- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
[Bohong Lagi?] "Jokowi-JK Sudah Menempatkan Santri sebagai Bagian Penting"


TS
kacungkorporat
[Bohong Lagi?] "Jokowi-JK Sudah Menempatkan Santri sebagai Bagian Penting"
PAMEKASAN, KOMPAS.com- Puluhan santri di Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, menggelar aksi dukungan terhadap gagasan Capres Jokowi-Jusuf Kalla tentang penetapan 1 Muharram sebagai hari santri nasional. Aksi digelar di depan Masjid Agung Assyuhada Pamekasan, Jumat (4/7/2014).
Gagasan tersebut dianggap sebuah penghormatan luar biasa dari seorang pemimpin negara terhadap kalangan pondok pesantren.
Zuhairi Misrawi, tim nasional pemenangan Jokowi-JK didampingi para santri mengatakan, gagasan yang disampaikan oleh Jokowi tentang hari santri nasional sangat cocok dengan kultur masyarakat Madura dan bangsa Indonesia. Sebab, Jokowi dan JK melahirkan gagasan tersebut sudah berdasarkan fakta bahwa di negeri ini berjuta-juta pesantren tumbuh dengan puluhan juta santri dari alumni pondok pesantren.
“Gagasan tersebut orisinil dari Jokowi-JK karena santri turut serta membangun negeri ini dari berbagai kemampuan dan skillnya. Jokowi-JK sudah menempatkan santri sebagai bagian penting untuk membangun negeri ini,” kata Zuhairi.
Pria yang juga dikenal sebagai pengamat Timur Tengah ini menambahkan, gagasan Jokowi-JK soal hari santri nasional harus direspon positif. Sebab pikiran itu tidak pernah keluar dari pemimpin-pemimpin bangsa sebelumnya. Kecuali pada era kepemimpinan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
Jika gagasan itu sama dengan apa yang dilakukan Gus Dur, maka mutlak bagi santri dan kalangan pesantren untuk mendukungnya. Selain itu, imbuh Zuhairi, kalangan santri dan pesantren siap mendukung revolusi mental gagasan Jokowi-JK. Sebab pondok pesantren sudah melakukan revolusi dalam menjalankan pendidikan.
Pesantren sudah membangun karakter bangsa sejak negeri ini belum merdeka hingga negeri ini berganti beberapa kali kepemimpinan.
“Kami tegaskan bahwa santri dan kalangan pondok pesantren, siap menjadi lokomotif gerakan revolusi mental yang digagas Jokowi-JK,” tandasnya.
Zainal Abidin, salah satu yang ikut aksi mengaku turut bangga atas apresiasi Jokowi-JK terhadap santri. Kalaupun ada pihak-pihak lain yang menganggap ‘sinting’ tidak perlu direspon berlebihan. Tetapi santri akan terus mendukung Jokowi-JK.
“Saya belum menemukan visi capres lain yang spesifik terhadap santri dan pesantren, hanya ada pada Jokowi-JK,” ungkapnya.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pernyataan Anggota Tim Pemenangan Prabowo-Hatta, Fahri Hamzah melalui akun twitter-nya bahwa Capres Joko Widodo (Jokowi) 'sinting' karena menyetujui dan menandatangani pernyataan persetujuan akan menetapkan 1 Muharam sebagai Hari Santri Nasional adalah pernyataan menghina calon presiden dan sekaligus melecehkan kaum santri Indonesia.
"Pernyataan Fahri juga tidak menghormati keberadaan bahkan sudah menghina kaum santri Indonesia," tegas Sekretaris Dewan Penasihat Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi), Ahmad Basarah, Senin (30/6/2014).
Pria yang akrab disapa Baskara itu menekankan Fahri juga tidak memahami peran sejarah perjuangan santri Indonesia bagi kemerdekaan Indonesia hingga saat ini.
Baskara menekankan, dirinya adalah pelaku sejarah yang berada bersama Jokowi pada saat menghadiri acara Haul Bung Karno dan KH Hasyim Asy'ari di Pesantren Babussalam Malang Jawa Timur, Jumat (28/6/2014) lalu. Saat itu, Baskara mengaku dirinya bisa merasakan langsung suasana kebatinan yang dirasakan para kyai dan ribuan santri yng hadir dalam acara tersebut.
"Mereka menangis histeris dan bergembira karena Jokowi mau menghormati keberadaan kaum santri Indonesia. Yakni dengan cara menyetujui usulan mereka menjadikan tanggal 1 Muharram sebagai Hari Santri Nasional," katanya.
Karena itu, menurut dia, pernyataan Fahri adalah cerminan dari sikap kubu Prabowo-Hatta yang sering menyebarkan rasa kebencian dan permusuhan kepada sesama anak bangsa Indonesia. Hal itu dilancarkan melalui kata-kata hinaan, cacian bahkan fitnah-fitnah yang keji selama masa kampanye ini, bahkan dengan mempermainkan isu SARA.
Baskara mengakui dirinya khawatir pernyataan Fahri tersebut akan memicu kemarahan kalangan santri di seluruh Indonesia.
"Oleh karena saya mendesak agar Bawaslu segera mengambil langkah hukum atas pelanggaran pidana pemilu yang telah dilakukan Fahri," tegasnya.
Menurutnya, tindakan Fahri menghina Jokowi dan Hari Santri Nasional itu bisa diduga kuat melanggar perintah UU Nomor 42 tahun 2008 pasal 41 ayat 1 huruf C. Pasal itu berbunyi, "pelaksana, peserta dan petugas kampanye dilarang menghina, seseorang, agama, suku, ras, golongan, calon dan pasangan calon lain'.
Sebelumnya, Anggota Tim Sukses pasangan Prabowo-Hatta, Fahri Hamzah menyebut Joko Widodo sinting. Sebutan itu dilontarkan Fahri menanggapi janji Jokowi untuk menetapkan 1 Muharram sebagai hari santri nasional.
"Jokowi janji 1 Muharam hari Santri. Demi dia terpilih, 360 hari akan dijanjikan ke semua orang. Sinting!" Tulis Fahri melalui akun twitternya @Fahrihamzah.
Soal 1 Muharram sebagai Hari Santri Nasional muncul saat Jokowi berkampanye ke Pondok Pesantren Babussalam, Malang, Jawa Timur, Jumat (27/6). Para santri dan kyai meminta Jokowi menandatangani perjanjian kesepakatan untuk memperjuangkan Hari Santri Nsional itu.
Pimpinan Pondok Pesantren Babussalam Kyai Haji Thoriq Bin Ziyad menyatakan capres yang mau memperjuangkan hari santri nasional berarti telah memperjuangkan seluruh santri dan ulama. Jokowi, yang mengenakan peci hitam langsung menyanggupi permintaan tersebut.
"Saya menyanggupi permintaan menjadikan tanggal 1 Muharram sebagai hari santri nasional. Itu wajib diperjuangkan," kata Jokowi.
Gagasan tersebut dianggap sebuah penghormatan luar biasa dari seorang pemimpin negara terhadap kalangan pondok pesantren.
Zuhairi Misrawi, tim nasional pemenangan Jokowi-JK didampingi para santri mengatakan, gagasan yang disampaikan oleh Jokowi tentang hari santri nasional sangat cocok dengan kultur masyarakat Madura dan bangsa Indonesia. Sebab, Jokowi dan JK melahirkan gagasan tersebut sudah berdasarkan fakta bahwa di negeri ini berjuta-juta pesantren tumbuh dengan puluhan juta santri dari alumni pondok pesantren.
“Gagasan tersebut orisinil dari Jokowi-JK karena santri turut serta membangun negeri ini dari berbagai kemampuan dan skillnya. Jokowi-JK sudah menempatkan santri sebagai bagian penting untuk membangun negeri ini,” kata Zuhairi.
Pria yang juga dikenal sebagai pengamat Timur Tengah ini menambahkan, gagasan Jokowi-JK soal hari santri nasional harus direspon positif. Sebab pikiran itu tidak pernah keluar dari pemimpin-pemimpin bangsa sebelumnya. Kecuali pada era kepemimpinan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
Jika gagasan itu sama dengan apa yang dilakukan Gus Dur, maka mutlak bagi santri dan kalangan pesantren untuk mendukungnya. Selain itu, imbuh Zuhairi, kalangan santri dan pesantren siap mendukung revolusi mental gagasan Jokowi-JK. Sebab pondok pesantren sudah melakukan revolusi dalam menjalankan pendidikan.
Pesantren sudah membangun karakter bangsa sejak negeri ini belum merdeka hingga negeri ini berganti beberapa kali kepemimpinan.
“Kami tegaskan bahwa santri dan kalangan pondok pesantren, siap menjadi lokomotif gerakan revolusi mental yang digagas Jokowi-JK,” tandasnya.
Zainal Abidin, salah satu yang ikut aksi mengaku turut bangga atas apresiasi Jokowi-JK terhadap santri. Kalaupun ada pihak-pihak lain yang menganggap ‘sinting’ tidak perlu direspon berlebihan. Tetapi santri akan terus mendukung Jokowi-JK.
“Saya belum menemukan visi capres lain yang spesifik terhadap santri dan pesantren, hanya ada pada Jokowi-JK,” ungkapnya.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pernyataan Anggota Tim Pemenangan Prabowo-Hatta, Fahri Hamzah melalui akun twitter-nya bahwa Capres Joko Widodo (Jokowi) 'sinting' karena menyetujui dan menandatangani pernyataan persetujuan akan menetapkan 1 Muharam sebagai Hari Santri Nasional adalah pernyataan menghina calon presiden dan sekaligus melecehkan kaum santri Indonesia.
"Pernyataan Fahri juga tidak menghormati keberadaan bahkan sudah menghina kaum santri Indonesia," tegas Sekretaris Dewan Penasihat Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi), Ahmad Basarah, Senin (30/6/2014).
Pria yang akrab disapa Baskara itu menekankan Fahri juga tidak memahami peran sejarah perjuangan santri Indonesia bagi kemerdekaan Indonesia hingga saat ini.
Baskara menekankan, dirinya adalah pelaku sejarah yang berada bersama Jokowi pada saat menghadiri acara Haul Bung Karno dan KH Hasyim Asy'ari di Pesantren Babussalam Malang Jawa Timur, Jumat (28/6/2014) lalu. Saat itu, Baskara mengaku dirinya bisa merasakan langsung suasana kebatinan yang dirasakan para kyai dan ribuan santri yng hadir dalam acara tersebut.
"Mereka menangis histeris dan bergembira karena Jokowi mau menghormati keberadaan kaum santri Indonesia. Yakni dengan cara menyetujui usulan mereka menjadikan tanggal 1 Muharram sebagai Hari Santri Nasional," katanya.
Karena itu, menurut dia, pernyataan Fahri adalah cerminan dari sikap kubu Prabowo-Hatta yang sering menyebarkan rasa kebencian dan permusuhan kepada sesama anak bangsa Indonesia. Hal itu dilancarkan melalui kata-kata hinaan, cacian bahkan fitnah-fitnah yang keji selama masa kampanye ini, bahkan dengan mempermainkan isu SARA.
Baskara mengakui dirinya khawatir pernyataan Fahri tersebut akan memicu kemarahan kalangan santri di seluruh Indonesia.
"Oleh karena saya mendesak agar Bawaslu segera mengambil langkah hukum atas pelanggaran pidana pemilu yang telah dilakukan Fahri," tegasnya.
Menurutnya, tindakan Fahri menghina Jokowi dan Hari Santri Nasional itu bisa diduga kuat melanggar perintah UU Nomor 42 tahun 2008 pasal 41 ayat 1 huruf C. Pasal itu berbunyi, "pelaksana, peserta dan petugas kampanye dilarang menghina, seseorang, agama, suku, ras, golongan, calon dan pasangan calon lain'.
Sebelumnya, Anggota Tim Sukses pasangan Prabowo-Hatta, Fahri Hamzah menyebut Joko Widodo sinting. Sebutan itu dilontarkan Fahri menanggapi janji Jokowi untuk menetapkan 1 Muharram sebagai hari santri nasional.
"Jokowi janji 1 Muharam hari Santri. Demi dia terpilih, 360 hari akan dijanjikan ke semua orang. Sinting!" Tulis Fahri melalui akun twitternya @Fahrihamzah.
Soal 1 Muharram sebagai Hari Santri Nasional muncul saat Jokowi berkampanye ke Pondok Pesantren Babussalam, Malang, Jawa Timur, Jumat (27/6). Para santri dan kyai meminta Jokowi menandatangani perjanjian kesepakatan untuk memperjuangkan Hari Santri Nsional itu.
Pimpinan Pondok Pesantren Babussalam Kyai Haji Thoriq Bin Ziyad menyatakan capres yang mau memperjuangkan hari santri nasional berarti telah memperjuangkan seluruh santri dan ulama. Jokowi, yang mengenakan peci hitam langsung menyanggupi permintaan tersebut.
"Saya menyanggupi permintaan menjadikan tanggal 1 Muharram sebagai hari santri nasional. Itu wajib diperjuangkan," kata Jokowi.
Quote:
Diubah oleh kacungkorporat 04-07-2014 21:59
0
2.9K
21


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan