JAKARTA, KOMPAS.com — Anggota Dewan Penasihat Tim Pemenangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, Marzuki Alie ikut mengomentari hasil laga semifinal Piala Dunia 2014 antara Brasil dan Jerman yang berakhir dengan skor 1-7.
Menurut Marzuki, bukan tidak mungkin hasil mengejutkan itu merupakan pertanda alam untuk pemilu presiden di Indonesia. "Skor 7-1 Jerman-Brasil apakah ini pertanda-Mu bahwa presiden ketujuh akan dimenangkan oleh capres nomor 1?" tulis Marzuki dalam layanan pesan, Rabu (9/7/2014) pagi.
Politisi Partai Demokrat itu sejak awal sudah menyatakan dukungannya kepada pasangan capres-cawapres nomor satu, Prabowo-Hatta, jauh sebelum partainya menyatakan dukungan untuk pasangan ini.
"Kalau memang ini pertanda-Mu, maka gerakkanlah hati seluruh rakyat Indonesia pada hari ini, untuk memilih pasangan capres-cawapres nomor 1, untuk Indonesia yang merdeka, bersatu, dan berdaulat, adil, dan makmur," ujar Ketua DPR tersebut.
Laga semifinal Piala Dunia 2014 antara Brasil dan Jerman memang digelar hanya beberapa jam sebelum pemungutan suara Pemilu Presiden 2014. Pada hajatan demokrasi kali ini, dua pasangan calon akan berebut dukungan, yakni pasangan Prabowo-Hatta dan Joko Widodo-Jusuf Kalla.
Yang terhormat bapak Marzukie Alie, mungkin ini maksud bapak pertanda German menang 7-1 atas Brazil, pasangan nomor 1 dikalahkan dengan 70% oleh pasangan nomor 2.... di german
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Persatuan Pelajar Indonesia di Jerman, Yoga Kartiko, mengatakan pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 2, Joko Widodo-Jusuf Kalla, memenangi pemilihan presiden di Jerman. "Dari penghitungan surat suara di Jerman, dari sebanyak 957 suara, Jokowi memperoleh 676 suara," kata Yoga saat dihubungi Tempo, Rabu, 9 Juli 2014.
Sedangkan pasangan capres dan cawapres nomor urut 1, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, ujar Yoga, hanya meraih separuh dari hasil yang diperoleh Jokowi, yakni 271 suara. Selain itu, sepuluh suara lainnya dinyatakan tidak sah.
Menurut Yoga, angka tersebut merupakan hasil penghitungan suara warga negara Indonesia di Jerman yang mencoblos pada 5 Juli 2014 waktu Berlin. Adapun sekitar 300 surat suara yang dikirim melalui pos akan dihitung pada 13 Juli 2014 waktu Berlin. Menurut pengalaman pemilu legislatif pada April lalu, WNI di Jerman paling banyak mencoblos Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.
Yoga mengatakan WNI di Jerman lebih menyukai visi-misi yang diusung Jokowi daripada Prabowo. Biasanya, WNI melakukan riset melalui pemberitaan di Internet. Selain itu, ujar Yoga, isu pelanggaran hak asasi manusia yang ditujukan kepada Prabowo membuat suara Prabowo-Hatta di Jerman melemah. "Sebab, banyak WNI di Jerman merupakan aktivis masa Orde Baru. Prabowo mungkin punya riwayat kurang baik di pandangan para aktivis 1998," tutur Yoga.
Hasil pemungutan suara di Jerman tidak diwarnai protes oleh dua saksi utusan masing-masing kandidat. Setelah saksi Prabowo dan Jokowi serta sejumlah forum WNI di Jerman menandatangani hasil pemilihan presiden, WNI yang berkumpul di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Jerman bubar pukul 17.00 waktu setempat.
Sebelumnya, penghitungan surat suara di Jerman diwarnai protes. Menurut Yoga, saksi utusan Prabowo-Hatta Rajasa kerap membuat masalah, dari memprotes waktu penghitungan yang telah disepakati hingga datang terlambat.