- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita Luar Negeri
Ancaman rudapaksaan di Tingkat Politisi
TS
dragonroar
Ancaman rudapaksaan di Tingkat Politisi
Quote:
Seorang politisi India hadapi tuntutan untuk mengundurkan diri setelah rekaman video muncul, yang menunjukkan bagaimana ia mengancam akan merudapaksa anggota keluarga saingan politiknya.

Di tengah kemarahan besar di India akibat terjadinya serangkaian pemerkosaan massal, politisi Tapas Pal, anggota parlemen dari Trinamool Congress terdengar jelas membanggakan diri bisa memerintahkan serangan pemerkosaan terhadap saingannya dari sayap kiri.
"Jika CPIM (Communist Party of India-Marxist) berusaha membunuh atau mengintimidasi pekerja kita, saya tidak akan memberi ampun. Saya akan menyuruh orang-orang saya untuk merudapaksa perempuan-perempuannya." Itu dikatakannya kepada pengikutnya akhir Mei lalu dalam sebuah rekaman film yang dibuat menggunakan ponsel pintar.
Kecaman dari masyarakat luas
Komentarnya mendapat kecaman Selasa (01/07) dari berbagai kalangan, juga dari partainya sendiri, yang jadi partai ke empat terbesar di parlemen dan mendapat dukungan terbesar di negara bagian West Bengal. "Kami sama sekali tidak mendukung kata-katanya," demikian dikatakan jurubicara partai, Derek O'Brien. Ia menambahkan pemimpin partai dan perdana menteri Bengala Barat, Mamata Banerjee marah besar setelah mendengar perkataan Tapas Pal.
Pal yang pernah jadi bintang film kecil di sebuah industri perfilman yang berpusat di Kolkata berusaha meredam kemarahan masyarakat dengan mengatakan bahwa ia dikutip salah. "Saya tidak pernah bilang rudapaksa (rape). Saya bilang serang (raid). Saya bilang mereka akan menyerang semua orang dan tempat, termasuk perempuan dan orang tua," itu dikatakannya ketika ditanya reporter CNN-IBN, dan menolak meminta maaf.
"Ia harus mengundurkan diri"
Kepala Komisi Nasional untuk Perempuan, Mamata Sharma mengatakan, posisi Pal tidak bisa dipertahankan. "Ia harus mengundurkan diri. Ini adalah pernyataan yang sangat menjatuhkan namanya sendiri. PM Mamata Banerjee harus menjatuhkan sanksi terhadapnya. Ia harus dikeluarkan," demikian Sharma. Brinda Karat, pemimpin partai komunis mengatakan, ucapan Tapas Pal tidak bisa diterima dan ia harus dikeluarkan dari Lok Sabha, majelis rendah di parlemen India.
Tahun lalu, India memperketat undang-undang terhadap pelaku kejahatan seks setelah terjadinya rudapaksaan massal terhadap seorang mahasiswi di New Delhi, Desember 2012. Tapi pemerintah tidak berhasil meredam kekerasan terhadap perempuan. Mei 2014, dua anak perempuan berusia 12 dan 14 tahun ditemukan digantung di sebuah pohon di negara bagian Uttar Pradesh, setelah mereka diculik dan dirudapaksa massal.
Sumber:dw.de/ancaman-rudapaksaan-di-tingkat-politisi/a-17756645

Di tengah kemarahan besar di India akibat terjadinya serangkaian pemerkosaan massal, politisi Tapas Pal, anggota parlemen dari Trinamool Congress terdengar jelas membanggakan diri bisa memerintahkan serangan pemerkosaan terhadap saingannya dari sayap kiri.
"Jika CPIM (Communist Party of India-Marxist) berusaha membunuh atau mengintimidasi pekerja kita, saya tidak akan memberi ampun. Saya akan menyuruh orang-orang saya untuk merudapaksa perempuan-perempuannya." Itu dikatakannya kepada pengikutnya akhir Mei lalu dalam sebuah rekaman film yang dibuat menggunakan ponsel pintar.
Kecaman dari masyarakat luas
Komentarnya mendapat kecaman Selasa (01/07) dari berbagai kalangan, juga dari partainya sendiri, yang jadi partai ke empat terbesar di parlemen dan mendapat dukungan terbesar di negara bagian West Bengal. "Kami sama sekali tidak mendukung kata-katanya," demikian dikatakan jurubicara partai, Derek O'Brien. Ia menambahkan pemimpin partai dan perdana menteri Bengala Barat, Mamata Banerjee marah besar setelah mendengar perkataan Tapas Pal.
Pal yang pernah jadi bintang film kecil di sebuah industri perfilman yang berpusat di Kolkata berusaha meredam kemarahan masyarakat dengan mengatakan bahwa ia dikutip salah. "Saya tidak pernah bilang rudapaksa (rape). Saya bilang serang (raid). Saya bilang mereka akan menyerang semua orang dan tempat, termasuk perempuan dan orang tua," itu dikatakannya ketika ditanya reporter CNN-IBN, dan menolak meminta maaf.
"Ia harus mengundurkan diri"
Kepala Komisi Nasional untuk Perempuan, Mamata Sharma mengatakan, posisi Pal tidak bisa dipertahankan. "Ia harus mengundurkan diri. Ini adalah pernyataan yang sangat menjatuhkan namanya sendiri. PM Mamata Banerjee harus menjatuhkan sanksi terhadapnya. Ia harus dikeluarkan," demikian Sharma. Brinda Karat, pemimpin partai komunis mengatakan, ucapan Tapas Pal tidak bisa diterima dan ia harus dikeluarkan dari Lok Sabha, majelis rendah di parlemen India.
Tahun lalu, India memperketat undang-undang terhadap pelaku kejahatan seks setelah terjadinya rudapaksaan massal terhadap seorang mahasiswi di New Delhi, Desember 2012. Tapi pemerintah tidak berhasil meredam kekerasan terhadap perempuan. Mei 2014, dua anak perempuan berusia 12 dan 14 tahun ditemukan digantung di sebuah pohon di negara bagian Uttar Pradesh, setelah mereka diculik dan dirudapaksa massal.
Sumber:dw.de/ancaman-rudapaksaan-di-tingkat-politisi/a-17756645
Diubah oleh dragonroar 04-07-2014 11:51
0
1.1K
Kutip
1
Balasan
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan