Jakarta - Tokoh aktivis Malari Hariman Siregar percaya yang bisa merubah Indonesia adalah rakyatnya. Siapapun pemimpin yang didukung penuh oleh rakyat, maka dia akan dapat merubah bangsa ini.

"Contoh aja Iran. Ahmadinejad itu tidak terlalu banyak melakukan hal aneh-aneh. Tapi dia didukung rakyatnya. Dia apa adanya, kadang tidur di mesjid. Nah, sekarang dia bisa keluar dari kemelut," ujar Hariman di sela-sela kegiatan pawai akbar Ramadhan dukung Prabowo-Hatta yang diprakarsai oleh Komunitas Masyarakat Penyelamatan Indonesia (KOMPI) di bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta, Minggu (29/7).

Saat ditanya soal dukungannya kepada Prabowo-Hatta ia mengaku bahwa yang pasti ia tidak akan mendukung Jokowi.

"Prabowo itu apa adanya. Jokowi itu ngga apa adanya. Kurang punya sikap. Kalau dia blusukan sebagai gubernur itu bagus. Tapi kalo mau jadi presiden dan dia ingin Samad (Abraham Samad, Ketua KPK) jadi wakilnya, seharusnya dia bilang sama Megawati kalo memang dia maunya Samad. Tapi dia tidak lakukan itu," paparnya.

Menurutnya, ketika ada yang bilang Jokowi bisa tegas, itu tidak benar. "Beda dengan Prabowo yang mengerti persoalan," tuturnya.

"Di Solo dia menang karena banyak orang miskin, di Jakarta dia jadi karena kita-kita yang bergerak. Tapi kalo untuk di Indonesia lain. For him nothing lah. Kecuali dia apa adanya," terangnya.

Menurut Hariman, ada kekosongan peran di posisi kelas menengah. Yang ada hanya kelas atas atau struktur dan kelas bawah.

"Di tengah ini kosong. Datanglah orang kaya Jokowi dengan gaya sandiwaranya," terangnya.

Inilah, kata Hariman, kegagalan dari aktivis. "Kondisi bangsa ini terpuruk seperti sekarang akibat kegagalan aktivis," tandasnya.Bully Protocol

Kasihan sama bung Hariman