sabil.haqAvatar border
TS
sabil.haq
[Puskaptis di mata VIVA news] Rekam jejak Puskaptis yang Kelam
Beberapa Hasil Survei Puskaptis Meleset
Jadi, hasil survei yang menyatakan elektabilitas SBY-Boediono turun diragukan.

VIVAnews - Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono meragukan hasil survei Pusat Kajian Kebijakan dan Pembangunan Strategis (Puskaptis) yang terbaru. Tim SBY-Boediono menilai rekam jejak Puskaptis di dunia persurveian terbukti sering meleset.

Respons Tim SBY-Boediono ini keluar setelah Puskaptis menyatakan elektabilitas SBY-Boediono menurun jadi 52 persen dalam survei 4-11 Juni 2009. Elektabilitas Megawati Soekarnoputri-Prabowo Subianto 22,17 persen, sementara Jusuf Kalla-Wiranto jadi 17,2 persen. Responden survei ini 2.888 yang diambil berdasarkan metode multistage random sampling.

Untuk menilai survei Puskaptis ini, Dewan Pakar SBY-Boediono memiliki dua indikator. Pertama rekam jejak dan kedua metodologi penelitian.

Menurut Wakil Ketua Dewan Pakar Tim SBY-Boediono, Bima Arya Sugiarto, rekam jejak membuktikan lembaga yang dipimpin Husin Yazid ini sering meleset. "Selain itu perlu dikritisi metodologi Puskaptis meliputi validitas sampel, sebaran demografis responden, profil responden yang tak pernah dijelaskan secara gamblang ke publik," ujar Bima dalam pernyataan tertulis ke VIVAnews, Senin 22 Juni 2009.

Berikut beberapa kesalahan prediksi Puskaptis menurut Bima Arya:
1. Hasil Pilkada Sumatera Selatan
Puskaptis memprediksi Alex Noerdin-Eddy Yusuf akan memperoleh suara sebesar 48,89 persen dan Syahrial Oesman-Helmi Yahya memperoleh 51,11 persen. Survei itu dilaksanakan pada 28 Juni hingga 10 Juli 2008 lalu dengan 6.455 responden di 15 kabupaten dan kota di Sumsel.

Sementara, hasil perhitungan akhir KPU menunjukkan Alex Noerdin sebagai pemenang dengan perolehan 51,4 persen dan Syarial Oesman sebesar 48, 6 persen.

2. Hasil Pilkada Jawa Barat
Puskaptis memperkirakan Danny Setiawan akan memenangi Pilkada dengan perolehan suara 42, 89 %, Agum Gumelar 34,65 %, dan Ahmad Heryawan 22,46. Survei tersebut dilakukan pada 28 Maret-6 April 2008 pada 603 kecamatan di 26 kabupaten/kota di Jabar dengan responden sebanyak 15.102 orang. Metode yang digunakan secara random sampling dengan margin of error 3-5 persen dan tingkat kebenarannya 95 persen.

Sementara, hasil perhitungan akhir KPU menunjukkan Ahmad Heryawan - Dede Yusuf berhasil memenangi Pilkada. H. Ahmad Heryawan-H. Dede Yusuf (Hade) dengan perolehan suara 7.287.647 suara; H. Agum Gumelar-H. Nu'man Abdul Hakim (Aman) 6.217.557 suara dan H. Danny Setiawan-H. Iwan Sulanjana (Da'i) memperoleh 4.490.901 suara.

3. Hasil Pemilu Legislatif 2009
Puskaptis juga salah dalam memprediksi hasil pemilu legislatif. PDIP mendapatkan dukungan 19,60 persen, PD (19,18), Golkar (18,26), PKS (8,78), PPP (3,50), Gerindra (2,46), PAN (2,16), PKB (1,67), Hanura (1,35), PBB (0,35), dan PDS (0,19 persen). Survei tersebut dilakukan pada 16 - 24 Maret 2009. Survei itu melibatkan 1.250 responden yang tersebar di 33 provinsi, 75 kabupaten, 300 kecamatan, 600 desa / kelurahan dengan margin error 3 persen dan tingkat keyakinan 95 persen.

Sementara, hasil real count KPU menunjukkan, PD memperoleh suara 20,85%, Partai Golkar 14,45%, PDI P 14,03%, PKS 7,88%, dan PAN 6,01%.

Jadi, kata Bima Arya yang juga Direktur Eksekutif Charta Politika itu, "Track record Puskaptis sebagai lembaga survei politik sangat meragukan."

sumber Vivanews

Ini Rekam Jejak Survei Puskaptis yang Menangkan Prabowo-Hatta

Jakarta - "Saya diancam beberapa oknum. Ketika itu saya minta bantuan keamanan. Polisi langsung datang mengamankan saya dari amukan warga," ucap Husin saat tampil di Metro TV pagi ini.

Setahun sebelumnya Puskaptis menyatakan bahwa Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli (Foke-Nara) akan mengalahkan Joko Widodo-Basuki T Purnama (Jokowi-Ahok) pada Pilgub DKI 2012. Berdasarkan survei itu, elektabilitas Foke-Nara mencapai 47,22 persen. Posisi ke-2 pasangan Jokowi-Ahok dengan elektabilitas 15,16 peren. Disusul Hidayat Nurwahid-Didik J Rachbini 10,28 persen, Faisal Basri-Biem Benyamin 3,17 persen, Alex Noerdin-Nono Sampono 2,31 persen, dan Hendarji Supanjdi-A Riza Patria 1,55 persen. Padahal hasilnya, ternyata Jokowi-Ahok menang telak.

Pada tahun yang sama, Puskaptis sudah menyebut bahwa Hatta Rajasa adalah figur calon wakil Presiden paling ideal. Padahal saat itu masih dua tahun sebelum pelaksanaan Pilpres tahun ini.

Puskaptis juga pernah merilis survei mengenai Pilpres 2009. Survei itu menghasilkan kesimpulan bahwa Megawati Soekarnoputri adalah figur terpopuler dan Prabowo Subianto sosok paling disukai. Anehnya, nama Jusuf Kalla (JK) tak masuk dalam survei.

"Tokoh yang diambil adalah tokoh yang sudah mempunyai afiliasi terhadap salah satu partai. JK tidak masuk karena tidak punya afiliasi terhadap partai," kata Husin.

Prabowo Subianto sebelumnya mengklaim kemenangan pada quick count Pilpres 2014. Dia merujuk pada hasil tiga lembaga survei, termasuk Puskaptis. Terkait hasil yang berbeda dengan kubunya, dia menyebut ada kemungkinan survei bayaran dan rekayasa. Padahal Direktur RRI dan Kompas, dua lembaga survei yang independen, sudah menegaskan netral. Pada Pileg lalu, survei mereka pun paling mendekati real count.

sumber

Dari dulu Puskaptis memang Bermasalah

Ingat ketika Pilpres 2009 masih akan berlangsung setahun mendatang, Pusat Kajian dan Pembangunan Strategis (Puskaptis) merilis survei bahwa Megawati Soekarnoputri adalah figur terpopuler dan Prabowo Subianto sosok paling disukai.

Anehnya, nama Jusuf Kalla (JK) tak masuk dalam survei. Namun apa yang terjadi, Pilpres saat itu dimenangkan pasangan Soesilo Bambang Yudhoyono- Jusuf Kalla (SBY-JK).

Pada tahun 2013 Puskaptis pernah merilis quick count di Sumatera Selatan yang menyebut pasangan cagub-cawagub Sarimuda-Nelly unggul. Akibat dari hasil tersebut, tim sukses pasangan nomor urut 3 Herman Deru-Maphilinda Boer melakukan protes keras dengan mendatangi kantor Puskaptis.

Polisi pun langsung mengamankan Direktur Puskaptis Husin Yazid agar tak menimbulkan konflik lebih lanjut. Ketika itu Husin berkilah bahwa hasil quick count belum 100% sehingga hasilnya demikian

"Saya diancam beberapa oknum. Ketika itu saya minta bantuan keamanan. Polisi langsung datang mengamankan saya dari amukan warga," ucap Husin Yazid saat tampil di Metro TV pagi ini.

Setahun sebelumnya Puskaptis menyatakan bahwa Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli (Foke-Nara) akan mengalahkan Joko Widodo-Basuki T Purnama (Jokowi-Ahok) pada Pilgub DKI 2012. Berdasarkan survei itu, elektabilitas Foke-Nara mencapai 47,22 persen. Posisi ke-2 pasangan Jokowi-Ahok dengan elektabilitas 15,16 peren. Disusul Hidayat Nurwahid-Didik J Rachbini 10,28 persen, Faisal Basri-Biem Benyamin 3,17 persen, Alex Noerdin-Nono Sampono 2,31 persen, dan Hendarji Supanjdi-A Riza Patria 1,55 persen. Padahal hasilnya, ternyata Jokowi-Ahok menang telak.

Dua tahun sebelum Pilpres kali ini, Puskaptis sudah menyebut bahwa Hatta Rajasa adalah figur calon wakil Presiden paling ideal. Ada ini yang membuat Puskaptis tetap menempatkan pasangan Prabowo-Hatta sebagai pemenang Pilpres 2014 hasil quick count? (hasilnya 52,06 persen untuk Prabowo-Hatta dan Jokowi –JK 47,95 persen

sumber
Diubah oleh sabil.haq 12-07-2014 11:29
0
2.7K
16
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan