- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
WNI Hongkong: Panitia Celetuk Boleh Masuk, Tapi Cuma Pemilih Nomor 1


TS
jimmy.k
WNI Hongkong: Panitia Celetuk Boleh Masuk, Tapi Cuma Pemilih Nomor 1
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -Pemungutan suara pemilihan presiden Republik Indonesia yang digelar Panitia Pemungutan Luar Negeri di Hongkong
berlangsung ricuh, Minggu (26/7) sore.
Sekitar 500 sampai 1.000 pemilih mengamuk, merobohkan pagar TPS karena panitia telah menutup TPS padahal mereka belum melaksanakan hak mencoblos.
Keributan pun terjadi karena celetukan seorang oknum panitia yang hanya membolehkan pemilih Prabowo Subianto-Hatta Rajasa
masuk mencoblos.
Para pengantre yang di urutan belakang tidak bisa memperhatikan kondisi di depan. Ketika di depan ada teriakan, ayo masuk, sebab TPS akan ditutup, orang-orang yang antre di belakang tidak sadar kalau akan ditutup.
"Pengantre masih banyak, ratusan sampai seribuan orang. Tiba-tiba pagar TPS ditutup, jadi mereka yang mengantre maju. Lalu sebagai pemilih adalah pendukung Jokowi-JK, protes dan teriak-teriak "Jokowi... Jokowi...," kata Arista Devi, seorang WNI yang ikut mencoblos di Hongkong
, dalam perbincangan melalui telepon dengan Tribunnews.com, Minggu malam.
Kericuhan pun tak terelakkan. Ratusan pemilih yang tidak tersalurkan hak pilihnya memprotes pihak PPLNHongkong
dan Konsulat Jenderal RI diHongkong
.
"Saat demo itu, seorang oknum panitia berceletuk. Ayo, silakan masuk, tapi hanya pemilih nomor 1 (Prabowo-Hatta) yang dibolehkan masuk. Dan ucapan itu memicu suasana memanas. Pengunjuk rasa marah dan merobohkan pagar," kata Arista Devi.
"Apakah sudah teridentifikasi sumber suara, yang mengucapkan hanya pemilih Prabowo-Hatta yang bisa mencoblos," tanya Tribun kepada Devi.
"Mereka semua bilang dari pihak panitia. Masalahnya massa tidak bisa membedakan siapa panitia. Mana yang Bawaslu, PPLN, atau relawan," kata Devi.
Devi melanjutkan, dia melihat panitia kurang antisipatif terhadap kondisi. Sebab sejak awal, tidak memperhitungkan peningkatan jumlah pemilih yang mencapai 114 ribu orang. Jumlahnya meningkat dibandingkan Pileg 9 April lalu.
"Antisipasi penitia Pilpres kali beda dibandingkan pileg 9 April lalu. Kali ini panitia mematok TPS buka sampai jam 17.00. Tetapi pemilih rupanya banyak sekali, sampai-sampai mengantre mengular, berkelok-kelok. Panjang antrean sekitar 500 meter. Jumlah pemilih yang antre antara 500-1.000 orang," kata Devi.
Informasi kericuhan pencoblosan diHongkong
ini pun segera beredar memalui sosial media, termasuk Facebook. Arista Devi pun mengunggah foto-foto pencoblosan dan dan unjuk rasa melalui facebooknya. Lalu, beragam tanggapan bermuculan.
"Saya juga menjadi saksi, bahwa KJRI kurang siap dalam mengantisipasi membludaknya pemilih yang ingin berpesta Demokrasi!!! Suara mereka harus tetap di dengungkan!!!," tulis pemilik akun Laras Wati.
Seorang lainnya berkomentar, "Mbak tadi saya mendengar dari salah satu Bara JP Hongkong
, katanya panitia mau membuka kembali TPS asalkan mencoblos no 1. Bukankah ini satu bentuk kecurangan," ujar seorang WNI.
Pemilik akun Facebook Amooy Luph'e Tyan Classic'er Wah menulis, "saya aja standby pagi sampe jam 2.30. Sayang sekali suara yang sia-sia."
sumber : http://m.tribunnews.com/pemilu-2014/2014/07/06/wni-hongkong-panitia-celetuk-boleh-masuk-tapi-cuma-pemilih-nomor-1
bukti bukti :
Tonton "tki hongkong" : kalau satu masuk, kalau dua Enggak http://youtu.be/pVzxdLR5PlY
Tonton "kisruh pilpres hongkong - tps hanya untuk yang coblos nomor 1" http://youtu.be/Sgq1eezQV6k
Tonton "kami antri dari pagi!!" http://www.youtube.com/watch?v=XljRgQqarao
wah, ada pemutar balikkan fakta!!

http://palingaktual.com/739075/ketua-bawaslu-pilpres-di-hongkong-berjalan-lancar/read/
parah....

damailah indonesiaku...
Wah, ada tambahan...
TRIBUNNEWS.COM - Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Eva Kusuma Sundari mendesak Panitia Pengawas (Panwas) Pemilu Presiden (Pilpres) wilayah Hongkong melakukan proses terhadap kejadian yang berakibat sekitar 500 sampai seribu orang tak bisa menggunakan hak suaranya.
Eva Kusuma Sundari, anggota Koordinatoriat Tim Relawan Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla (JK) mendesak ditelusurinya dugaan kecurangan terkait adanya oknum petugas yang berkata pintu akan dibuka jika coblos capres no 1.
"Tim Pemenangan Nasional Jokowi-JK meminta Panwas setempat memproses petugas tersebut dan tidak diperbolehkan lagi bertugas terutama saat perhitungan tanggal 9 Juli mendatang. Karena tidak netral. Ada videonya," tegas anggota Komisi III DPR RI ini ketika dikonfirmasi Tribunnews.com, Senin (7/7/2014).
Atas kejadian itu, Eva amat menyesalkan ketidakmampuan Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan petugas pemilu di Hongkong mengantisipasi situasi pelaksanaan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2014 di Victoria Park, Hong Kong, Minggu (6/7/2014).
Ketidakmampuan tersebut, seperti disampaikan Politisi PDIP ini, akhirnya berakibat fatal karena partisipasi pemilih yang tinggi tidak difasilitasi oleh petugas.
"Ini penghilangan hak konstitusional warga, sementara selama ini kita kampanye agar mereka tidak golput. Ironis," ujar anggota tim pemenangan Jokowi-JK ini dengan nada kecewa.
Selain itu, Eva juga menyayangkan kehadiran Ketua Bawaslu Muhammad, Komisioner KPU Sigit Pamungkas, yang hanya hadir. Tetapi tidak menyelesaikan masalah yang ada. Termasuk terhadap oknum yang berkata pintu akan dibuka jika nyoblos no 1.
Karena menurut anggota Komisi III DPR RI, hal itu menimbulkan kemarahan, hingga para pemilih merubuhkan pagar.
Sebelumnya, Pemungutan suara pemilihan presiden Republik Indonesia yang digelar Panitia Pemungutan Luar Negeri di Hongkong berlangsung ricuh, Minggu (26/7) sore. Sekitar 500 sampai 1.000 pemilih mengamuk, merobohkan pagar TPS karena panitia telah menutup TPS padahal mereka belum melaksanakan hak mencoblos.
Keributan pun terjadi karena celetukan seorang oknum panitia yang hanya membolehkan pemilih Prabowo Subianto-Hatta Rajasa masuk mencoblos.
Para pengantre yang di urutan belakang tidak bisa memperhatikan kondisi di depan. Ketika di depan ada teriakan, ayo masuk, sebab TPS akan ditutup, orang-orang yang antre di belakang tidak sadar kalau akan ditutup.
"Pengantre masih banyak, ratusan sampai seribuan orang. Tiba-tiba pagar TPS ditutup, jadi mereka yang mengantre maju. Lalu sebagai pemilih adalah pendukung Jokowi-JK, protes dan teriak-teriak "Jokowi... Jokowi...," kata Arista Devi, seorang WNI yang ikut mencoblos di Hongkong, dalam perbincangan melalui telepon dengan Tribunnews.com, Minggu malam.
Kericuhan pun tak terelakkan. Ratusan pemilih yang tidak tersalurkan hak pilihnya memprotes pihak PPLN Hongkong dan Konsulat Jenderal RI di Hongkong. "Saat demo itu, seorang oknum panitia berceletuk. Ayo, silakan masuk, tapi hanya pemilih nomor 1 (Prabowo-Hatta) yang dibolehkan masuk. Dan ucapan itu memicu suasana memanas. Pengunjuk rasa marah dan merobohkan pagar," kata Arista Devi.(Andri Malau)
sumber : http://m.tribunnews.com/nasional/2014/07/07/pdip-klaim-punya-video-wni-digiring-pilih-capres-no-1-saat-pilpres-di-hongkong
kalo Menurut insthing einstein saya, bakalan ada kronologi blak blakkan dari timses sebelah mengenai ketua kpu hongkong yang dicurigai sebagai otak kecurangan pemilu hongkong (sigit pamungkas)
dibayar oleh pdip untuk menciptakan kericuhan kpu dihongkong seakan dibuat buat....
Untuk itu, saya sudah memikirkan antisipasinya :3 ini biodata si sigit pamungkas bahwasanya dia tidak memiliki kedekatan dgn pdip.
Ingat loh, berita ini tahun 2012... Jauh hari sebelum pilpres berlangsung... :3 :v
http://m.merdeka.com/khas/sigit-pamungkas-dicurigai-tidak-netral-dalam-pemilu-2014-profil-calon-anggota-kpu-13.html
selengkapnya : http://m.kaskus.co.id/thread/53b95a9e98e31b01708b45af
berlangsung ricuh, Minggu (26/7) sore.
Sekitar 500 sampai 1.000 pemilih mengamuk, merobohkan pagar TPS karena panitia telah menutup TPS padahal mereka belum melaksanakan hak mencoblos.
Keributan pun terjadi karena celetukan seorang oknum panitia yang hanya membolehkan pemilih Prabowo Subianto-Hatta Rajasa
masuk mencoblos.
Para pengantre yang di urutan belakang tidak bisa memperhatikan kondisi di depan. Ketika di depan ada teriakan, ayo masuk, sebab TPS akan ditutup, orang-orang yang antre di belakang tidak sadar kalau akan ditutup.
"Pengantre masih banyak, ratusan sampai seribuan orang. Tiba-tiba pagar TPS ditutup, jadi mereka yang mengantre maju. Lalu sebagai pemilih adalah pendukung Jokowi-JK, protes dan teriak-teriak "Jokowi... Jokowi...," kata Arista Devi, seorang WNI yang ikut mencoblos di Hongkong
, dalam perbincangan melalui telepon dengan Tribunnews.com, Minggu malam.
Kericuhan pun tak terelakkan. Ratusan pemilih yang tidak tersalurkan hak pilihnya memprotes pihak PPLNHongkong
dan Konsulat Jenderal RI diHongkong
.
"Saat demo itu, seorang oknum panitia berceletuk. Ayo, silakan masuk, tapi hanya pemilih nomor 1 (Prabowo-Hatta) yang dibolehkan masuk. Dan ucapan itu memicu suasana memanas. Pengunjuk rasa marah dan merobohkan pagar," kata Arista Devi.
"Apakah sudah teridentifikasi sumber suara, yang mengucapkan hanya pemilih Prabowo-Hatta yang bisa mencoblos," tanya Tribun kepada Devi.
"Mereka semua bilang dari pihak panitia. Masalahnya massa tidak bisa membedakan siapa panitia. Mana yang Bawaslu, PPLN, atau relawan," kata Devi.
Devi melanjutkan, dia melihat panitia kurang antisipatif terhadap kondisi. Sebab sejak awal, tidak memperhitungkan peningkatan jumlah pemilih yang mencapai 114 ribu orang. Jumlahnya meningkat dibandingkan Pileg 9 April lalu.
"Antisipasi penitia Pilpres kali beda dibandingkan pileg 9 April lalu. Kali ini panitia mematok TPS buka sampai jam 17.00. Tetapi pemilih rupanya banyak sekali, sampai-sampai mengantre mengular, berkelok-kelok. Panjang antrean sekitar 500 meter. Jumlah pemilih yang antre antara 500-1.000 orang," kata Devi.
Informasi kericuhan pencoblosan diHongkong
ini pun segera beredar memalui sosial media, termasuk Facebook. Arista Devi pun mengunggah foto-foto pencoblosan dan dan unjuk rasa melalui facebooknya. Lalu, beragam tanggapan bermuculan.
"Saya juga menjadi saksi, bahwa KJRI kurang siap dalam mengantisipasi membludaknya pemilih yang ingin berpesta Demokrasi!!! Suara mereka harus tetap di dengungkan!!!," tulis pemilik akun Laras Wati.
Seorang lainnya berkomentar, "Mbak tadi saya mendengar dari salah satu Bara JP Hongkong
, katanya panitia mau membuka kembali TPS asalkan mencoblos no 1. Bukankah ini satu bentuk kecurangan," ujar seorang WNI.
Pemilik akun Facebook Amooy Luph'e Tyan Classic'er Wah menulis, "saya aja standby pagi sampe jam 2.30. Sayang sekali suara yang sia-sia."
sumber : http://m.tribunnews.com/pemilu-2014/2014/07/06/wni-hongkong-panitia-celetuk-boleh-masuk-tapi-cuma-pemilih-nomor-1
bukti bukti :
Tonton "tki hongkong" : kalau satu masuk, kalau dua Enggak http://youtu.be/pVzxdLR5PlY
Tonton "kisruh pilpres hongkong - tps hanya untuk yang coblos nomor 1" http://youtu.be/Sgq1eezQV6k
Tonton "kami antri dari pagi!!" http://www.youtube.com/watch?v=XljRgQqarao
wah, ada pemutar balikkan fakta!!


http://palingaktual.com/739075/ketua-bawaslu-pilpres-di-hongkong-berjalan-lancar/read/
parah....



damailah indonesiaku...

Wah, ada tambahan...

TRIBUNNEWS.COM - Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Eva Kusuma Sundari mendesak Panitia Pengawas (Panwas) Pemilu Presiden (Pilpres) wilayah Hongkong melakukan proses terhadap kejadian yang berakibat sekitar 500 sampai seribu orang tak bisa menggunakan hak suaranya.
Eva Kusuma Sundari, anggota Koordinatoriat Tim Relawan Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla (JK) mendesak ditelusurinya dugaan kecurangan terkait adanya oknum petugas yang berkata pintu akan dibuka jika coblos capres no 1.
"Tim Pemenangan Nasional Jokowi-JK meminta Panwas setempat memproses petugas tersebut dan tidak diperbolehkan lagi bertugas terutama saat perhitungan tanggal 9 Juli mendatang. Karena tidak netral. Ada videonya," tegas anggota Komisi III DPR RI ini ketika dikonfirmasi Tribunnews.com, Senin (7/7/2014).
Atas kejadian itu, Eva amat menyesalkan ketidakmampuan Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan petugas pemilu di Hongkong mengantisipasi situasi pelaksanaan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2014 di Victoria Park, Hong Kong, Minggu (6/7/2014).
Ketidakmampuan tersebut, seperti disampaikan Politisi PDIP ini, akhirnya berakibat fatal karena partisipasi pemilih yang tinggi tidak difasilitasi oleh petugas.
"Ini penghilangan hak konstitusional warga, sementara selama ini kita kampanye agar mereka tidak golput. Ironis," ujar anggota tim pemenangan Jokowi-JK ini dengan nada kecewa.
Selain itu, Eva juga menyayangkan kehadiran Ketua Bawaslu Muhammad, Komisioner KPU Sigit Pamungkas, yang hanya hadir. Tetapi tidak menyelesaikan masalah yang ada. Termasuk terhadap oknum yang berkata pintu akan dibuka jika nyoblos no 1.
Karena menurut anggota Komisi III DPR RI, hal itu menimbulkan kemarahan, hingga para pemilih merubuhkan pagar.
Sebelumnya, Pemungutan suara pemilihan presiden Republik Indonesia yang digelar Panitia Pemungutan Luar Negeri di Hongkong berlangsung ricuh, Minggu (26/7) sore. Sekitar 500 sampai 1.000 pemilih mengamuk, merobohkan pagar TPS karena panitia telah menutup TPS padahal mereka belum melaksanakan hak mencoblos.
Keributan pun terjadi karena celetukan seorang oknum panitia yang hanya membolehkan pemilih Prabowo Subianto-Hatta Rajasa masuk mencoblos.
Para pengantre yang di urutan belakang tidak bisa memperhatikan kondisi di depan. Ketika di depan ada teriakan, ayo masuk, sebab TPS akan ditutup, orang-orang yang antre di belakang tidak sadar kalau akan ditutup.
"Pengantre masih banyak, ratusan sampai seribuan orang. Tiba-tiba pagar TPS ditutup, jadi mereka yang mengantre maju. Lalu sebagai pemilih adalah pendukung Jokowi-JK, protes dan teriak-teriak "Jokowi... Jokowi...," kata Arista Devi, seorang WNI yang ikut mencoblos di Hongkong, dalam perbincangan melalui telepon dengan Tribunnews.com, Minggu malam.
Kericuhan pun tak terelakkan. Ratusan pemilih yang tidak tersalurkan hak pilihnya memprotes pihak PPLN Hongkong dan Konsulat Jenderal RI di Hongkong. "Saat demo itu, seorang oknum panitia berceletuk. Ayo, silakan masuk, tapi hanya pemilih nomor 1 (Prabowo-Hatta) yang dibolehkan masuk. Dan ucapan itu memicu suasana memanas. Pengunjuk rasa marah dan merobohkan pagar," kata Arista Devi.(Andri Malau)
sumber : http://m.tribunnews.com/nasional/2014/07/07/pdip-klaim-punya-video-wni-digiring-pilih-capres-no-1-saat-pilpres-di-hongkong
kalo Menurut insthing einstein saya, bakalan ada kronologi blak blakkan dari timses sebelah mengenai ketua kpu hongkong yang dicurigai sebagai otak kecurangan pemilu hongkong (sigit pamungkas)
dibayar oleh pdip untuk menciptakan kericuhan kpu dihongkong seakan dibuat buat....
Untuk itu, saya sudah memikirkan antisipasinya :3 ini biodata si sigit pamungkas bahwasanya dia tidak memiliki kedekatan dgn pdip.
Ingat loh, berita ini tahun 2012... Jauh hari sebelum pilpres berlangsung... :3 :v
http://m.merdeka.com/khas/sigit-pamungkas-dicurigai-tidak-netral-dalam-pemilu-2014-profil-calon-anggota-kpu-13.html
selengkapnya : http://m.kaskus.co.id/thread/53b95a9e98e31b01708b45af
Diubah oleh jimmy.k 08-07-2014 01:28
0
1.5K
12


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan