- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
[Kalap, apapun halal ,ini ciri Pemimpin Dzalim] Tabloid Sapujagat Serang Jokowi


TS
sabil.haq
[Kalap, apapun halal ,ini ciri Pemimpin Dzalim] Tabloid Sapujagat Serang Jokowi
TEMPO.CO, Surabaya - Setelah tabloid Obor Rakyat menyerang calon presiden Joko Widodo alias Jokowi lewat kampanye gelap, kini giliran tabloid Sapujagat di Surabaya yang melakukan hal serupa. Dalam terbitan terbaru edisi Juli 2014 Nomor 139, tabloid ini memasang cover berjudul Revolusi Mental? Itu Cara PKI...!! dilengkapi ilustrasi sosok Jokowi membawa obor.
Di halaman 3, tabloid tersebut memuat artikel berjudul Menggugat Moral Jokowi. Artikel tersebut ditulis oleh seorang jurnalis bernama Nanik S. Deyang. Dia mengaku menulis artikel berdasarkan kesaksiannya selama Jokowi masih aktif sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Nanik mengaku jengkel terhadap Jokowi karena dianggap tidak tahu berterima kasih kepada Prabowo Subianto yang mengusungnya menjadi Gubernur DKI. Di halaman yang sama juga terdapat tulisan tentang Jokowi yang digugat karena tidak menjalankan amanahnya sebagai Gubernur DKI.
Halaman 4-5 mengupas ihwal revolusi mental, yang menurut Sapujagat, digunakan oleh Karl Marx pada pertengahan abad ke-19. Ada juga tulisan tentang kebangkitan komunis di Indonesia yang dilengkapi dengan foto masyarakat yang berkumpul sambil membawa gambar palu-arit.
Di halaman-halaman selanjutnya, semua artikelnya berisi serangan terhadap Jokowi dan Jusuf Kalla, antara lain berjudul Jokowi Kuda Troya Pro Komunis, Si Sipil yang Militeristik, Jusuf Kalla Plin Plan?, Skandal Korupsi Jokowo, dan Perang Survei: Jokowi Ternyata Sudah Keok.
Di halaman 15, Sapujagad menuding terbitnya tablod Obor Rahmatan Lil Allamin didanai uang corporate social responsibility perusahaan-perusahaan Badan Usaha Milik Negara. Obor Rahmatan Lil Allamin ialah tabloid yang isinya berseberangan dengan Obor Rakyat. (Baca: Dua Penggagas Obor Rakyat Jadi Tersangka)
Sapujagat sebenarnya bukan media baru. Tabloid berisi 16 halaman yang berkantor di Jalan Makam Peneleh Nomor 39, Surabaya, itu sudah muncul sejak awal 2000. Sapujagat juga memasang nama-nama redakturnya secara terang-terangan, antara lain Abdul Jalil Latuconsina, Arief Rahman, Darmantoko, Ferry Suharyanto, Slamet Oerip Prihadi, Sabrot D. Malioboro, dan Prima Sp. Vardhana.
Seperti halnya media umum lainnya, Sapujagat juga diedarkan lewat kios-kios koran dan dijual secara bebas. Tempo telah berupaya menghubungi nomor telepon seluler beberapa redaktur tersebut, tapi belum direspons.
sumber
Mungkinkah kita memilih pemimpin yang menghalalkan segala cara...???? Tanpa rasa malu... tanpa rasa takut atas kuasa Tuhannya...??????? Pemimpin ini akan menjadi pemimpin yang Dzalim kelak jika dia berhasil menang....
Di halaman 3, tabloid tersebut memuat artikel berjudul Menggugat Moral Jokowi. Artikel tersebut ditulis oleh seorang jurnalis bernama Nanik S. Deyang. Dia mengaku menulis artikel berdasarkan kesaksiannya selama Jokowi masih aktif sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Nanik mengaku jengkel terhadap Jokowi karena dianggap tidak tahu berterima kasih kepada Prabowo Subianto yang mengusungnya menjadi Gubernur DKI. Di halaman yang sama juga terdapat tulisan tentang Jokowi yang digugat karena tidak menjalankan amanahnya sebagai Gubernur DKI.
Halaman 4-5 mengupas ihwal revolusi mental, yang menurut Sapujagat, digunakan oleh Karl Marx pada pertengahan abad ke-19. Ada juga tulisan tentang kebangkitan komunis di Indonesia yang dilengkapi dengan foto masyarakat yang berkumpul sambil membawa gambar palu-arit.
Di halaman-halaman selanjutnya, semua artikelnya berisi serangan terhadap Jokowi dan Jusuf Kalla, antara lain berjudul Jokowi Kuda Troya Pro Komunis, Si Sipil yang Militeristik, Jusuf Kalla Plin Plan?, Skandal Korupsi Jokowo, dan Perang Survei: Jokowi Ternyata Sudah Keok.
Di halaman 15, Sapujagad menuding terbitnya tablod Obor Rahmatan Lil Allamin didanai uang corporate social responsibility perusahaan-perusahaan Badan Usaha Milik Negara. Obor Rahmatan Lil Allamin ialah tabloid yang isinya berseberangan dengan Obor Rakyat. (Baca: Dua Penggagas Obor Rakyat Jadi Tersangka)
Sapujagat sebenarnya bukan media baru. Tabloid berisi 16 halaman yang berkantor di Jalan Makam Peneleh Nomor 39, Surabaya, itu sudah muncul sejak awal 2000. Sapujagat juga memasang nama-nama redakturnya secara terang-terangan, antara lain Abdul Jalil Latuconsina, Arief Rahman, Darmantoko, Ferry Suharyanto, Slamet Oerip Prihadi, Sabrot D. Malioboro, dan Prima Sp. Vardhana.
Seperti halnya media umum lainnya, Sapujagat juga diedarkan lewat kios-kios koran dan dijual secara bebas. Tempo telah berupaya menghubungi nomor telepon seluler beberapa redaktur tersebut, tapi belum direspons.
sumber
Mungkinkah kita memilih pemimpin yang menghalalkan segala cara...???? Tanpa rasa malu... tanpa rasa takut atas kuasa Tuhannya...??????? Pemimpin ini akan menjadi pemimpin yang Dzalim kelak jika dia berhasil menang....
Quote:
Diubah oleh sabil.haq 08-07-2014 15:23
0
3.6K
30


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan