Le Tour de France 2014

Le Tour de France akan dimulai dengan etape jalan raya. Mark Cavendish dipastikan akan ngotot memenangi etape ini. Pertama, karena Grand Start akan dilakukan di Inggris, di tanah airnya, di depan pendukungnya. Kedua, karena garis finishetape ini berjarak "sepelemparan batu" dari tempat ibundanya tinggal. Etape ini dihiasi dengan pemandangan indah dan rute datar di 60 kilometer terakhir.

Trek di etape ini mengagumkan, tampak seperti tiruan dari Liège-Bastogne-Liège. Sebagai 'modal awal', etape ini mendebarkan karena para pebalap favorit, terutama Chris Froome, Alberto Contador, Vincenzo Nibali dan Alejandro Valverde dipastikan akan tampil hati-hati untuk meminimalisir potensi kehilangan waktu. Di sini, Peter Sagan bukanlah favorit, karena ia kurang andal di tanjakan. Ini adalah salah satu etape "neraka" dalam edisi Le Tour de France tahun ini.

Etape singkat sejauh 155 km menuju ke ibukota Inggris, yang memberikan sambutan tak terlupakan di Tour de France 2007. Etape prestisius yang akan membawa peserta mengitari Olympic Park dan landmarkpaling terkenal di London sebelum finish, Buckingham Palace. Tentu saja, sorotan akan kembali mengarah pada Mark Cavendish. Akankah ia memenangi etape ini? Just wait and see.

Petualangan di Inggris berakhir. Lomba menginjak tanah Perancis dengan etape yang akan membawa peloton pebalap dari Le Touquet-Paris-Plage ke Lille. Rasanya para sprinterakan berhasil memenangi etape ini.

Tibalah saatnya untuk etape yang legendaris dengan sembilan sektor yang berbatu, yang menjanjikan sebuah "medan perang". Semuanya dimulai di Ypres, Belgia, sebuah kota yang terkenal karena serangan bom gas diluncurkan dari sana, pada awal Perang Dunia I. Balapan menjanjikan sebuah konfrontasi spektakuler. Ini adalah etape yang penuh dengan bahaya. Batu-batuan akan menjadi momen penentu dalam lomba.

Battle of the Somme dan the Chemin des Dames pada Perang Dunia I, terjadi di sepanjang rute etape ini. Ini adalah etape untuk para pemberani, dengan banyak trek berliku-liku menjelang finish, sehingga hembusan angin juga bisa berperan menentukan pemenangnya. Marcel Kittel dan André Greipel menyukai etape ini.

Bukan hanya jarak 234,5 km yang akan membuat tahap ini sulit untuk diatasi. Akan ada dua tanjakan yang sulit menjelang akhir etape. Gradien menyentuh 8% pada salah satu tanjakan, lima kilometer sebelum finish. Menarik untuk menyaksikan adu strategi saat mencapai garis finishdi puncak gunung.

Sekarang lomba tiba di Vosges. Tiga hari balap di daerah ini, tiga etape pendek dengan tipe berbeda, memaksa peserta untuk merancang baik-baik strategi balap mereka.
Di etape 8 ini, mungkin akan terjadi sebuah start yang hiruk pikuk, di mana para pesepeda spesialis breakaway akan berusaha untuk memanfaatkan trek datar sepanjang 130 kilometer di awal etape untuk menjauh dari peloton besar, sebelum para raja tanjakan mendominasi di akhir rute. Etape ini memiliki tiga titik sulit: Croix des Moinats, Col de Grosse Pierre, dan tanjakan menuju La Mauselaine, sekaligus garis finish di Gérardmer.

Etape ini akan melewati wilayah dengan pemandangan seperti di Yorkshire, trek berbatu kerikil, ruas jalan La Mauselaine dan wilayah Verdun. Kontur rute mirip Vosges, namun dengan tanjakan curam yang lebih panjang.

Salah satu etape klasik, berjarak pendek namun menantang, menuju ke La Planche des Belles Filles, di mana Chris Froome meraih juara etape pertamanya pada tahun 2012. Terdapat tujuh barisan gunung sepanjang lebih dari 130 kilometer, termasuk Col des Chevrères (dengan gradien 15%) dan garis finishdi ketinggian, di La Planche des Belles Filles (dengan gradien 20% pada sesi terakhir). Diprediksi, akan banyak peserta yang gugur di etape berat ini.

Etape lanjutan setelah rest daypertama. Mungkin akan menjadi balapan yang sangat ketat. Etape ini adalah favorit Peter Sagan.

Sebuah etape transisi yang akan menjadi rute persaingan antara pesepeda breakaway specialistdan sprinter. Siapa yang akan menang di Saint-Étienne, yang merupakan ibukota sepeda tempo dulu ini? Berkaca pada edisi tahun lalu, Marcel Kittel berpeluang, namun Mark Cavendish pun bisa melaju sangat cepat.

Ini adalah etape pegunungan, di mana akan jadi sebuah kesalahan fatal andai para pebalap favorit juara tidak menempuhnya secara serius! Kesulitan terbesar terletak dalam lima puluh kilometer terakhir, termasuk mendaki menuju Col de Palaquit yang merupakan ujung etape. Juga tanjakan terjal menuju Chamrousse, sebuah trek gunung sepanjang 18,2 km dengan gradien rata-rata 7,3%.

Dua puncak legendaris, yaitu Lautaret dan Izoard, seolah akan menjadi 'pemanasan' sebelum finishpada puncak gunung di Risoul. Trek ini juga dilewati dalam ajang Tour de l'Avenir dan Criterium du Dauphiné. Jika Chris Froome masih sekuat tahun lalu, para saingannya akan bekerja keras mencari celah untuk mengalahkannya. Etape ini adalah yang kedua dan terakhir di Pegunungan Alpen.

Sebuah bagian transisi panjang untuk melengkapi pekan kedua lomba. Tampaknya tidak akan ada sprinteryang gagal menyelesaikan etae ini. Tapi kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi. Etape ini terkenal dengan rute yang kerap dilanda angin besar. Dengan demikian, etape yang tampak tidak istimewa ini malah dianggap sebagai salah satu yang paling mendebarkan dalam satu dekade terakhir.

Etape terpanjang di lomba tahun ini hadir tepat setelah rest daykedua. Dengan panjang 237,5 km dan Port de Bales sebagai "hidangan penutup", pesepeda akan menghabiskan waktu sekitar enam jam di atas sadelnya.
Catatan dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan, bahwa peserta yang menjaga jarak keunggulan 30 sampai 40 detik dapat meraih kemenangan di Bagnères-de-Luchon. Ini bukan etape terberat, namun Andy Schleck kehilangan kaus kuning di sini karena problem mekanik pada tahun 2010.

Dengan jarak 125 km, etape terpendek langsung hadir tepat setelah menyelesaikan etape terpanjang. Akan menjadi etape sulit, karena kontur yang naik dan turun sepanjang 50 kilometer sebelum mencapai summit finishdi Plat d'Adet. Bahkan para pemimpin klasifikasi lomba akan menemukan kesulitan di sini, apalagi para pebalap di peloton besar. Sementara penantang dengan jersey hijau bisa jadi tersisih dari persaingan setelah etape ini berakhir. Urutan di klasemen akhir akan mulai terlihat. Tak diragukan lagi, etape ini adalah highlight dari keseluruhan perlombaan.

Dengan panjang 145,5 km, etape ini pun cukup pendek. Dibandingkan dengan sebelumnya, para peserta lomba mungkin akan melihatnya sebagai kesempatan untuk mengambil napas. Namun mereka tidak dapat meremehkannya begitu saja. Pertama, mereka harus mendaki Col du Tourmalet, selalu menjadi sebuah tantangan. Selanjutnya, mendaki Hautacam, yang seolah menjadi "tempat suci" dalam sejarah lomba.

Saatnya untuk mengambil nafas! Etape sejauh 208 km ini benar-benar tanpa kesulitan yang nyata. Kesempatan bagi para favorit untuk meninggalkan peloton raksasa. Tahun lalu, Rui Costa unggul telak dua kali dalam pekan terakhir lomba. Dengan time trialdan Champs-Élysées sebagai bagian rute, etape ini adalah kesempatan terakhir bagi para breakaway specialist.

Apa yang ada dalam benak penyelenggara, adalah pemenang akhir ditentukan dalam lomba time trialsejauh 54 km ini. Namun gap akan terjadi secara alami dalam tiga minggu sejak Grand Start di Leeds. Akankah Chris Froome sekuat tahun lalu? Jika demikian, ia akan menjadi favorit, bersaing dengan para spesialis sejati seperti Tony Martin, Bradley Wiggins dan Fabian Cancellara.

Gambar-gambar dari perlombaan di tahun 2013, dengan para peserta lomba bersepeda melewati Louvre dan Arc de Triomphe, masih segar dalam pikiran setiap orang. Kedua highlighttersebut akan kembali tahun ini, serta pendakian di Champs-Élysées, yang jauh lebih sulit dari yang diperkirakan. Itu semua akan berujung pada gambar spektakuler final sprint, dipertajam oleh dokumentasi France Télévisions.