- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Akademisi: Lembaga Survei Abal-Abal Kacaukan Quick Count
![armansky](https://s.kaskus.id/user/avatar/2010/06/15/avatar1781960_8.gif)
![Avatar border](https://s.kaskus.id/images/avatarborder/1.gif)
TS
armansky
Akademisi: Lembaga Survei Abal-Abal Kacaukan Quick Count
Quote:
Jakarta, GATRAnews- Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Banten, Leo Agustino, mensinyalir ada upaya pengacauan hasil hitung capat (quick count) lembaga jajak pendapat kridibel oleh lembaga survei yang rekam jejaknya belum jelas alias abal-abal.
"Pengacauan hasil hitungan cepat tersebut, setidaknya dilakukan oleh pollster yang jejak rekamnya belum teruji punya kredibilitas dan integritas yang baik," ujar Leo, Sabtu (12/7).
Selain itu, berdsarkan informasi yang didapatnya Leo, situasi ini merupakan langkah terencana yang dilakukan oleh Rob Allyn, seorang konsultan politik Amerika Serikat, yang berafiliasi dengan salah seorang kontestan pilpres. Situasi ini tentu saja dilakukannya untuk memenangkan capres yang menyewanya.
"Jejak rekam Rob Allyn yang melakukan tindakan 'muddy the statistical waters' di Indonesia, sebelumnya juga pernah dilakukan di Meksiko beberapa waktu lalu. Setidaknya ini yang Saya baca informasinya dari 'kicauan' Prof Dr Marcus Mietzner," ungkapnya.
Akibatnya, muncul kebingungan di level masyarakat luas, terutama pollster mana yang pantas menjadi referensi. Malangnya, rakyat kita telah terbelah menjadi dua kelompok besar yang saling klaim kemenangan masing-masing jagoannya.
"Masyarakat yang telah meyakini kemenangan 'jagoannya' Rob Allyn, tentu akan 'menghukum' Komisi Pemilihan Umum (KPU) apabila hasil real count lembaga negara itu tidak sama dengan quick count pollster yang mendukung pasangan nomor urut 1," ujarnya.
Leo menegaskan, jika perbedaan kesimpulan hasil hitung cepat itu tidak dituntaskan melalui audit independen, bisa memicu hal-hal yang tidak diinginkan karena masyarakat saat ini telah terbelah dua dan saling berhadap-hadapan (head to head).
"Jika situasi ini tidak diselesaikan, saya khawatir keterbelahan masyarakat yang sudah terbelah akan menjadi semakin akut," ungkapnya.
Atas kondisi itu, kedua pasangan capres dan cawapres masing-masing harus menahan diri dan tidak bersikap berlebihan, terutama di 'balik layar', sebab politik selalu menyediakan ruang bagi elit politik berlaku di front maupun back stage.
"Yang saya khawatirkan sekarang, di front stage, elit politik kita seolah-oleh tenang, tapi di back stage, ia melakukan aksi atau tindakan yang machiavellis," katanya.
Menurut Leo, demokrasi Indonesia telah berjalan baik karena berbagai usaha perubahan menuju demokrasi yang 'matang' terus dilakukan. Namun, dinamikanya berubah sebelum dan pasca pilpres, sehingga bisa menjadi preseden buruk bagi 'deepening democracy' negara kita.
"Pengacauan hasil hitungan cepat tersebut, setidaknya dilakukan oleh pollster yang jejak rekamnya belum teruji punya kredibilitas dan integritas yang baik," ujar Leo, Sabtu (12/7).
Selain itu, berdsarkan informasi yang didapatnya Leo, situasi ini merupakan langkah terencana yang dilakukan oleh Rob Allyn, seorang konsultan politik Amerika Serikat, yang berafiliasi dengan salah seorang kontestan pilpres. Situasi ini tentu saja dilakukannya untuk memenangkan capres yang menyewanya.
"Jejak rekam Rob Allyn yang melakukan tindakan 'muddy the statistical waters' di Indonesia, sebelumnya juga pernah dilakukan di Meksiko beberapa waktu lalu. Setidaknya ini yang Saya baca informasinya dari 'kicauan' Prof Dr Marcus Mietzner," ungkapnya.
Akibatnya, muncul kebingungan di level masyarakat luas, terutama pollster mana yang pantas menjadi referensi. Malangnya, rakyat kita telah terbelah menjadi dua kelompok besar yang saling klaim kemenangan masing-masing jagoannya.
"Masyarakat yang telah meyakini kemenangan 'jagoannya' Rob Allyn, tentu akan 'menghukum' Komisi Pemilihan Umum (KPU) apabila hasil real count lembaga negara itu tidak sama dengan quick count pollster yang mendukung pasangan nomor urut 1," ujarnya.
Leo menegaskan, jika perbedaan kesimpulan hasil hitung cepat itu tidak dituntaskan melalui audit independen, bisa memicu hal-hal yang tidak diinginkan karena masyarakat saat ini telah terbelah dua dan saling berhadap-hadapan (head to head).
"Jika situasi ini tidak diselesaikan, saya khawatir keterbelahan masyarakat yang sudah terbelah akan menjadi semakin akut," ungkapnya.
Atas kondisi itu, kedua pasangan capres dan cawapres masing-masing harus menahan diri dan tidak bersikap berlebihan, terutama di 'balik layar', sebab politik selalu menyediakan ruang bagi elit politik berlaku di front maupun back stage.
"Yang saya khawatirkan sekarang, di front stage, elit politik kita seolah-oleh tenang, tapi di back stage, ia melakukan aksi atau tindakan yang machiavellis," katanya.
Menurut Leo, demokrasi Indonesia telah berjalan baik karena berbagai usaha perubahan menuju demokrasi yang 'matang' terus dilakukan. Namun, dinamikanya berubah sebelum dan pasca pilpres, sehingga bisa menjadi preseden buruk bagi 'deepening democracy' negara kita.
http://www.gatra.com/politik-1/56757...ick-count.html
Quote:
terlepas dari hal yg diatas, metro tv jg diharapkan berhenti memberitakan ttg kemenangan capres no. urut 2, kenapa? karena menurut gw itu adalah taktik untuk membangun opini masyarakat kalau nmr 2 itu sudah menang, jadi kl hasil KPU beda maka akan dikira indikasi kecurangan (ingat JK pernah ngomong "hanya kecurangan lah yang bisa mengalahkan kami"), jadi agan2 jangan gampang terpancing ya, kita tunggu hasil resmi KPU ![Big Grin emoticon-Big Grin](https://s.kaskus.id/images/smilies/sumbangan/14.gif)
![Big Grin emoticon-Big Grin](https://s.kaskus.id/images/smilies/sumbangan/14.gif)
Quote:
hasil quick count gak bisa jadikan acuan kemengan pilpres, kenapa? nih liat aja sumber dari indikator politik
Berikut hasil quick count Indikator Politik, Rabu (9/7):
1. Prabowo - Hatta: 47,20%
2. Jokowi - JK : 52,47%
Data masuk: 92,2%
Sampel TPS (N): 2.000
Margin of error: +/- 1%
Selisih suara: 5,27 %
sampel cuma 2000 TPS dari ratusan ribu di indonesia![Cape d... (S) emoticon-Cape d... (S)](https://s.kaskus.id/images/smilies/capedes.gif)
Berikut hasil quick count Indikator Politik, Rabu (9/7):
1. Prabowo - Hatta: 47,20%
2. Jokowi - JK : 52,47%
Data masuk: 92,2%
Sampel TPS (N): 2.000
Margin of error: +/- 1%
Selisih suara: 5,27 %
sampel cuma 2000 TPS dari ratusan ribu di indonesia
![Cape d... (S) emoticon-Cape d... (S)](https://s.kaskus.id/images/smilies/capedes.gif)
Quote:
![I Love Indonesia (S) emoticon-I Love Indonesia (S)](https://s.kaskus.id/images/smilies/iloveindonesias.gif)
![I Love Indonesia (S) emoticon-I Love Indonesia (S)](https://s.kaskus.id/images/smilies/iloveindonesias.gif)
Diubah oleh armansky 13-07-2014 11:39
0
2.4K
Kutip
20
Balasan
![Guest](https://s.kaskus.id/user/avatar/default.png)
![Avatar border](https://s.kaskus.id/images/avatarborder/1.gif)
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
![Guest](https://s.kaskus.id/user/avatar/default.png)
![Avatar border](https://s.kaskus.id/images/avatarborder/1.gif)
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan