belum menikah indeks kebahagiaannya tak jauh berbeda dengan masyarakat yang sudah menikah. Indeks kebahagiaan orang yang belum menikah berada di posisi 64,99 sedangkan orang yang sudah menikah 65,31.
"Keluarga yang punya anak lebih dari dua juga justru tidak lebih bahagia. Paling pas itu memang dua anak cukup, indeks kebahagiaannya sampai 65,9 persen," ujarnya.
Suryamin mengatakan pengukuran indeks kebahagiaan ini perlu dilakukan untuk mengetahui kondisi dan perkembangan tingkat kesejahteraan masyarakat. Menurut dia, indeks kebahagiaan ini sudah dilakukan di berbagai negara. "Rujukannya memang internasional tapi kami menyesuaikan kondisi di dalam negeri," ujarnya.
Meski baru dilakukan pertama kalinya di Indonesia, ia mengatakan studi ini bisa dilakukan lagi pada tahun-tahun selanjutnya. "Bisa saja dua tahun sekali atau tiga tahun sekali," ujarnya.
Fyi Skrg telah dilakukan survei lagi untuk tahun 2014 semantara progress pengolahan data smoga hasil di tahun ini lebih baik


Diubah oleh gpzpunkx 18-07-2014 05:22
0
2.1K
Kutip
17
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan