- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita Luar Negeri
Salim-Wilmar Turunkan Nilai Akuisisi Goodman Jadi Rp 11,8 Triliun


TS
zhouxian
Salim-Wilmar Turunkan Nilai Akuisisi Goodman Jadi Rp 11,8 Triliun
Jakarta – First Pacific Co Ltd bersama Wilmar International Ltd menurunkan nilai penawaran akuisisi Goodman Fielder Ltd, salah satu perusahaan makanan terbesar di Australia.
First Pacific dan Wilmar mengajukan penawaran baru senilai 1,05 miliar dolar Australia (Rp 11,8 triliun) dari sebelumnya 1,37 miliar dolar Australia (Rp 15,4 triliun).
First Pacific merupakan induk usaha PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), perusahaan makanan dan minuman terbesar di Indonesia milik Grup Salim. Sedangkan Wilmar adalah perusahaan agribisnis terbesar di Asia, yang dikendalikan oleh Martua Sitorus dan Kuok Khoon Hong.
First Pacific dan Wilmar telah membentuk perusahaan patungan (joint venture/JV) untuk menguasai saham Goodman Fielder, perusahaan makanan yang kini fokus pada produksi roti dan susu. Adapun kepemilikan saham First Pacific dan Wilmar pada perusahaan patungan masing-masing sebesar 50 persen.
Manajemen Wilmar International mengungkapkan, pihaknya sepakat memberikan penawaran akuisisi Goodman sebesar 0,675 dolar Australia per saham. Nilai tersebut lebih rendah dari penawaran sebelumnya sebesar 0,7 dolar Australia per saham.
“Goodman Fielder telah sepakat mengusulkan skema tersebut kepada para pemegang saham perseroan,” jelas manajemen Wilmar dalam keterangan resmi, Rabu (2/7).
Adapun Direktur Goodman Fielder telah sepakat dengan suara bulat memberikan rekomendasi kepada pemegang saham untuk menerima skema yang ditawarkan Wilmar dan First Pacific. Skema tersebut dinilai terbaik untuk pemegang saham Goodman Fielder.
Wilmar, First Pacific, dan Goodman Fielder berharap kesepakatan akuisisi akan berlangsung pada November tahun ini. Kesepakatan akan terjalin, jika seluruh poin dari kesepakatan telah disetujui.
Sebelumnya, First Pacific dan Wilmar bahkan menaikkan harga akuisisi Goodman menjadi sebesar 0,7 dolar Australia per saham dari sebelumnya 0,65 dolar Australia per saham. Harga tersebut premium 33 persen dari harga saham Goodman di Bursa Efek Australia pada 23 April 2014 sebesar 0,52 dolar Australia per saham.
Sebelumnya, Goodman sempat menolak tawaran akuisisi, karena harga penawaran dinilai terlalu rendah. Pemegang merek Meadow Lea, Praise, White Wings, Pampas, Mighty Soft, Meadow Fresh, dan Irvines tersebut meminta First Pacific dan Wilmar untuk merevisi proposal akuisisi. Saat ini, First Pacific dan Wilmar mengantongi 19,9 persen saham Goodman.
Agresif
Grup Wilmar dan Salim dikenal konsisten dan agresif dalam merealisasikan ekspansinya di Asia. Sebelumnya, Wilmar melalui anak usahanya, Wilmar Sugar Pte Ltd, membentuk joint venture (JV) dengan Great Wall Stuff Industry Co Ltd, perusahaan gula asal Myanmar.
Sesuai rencana, Wilmar akan menguasai 55 persen saham JV, sedangkan Great Wall sebesar 45 persen. Mereka bakal mengakuisisi dan mengelola seluruh aset bisnis gula yang dimiliki Great Wall. Aset tersebut meliputi dua pabrik berkapasitas 4.000 metrik ton (MT) tebu per hari dan 65.000 MT ton gula per tahun, serta satu pabrik bioetanol dan satu pengolahan senyawa organik.
Sementara itu, Grup Salim melalui First Pacific Natural Resources Holdings BV telah mengakuisisi 34 persen saham perusahaan gula terbesar di Filipina, Roxas Holdings Inc. Nilai akuisisi mencapai 2,47 miliar peso atau sekitar Rp 658 miliar.
Roxas memiliki kapasitas penggilingan sebanyak 38.500 ton tebu per hari. Adapun kapasitas produksi gula refinasi mencapai 18.000 lkg per hari. Roxas juga memiliki tiga pabrik gula di Negros Occidental dan Batangas, Filipina. Selain itu, perseroan memiliki pabrik etanol berkapasitas 100.000 liter per hari.
http://www.beritasatu.com/pasar-moda...8-triliun.html
diturunkan gan
First Pacific dan Wilmar mengajukan penawaran baru senilai 1,05 miliar dolar Australia (Rp 11,8 triliun) dari sebelumnya 1,37 miliar dolar Australia (Rp 15,4 triliun).
First Pacific merupakan induk usaha PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), perusahaan makanan dan minuman terbesar di Indonesia milik Grup Salim. Sedangkan Wilmar adalah perusahaan agribisnis terbesar di Asia, yang dikendalikan oleh Martua Sitorus dan Kuok Khoon Hong.
First Pacific dan Wilmar telah membentuk perusahaan patungan (joint venture/JV) untuk menguasai saham Goodman Fielder, perusahaan makanan yang kini fokus pada produksi roti dan susu. Adapun kepemilikan saham First Pacific dan Wilmar pada perusahaan patungan masing-masing sebesar 50 persen.
Manajemen Wilmar International mengungkapkan, pihaknya sepakat memberikan penawaran akuisisi Goodman sebesar 0,675 dolar Australia per saham. Nilai tersebut lebih rendah dari penawaran sebelumnya sebesar 0,7 dolar Australia per saham.
“Goodman Fielder telah sepakat mengusulkan skema tersebut kepada para pemegang saham perseroan,” jelas manajemen Wilmar dalam keterangan resmi, Rabu (2/7).
Adapun Direktur Goodman Fielder telah sepakat dengan suara bulat memberikan rekomendasi kepada pemegang saham untuk menerima skema yang ditawarkan Wilmar dan First Pacific. Skema tersebut dinilai terbaik untuk pemegang saham Goodman Fielder.
Wilmar, First Pacific, dan Goodman Fielder berharap kesepakatan akuisisi akan berlangsung pada November tahun ini. Kesepakatan akan terjalin, jika seluruh poin dari kesepakatan telah disetujui.
Sebelumnya, First Pacific dan Wilmar bahkan menaikkan harga akuisisi Goodman menjadi sebesar 0,7 dolar Australia per saham dari sebelumnya 0,65 dolar Australia per saham. Harga tersebut premium 33 persen dari harga saham Goodman di Bursa Efek Australia pada 23 April 2014 sebesar 0,52 dolar Australia per saham.
Sebelumnya, Goodman sempat menolak tawaran akuisisi, karena harga penawaran dinilai terlalu rendah. Pemegang merek Meadow Lea, Praise, White Wings, Pampas, Mighty Soft, Meadow Fresh, dan Irvines tersebut meminta First Pacific dan Wilmar untuk merevisi proposal akuisisi. Saat ini, First Pacific dan Wilmar mengantongi 19,9 persen saham Goodman.
Agresif
Grup Wilmar dan Salim dikenal konsisten dan agresif dalam merealisasikan ekspansinya di Asia. Sebelumnya, Wilmar melalui anak usahanya, Wilmar Sugar Pte Ltd, membentuk joint venture (JV) dengan Great Wall Stuff Industry Co Ltd, perusahaan gula asal Myanmar.
Sesuai rencana, Wilmar akan menguasai 55 persen saham JV, sedangkan Great Wall sebesar 45 persen. Mereka bakal mengakuisisi dan mengelola seluruh aset bisnis gula yang dimiliki Great Wall. Aset tersebut meliputi dua pabrik berkapasitas 4.000 metrik ton (MT) tebu per hari dan 65.000 MT ton gula per tahun, serta satu pabrik bioetanol dan satu pengolahan senyawa organik.
Sementara itu, Grup Salim melalui First Pacific Natural Resources Holdings BV telah mengakuisisi 34 persen saham perusahaan gula terbesar di Filipina, Roxas Holdings Inc. Nilai akuisisi mencapai 2,47 miliar peso atau sekitar Rp 658 miliar.
Roxas memiliki kapasitas penggilingan sebanyak 38.500 ton tebu per hari. Adapun kapasitas produksi gula refinasi mencapai 18.000 lkg per hari. Roxas juga memiliki tiga pabrik gula di Negros Occidental dan Batangas, Filipina. Selain itu, perseroan memiliki pabrik etanol berkapasitas 100.000 liter per hari.
http://www.beritasatu.com/pasar-moda...8-triliun.html
diturunkan gan

0
1.1K
1


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan