Kaskus

News

d4rw1sAvatar border
TS
d4rw1s
Kiani Kertas Milik Prabowo Terancam Tutup Karena Utang Rp 7 Triliun
BERITA HEADLINE – BERAU - Sekretaris Serikat Pekerja PT Kertas Nusantara (Kiani) Suyadi memastikan perusahaan tempatnya bekerja yaitu PT Kiani yang berlokasi di Kabupaten Berau Kalimantan Timur memiliki sangkutan utang hingga mencapai Rp 7 Triliun lebih, bahkan perusahaan milik Capres Prabowo Subianto itupun harus menghadapi pembayaran ratusan gaji karyawan yang tertunda antara 5 hingga 6 bulan, dengan rasio gaji terendah sebesar Rp 5 juta perbulan. Bahkan sejak bulan Agustus 2013 lalu perusahaan sudah tidak beroperasi lagi.

Menurutnya, sejumlah buruh Kiani Kertas resah dan sempat mengajukan kepada pihak yang berwenang untuk dilakukan proses pailit ke kantor kejaksaan setempat, agar perusahaan dapat beroperasi kepada pemilih yang baru. Namun, perusahaan tidak ingin mengaku pailit karena memang sebenarnya perusahaan itu tidak merugi.

“Informasi yang kami terima, perusahaan memiliki utang sebesar Rp 7 triliun. Setelah diaudit, nilai usaha itu hanya Rp 3,5 triliun. Ada beberapa investor yang mau beli, tapi perusahaan tidak berkenan. Ada yang mau beli Rp 5 triliun, tapi kan masih kurang untuk membayar utang. Mungkin itu alasan masih dipertahankan,” tutur Suyadi kepada beritaheadline.com pada sabtu sore, (28/06/2014).

Krisis yang terjadi pada PT. Kertas Nusantara diakui karena terjadi pengkondisian agar perusahaan itu tidak beroperasi, namun karyawan mengetahui bahwa mesin masih berfungsi dan bahan baku berupa ribuan hektar kayu gamalina dan akasia untuk bahan kertas sudah siap dipanen.

“Dan kepada kami disampaikan selama ini bahwa ini karena kondisi keuangan perusahaan yang dipicu perusahaan tak ada kegiatan. Memang per bulan Agustus tahun lalu sudah tidak ada kegiatan pabrik,” tutur Suyadi.

Menurutnya, Sebelum dikelola oleh Prabowo Subianto dengan manajemennya, perusahaan ini sangat bermanfaat. Namun beberapa tahun terakhir ini justru mengalami beberapa kendala krisis. Bahkan produksi perusahaan menjadi turun karena kurangnya kayu akasia yang menjadi bahan baku utama pembuatan pulp. Ketersediaan bahan baku di dalam negeri, terutama di Kalimantan Timur, terus berkurang. Bahkan terkadang bahan baku harus diimpor dari Australia.

“Kondisi inilah yang menjadi faktor dirumahkan para buruh, dan pembayaran gaji karyawan ikut tergambat, bahkan saat kami mau demo selalu pihak menajemen janji-janji melulu dan membayar 1 hingga 2 bulan gaji, dan sekarang karyawan yang dirumahkan itu sebagian besar beralih menjadi tukang ojek atau nelayan, sambil menunggu kepastian Kiani Kertas,” tuturnya.

UTANG 7 TRILTUN

INI PASTI BOCORRRRRRRRRRRR!!!
0
5.7K
12
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan