- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
- Hindari Pertemuan Wajib Pajak dan Petugas, Jatim Luncurkan ATM Samsat 


TS
peyotpetot
Hindari Pertemuan Wajib Pajak dan Petugas, Jatim Luncurkan ATM Samsat
Quote:
Hindari Pertemuan Wajib Pajak dan Petugas, Jatim Luncurkan ATM Samsat
Jadi ”KTP” Kendaraan, Mudahkan Yang Tinggal di Luar Daerah
08 Juli 2014 04:50 WIB
 
BERTEMUNYA wajib pajak (WP) dan petugas menjadi salah satu celah korupsi dalam layanan publik. Tak ingin hal itu terus terjadi, Dispenda Jatim-Polda Jatim meluncurkan program layanan baru: ATM samsat. Dengan layanan itu, para WP yang akan memperpanjang STNK tinggal datang ke mesin ATM.
*****
Andri Diaman langsung menepuk jidat di Kantor Samsat Surabaya Timur kemarin. Pria yang tinggal di Jakarta, namun ber-KTP di Surabaya tersebut menyatakan kaget ketika diberi tahu petugas untuk mengurus kartu smart card. Setelah diberi penjelasan bahwa dia tidak perlu jauh-jauh mengurus administrasi dua mobilnya yang kini berada di Jakarta, namun tetap berpelat L, dia langsung ngeh.
’’Ya, sudah telanjur ke sini. Tapi baguslah, saya berharap mesin ATM samsat ini sudah ada di Jakarta tahun depan,’’ kata wirausahawan percetakan tersebut. Sebab, sejak pindah ke Jakarta empat tahun lalu, saban tahun dia mesti meluangkan waktu khusus untuk datang ke Surabaya. Tidak hanya menjenguk orang tua, tetapi juga mengurus perpanjangan STNK. Untung saja, pajak dua mobilnya sama-sama habis pada Juli.
Andri menyatakan cukup puas dengan layanan perpanjangan yang ada. ’’Cepat dan tidak ribet,’’ katanya. Hanya, untuk mengurus perpanjangan ganti pelat nomor setelah lima tahun, pria 42 tahun tersebut mengaku masih ribet. ’’Untuk perpanjangan sudah sangat bagus. Tapi, bila STNK hilang atau ganti bodi akibat kecelakaan, kayaknya kok masih rumit,’’ tuturnya.
Andri memang tidak sekadar ngomong. Untuk perpanjangan STNK kendaraan bermotor, masyarakat Jawa Timur tergolong yang cukup ’’dimanja’’. Ada samsat drive-thru, ada samsat payment point, samsat corner, samsat keliling, E-samsat, dan terakhir yang akan di-launching hari ini adalah ATM Samsat Jatim.
Berbeda dengan inovasi-inovasi layanan publik sebelumnya, ATM Samsat Jatim akan menjadi dasar pengembangan layanan publik pembayaran pajak kendaraan bermotor (PKB) ke depan. Sebab, layanan itu mensyaratkan wajib pajak harus mempunyai smart card atau kartu ATM Samsat Jatim.
Kartu itu menyimpan data semua kendaraan yang dimiliki setiap wajib pajak. Begitu meng-entry, kartu tersebut menyuguhkan data lengkap berapa mobil dan sepeda motor yang dimiliki seorang wajib pajak, berikut tanggal kedaluwarsa pajaknya. ’’Gampangnya, ini seperti single identification number (SIN), tapi untuk kendaraan,’’ kata Dirlantas Polda Jatim Kombespol Verdianto Iskandar.
Menurut dia, kartu itu akan menjadi dasar identifikasi kepemilikan kendaraan di masa depan. ’’Semuanya akan terbaca dalam kartu tersebut. Dengan begitu, ke depan dalam layanan administrasi kendaraan, database-nya ada di kartu tersebut,’’ ucap perwira dengan tiga melati di pundak itu.
Namun, Verdianto mengatakan, untuk tahap awal pihaknya tidak mungkin langsung melakukan pengadaan untuk 13 juta kendaraan di Jawa Timur. ’’Bertahap, untuk awalnya kami menyediakan 25 ribu terlebih dahulu,’’ paparnya. Yang menjadi prioritas adalah para wajib pajak yang memiliki lebih dari satu mobil, yang salah satunya harus berganti pelat nomor setelah lima tahun. ’’Kami juga akan melakukan evaluasi di awal penerapan sistem ini,’’ imbuhnya.
Cara kerjanya sederhana. Setelah memiliki kartu ATM Samsat Jatim (bisa didapat di kantor samsat), seorang wajib pajak tinggal mendatangi ATM samsat, yang memang dilengkapi semacam reader untuk memindai kartu tersebut. Persis dengan ATM. Ada beberapa arahan. Wajib pajak memencet-mencet sejumlah nomor dan password untuk m-banking sebelum keluar semacam notice bank. Setelah itu, tinggal memasukkan STNK ke dalam mesin tersebut, yang secara otomatis meng-emboss dan mengesahkan STNK yang ada. Semua proses itu bisa dilakukan dalam waktu tidak lebih dari dua menit.
Kecepatan pengurusan bukan merupakan keunggulan utama layanan tersebut. Sebab, layanan konvensional sebelum ini, baik drive-thru maupun layanan di kantor samsat, rata-rata juga telah mencatat waktu pelayanan tiga menit. Hanya, dari sisi praktis, ada banyak keunggulan lain.
Yang pertama, tentu saja seorang wajib pajak tak perlu bertatap muka atau berinteraksi langsung dengan petugas pelayanan. ’’Ini menutup celah terjadinya permainan-permainan. Juga, membuat calo akan semakin habis,’’ kata Kasubdit Regident Ditlantas Polda Jatim AKBP Budi Mulyanto. Logikanya sederhana, mengapa harus ke calo yang jelas lebih lama dan mahal ketimbang mengurus sendiri via ATM.
Yang kedua adalah layanan tidak terbatas waktu, jarak, dan tempat. Yakni, dengan menempatkan mesin-mesin itu di luar Jatim (di provinsi yang banyak pemilik kendaraan dengan pelat nomor Jatim), maka seorang wajib pajak tak perlu lagi pulang untuk sekadar mengurus STNK. ’’Dari penelusuran kami, pemakai kendaraan di luar Jatim itulah yang membuat calo masih ada. Karena enggan pulang atau terlalu ribet meluangkan satu hari dinas, sering kali wajib pajak ini menunggak. Kami ingin jemput bola,’’ papar Budi.
Selain itu, berinteraksi dengan satu anjungan mesin, semua layanan, mulai pendaftaran, penetapan, pembayaran, hingga pengesahan STNK tahunan, bisa langsung dilakukan. Seperti SIM corner dulu, seorang wajib pajak tidak perlu meluangkan waktu khusus datang ke samsat untuk mengurus perpanjangan pajak kendaraan. ’’Tapi, bisa dilakukan sambil jalan-jalan di mal. Artinya, menghemat waktu sangat banyak,’’ papar Budi. ’’Memang waktu layanannya tak berselisih. Tapi, seseorang tidak harus khusus datang ke samsat drive-thru atau kantor samsat yang menghabiskan waktu,’’ imbuhnya.
Pihak samsat memang bakal menempatkan mesin ATM khususnya tersebut di mal-mal. Sebagai awal, dua unit mesin itu sudah ditempatkan di Grand City Surabaya. ’’Kami akan mendatangkannya secara bertahap. Kami juga akan bekerja sama dengan lebih banyak bank,’’ jelasnya.
Hanya, soal reliabilitas mesin dan kesiapan server, belum ada satu pun yang bisa menjamin. ’’Pihak kami sebenarnya sudah siap. Soal server, toh kami juga berpengalaman dalam mengelola RTMC (regional traffic management centre, Red),’’ papar Budi.
Hanya, dia mengakui bahwa yang namanya teknologi memang kadang masih bisa bermasalah. Namun, kalau berpikir terus-menerus seperti itu, pemikiran-pemikiran inovatif tidak akan berkembang. ’’Justru sesuatu akan semakin matang bila ada masalah dan kemudian bisa mengatasinya,’’ katanya.
Budi menargetkan, dalam setahun ke depan, mesin-mesin itu tidak hanya berada di mal-mal seluruh Surabaya dan Jatim, tetapi juga ditempatkan di daerah lain dengan identitas kendaraan berpelat nomor Jatim-nya tinggi. Sebuah janji yang tentu sangat ditunggu Andri dan para pemilik kendaraan bermotor berpelat Jatim, tapi tinggal di luar provinsi. (ano/c7/nw)
Jadi ”KTP” Kendaraan, Mudahkan Yang Tinggal di Luar Daerah
08 Juli 2014 04:50 WIB
BERTEMUNYA wajib pajak (WP) dan petugas menjadi salah satu celah korupsi dalam layanan publik. Tak ingin hal itu terus terjadi, Dispenda Jatim-Polda Jatim meluncurkan program layanan baru: ATM samsat. Dengan layanan itu, para WP yang akan memperpanjang STNK tinggal datang ke mesin ATM.
*****
Andri Diaman langsung menepuk jidat di Kantor Samsat Surabaya Timur kemarin. Pria yang tinggal di Jakarta, namun ber-KTP di Surabaya tersebut menyatakan kaget ketika diberi tahu petugas untuk mengurus kartu smart card. Setelah diberi penjelasan bahwa dia tidak perlu jauh-jauh mengurus administrasi dua mobilnya yang kini berada di Jakarta, namun tetap berpelat L, dia langsung ngeh.
’’Ya, sudah telanjur ke sini. Tapi baguslah, saya berharap mesin ATM samsat ini sudah ada di Jakarta tahun depan,’’ kata wirausahawan percetakan tersebut. Sebab, sejak pindah ke Jakarta empat tahun lalu, saban tahun dia mesti meluangkan waktu khusus untuk datang ke Surabaya. Tidak hanya menjenguk orang tua, tetapi juga mengurus perpanjangan STNK. Untung saja, pajak dua mobilnya sama-sama habis pada Juli.
Andri menyatakan cukup puas dengan layanan perpanjangan yang ada. ’’Cepat dan tidak ribet,’’ katanya. Hanya, untuk mengurus perpanjangan ganti pelat nomor setelah lima tahun, pria 42 tahun tersebut mengaku masih ribet. ’’Untuk perpanjangan sudah sangat bagus. Tapi, bila STNK hilang atau ganti bodi akibat kecelakaan, kayaknya kok masih rumit,’’ tuturnya.
Andri memang tidak sekadar ngomong. Untuk perpanjangan STNK kendaraan bermotor, masyarakat Jawa Timur tergolong yang cukup ’’dimanja’’. Ada samsat drive-thru, ada samsat payment point, samsat corner, samsat keliling, E-samsat, dan terakhir yang akan di-launching hari ini adalah ATM Samsat Jatim.
Berbeda dengan inovasi-inovasi layanan publik sebelumnya, ATM Samsat Jatim akan menjadi dasar pengembangan layanan publik pembayaran pajak kendaraan bermotor (PKB) ke depan. Sebab, layanan itu mensyaratkan wajib pajak harus mempunyai smart card atau kartu ATM Samsat Jatim.
Kartu itu menyimpan data semua kendaraan yang dimiliki setiap wajib pajak. Begitu meng-entry, kartu tersebut menyuguhkan data lengkap berapa mobil dan sepeda motor yang dimiliki seorang wajib pajak, berikut tanggal kedaluwarsa pajaknya. ’’Gampangnya, ini seperti single identification number (SIN), tapi untuk kendaraan,’’ kata Dirlantas Polda Jatim Kombespol Verdianto Iskandar.
Menurut dia, kartu itu akan menjadi dasar identifikasi kepemilikan kendaraan di masa depan. ’’Semuanya akan terbaca dalam kartu tersebut. Dengan begitu, ke depan dalam layanan administrasi kendaraan, database-nya ada di kartu tersebut,’’ ucap perwira dengan tiga melati di pundak itu.
Namun, Verdianto mengatakan, untuk tahap awal pihaknya tidak mungkin langsung melakukan pengadaan untuk 13 juta kendaraan di Jawa Timur. ’’Bertahap, untuk awalnya kami menyediakan 25 ribu terlebih dahulu,’’ paparnya. Yang menjadi prioritas adalah para wajib pajak yang memiliki lebih dari satu mobil, yang salah satunya harus berganti pelat nomor setelah lima tahun. ’’Kami juga akan melakukan evaluasi di awal penerapan sistem ini,’’ imbuhnya.
Cara kerjanya sederhana. Setelah memiliki kartu ATM Samsat Jatim (bisa didapat di kantor samsat), seorang wajib pajak tinggal mendatangi ATM samsat, yang memang dilengkapi semacam reader untuk memindai kartu tersebut. Persis dengan ATM. Ada beberapa arahan. Wajib pajak memencet-mencet sejumlah nomor dan password untuk m-banking sebelum keluar semacam notice bank. Setelah itu, tinggal memasukkan STNK ke dalam mesin tersebut, yang secara otomatis meng-emboss dan mengesahkan STNK yang ada. Semua proses itu bisa dilakukan dalam waktu tidak lebih dari dua menit.
Kecepatan pengurusan bukan merupakan keunggulan utama layanan tersebut. Sebab, layanan konvensional sebelum ini, baik drive-thru maupun layanan di kantor samsat, rata-rata juga telah mencatat waktu pelayanan tiga menit. Hanya, dari sisi praktis, ada banyak keunggulan lain.
Yang pertama, tentu saja seorang wajib pajak tak perlu bertatap muka atau berinteraksi langsung dengan petugas pelayanan. ’’Ini menutup celah terjadinya permainan-permainan. Juga, membuat calo akan semakin habis,’’ kata Kasubdit Regident Ditlantas Polda Jatim AKBP Budi Mulyanto. Logikanya sederhana, mengapa harus ke calo yang jelas lebih lama dan mahal ketimbang mengurus sendiri via ATM.
Yang kedua adalah layanan tidak terbatas waktu, jarak, dan tempat. Yakni, dengan menempatkan mesin-mesin itu di luar Jatim (di provinsi yang banyak pemilik kendaraan dengan pelat nomor Jatim), maka seorang wajib pajak tak perlu lagi pulang untuk sekadar mengurus STNK. ’’Dari penelusuran kami, pemakai kendaraan di luar Jatim itulah yang membuat calo masih ada. Karena enggan pulang atau terlalu ribet meluangkan satu hari dinas, sering kali wajib pajak ini menunggak. Kami ingin jemput bola,’’ papar Budi.
Selain itu, berinteraksi dengan satu anjungan mesin, semua layanan, mulai pendaftaran, penetapan, pembayaran, hingga pengesahan STNK tahunan, bisa langsung dilakukan. Seperti SIM corner dulu, seorang wajib pajak tidak perlu meluangkan waktu khusus datang ke samsat untuk mengurus perpanjangan pajak kendaraan. ’’Tapi, bisa dilakukan sambil jalan-jalan di mal. Artinya, menghemat waktu sangat banyak,’’ papar Budi. ’’Memang waktu layanannya tak berselisih. Tapi, seseorang tidak harus khusus datang ke samsat drive-thru atau kantor samsat yang menghabiskan waktu,’’ imbuhnya.
Pihak samsat memang bakal menempatkan mesin ATM khususnya tersebut di mal-mal. Sebagai awal, dua unit mesin itu sudah ditempatkan di Grand City Surabaya. ’’Kami akan mendatangkannya secara bertahap. Kami juga akan bekerja sama dengan lebih banyak bank,’’ jelasnya.
Hanya, soal reliabilitas mesin dan kesiapan server, belum ada satu pun yang bisa menjamin. ’’Pihak kami sebenarnya sudah siap. Soal server, toh kami juga berpengalaman dalam mengelola RTMC (regional traffic management centre, Red),’’ papar Budi.
Hanya, dia mengakui bahwa yang namanya teknologi memang kadang masih bisa bermasalah. Namun, kalau berpikir terus-menerus seperti itu, pemikiran-pemikiran inovatif tidak akan berkembang. ’’Justru sesuatu akan semakin matang bila ada masalah dan kemudian bisa mengatasinya,’’ katanya.
Budi menargetkan, dalam setahun ke depan, mesin-mesin itu tidak hanya berada di mal-mal seluruh Surabaya dan Jatim, tetapi juga ditempatkan di daerah lain dengan identitas kendaraan berpelat nomor Jatim-nya tinggi. Sebuah janji yang tentu sangat ditunggu Andri dan para pemilik kendaraan bermotor berpelat Jatim, tapi tinggal di luar provinsi. (ano/c7/nw)
Gak dipulosoro, gak diperes ...

Bukan hasil janji capres .......................................................

0
1.6K
Kutip
7
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan