Dalam masa remaja kayak ane gini, kalian pasti pernah ngalamin hal tragis seperti ini. Pada hari itu, kita merasakan dada sesak, hari terasa berat dan berbeda. Apalagi kalau pas pacaran sayaaaank banget ama sidia, sehari-hari ditemeni sms/telpon dari sidia, istilahnya "You are my everything". Nah, pada hari itu, kita dipaksa untuk nglupain semuanya. Nggak ada sms sidia, telpon, bercandaan, dan laen-lainnya, istilahnya sudah haram kangen mantan.

Ane pernah ngrasain sesaat setelah putus ama pacar kedua gan, loh kok kedua? iyah, soalnya dia cantik pakek bingit malahan, pinter, dan tipe ane bangetlah, yg pertama yah cantik sih, tapi kakak kelas, jadi sayangnya cuman sekedar nafsu. Apalagi pas jaman smp ane ketua osis, dia sekretaris osis. Cieeee, tau sendirilah gimana ceritanya..

Nasihat ane: "Hal-hal yang indah lalu pergi dari kehidupan kita tidak musti dilupakan, apalagi dibuang jauh-jauh. Toh itu pernah mengisi hari-hari yang indah dalam hidup kita gan, jadi gak usah dilupain, cukub buat singgasana yang indah pula untuk meletakkan kenangan itu, InsyaAllah pada suatusaat akan berguna kok gan"

Kenapa setelah SMA? karena beberapa minggu bahkan bulan sesaat setelah lulus SMA, sebagian banyak agan pasti merasa dilema antara lanjut kuliah, kerja, atau nikah. Yang mau kerja bingung cari kerja, yang mau kuliah bingung mau nglanjutin apa dan dimana. Yang mau nikah bingung mau nikah sama siapa, bagaimana dan berapa.

Dititik ini, pandangan kita tentang hidup akan berubah. Bisa jadi malah kita ketakutan untuk menjalani kehidupan. Yah, karena hidup tak semudah yang kita bayangkan ketika masih kank-kanak. Dulu ketika kanak-kanak, kita membayangkan jadi dokter, polisi, tni, dosen, guru dan lain-lain dengan simple, hanya sekedar aku ingin jadi ini-itu. Tapi saat ini kita tahu fakta yang menyakitkan, "mimpi-mimpi dibeli oleh keserakahan". Ingin jadi ini itu harus keluar biaya besar, apalagi jika kita kurang mampu.

Nah ane saat ini juga baru lulus SMA, mau lanjut kuliah dg bantuan Bidikmisi, SNMPTN tidak lolos, SBMPTN masih PHP, USM STAN juga pesimis. Mau ambil swasta masalah di biaya. Mau kerja juga gak ada nafsu buat kerja.

Tapi itulah hidup, jika pas sma kita masih kong-kalikong, setelah lulus sma dipaksa menghadapi kehidupan yang keras dan penuh perjuangan. Doain saja ane bisa nglewatin masa kelam ini yah gan.

Nasihat ane: "Karena ini masa sulit, dan banyak hal yang kita fikirkan, saran ane jangan terlalu peduliin kata orang lain, ambil yang menambah pengetahuan, dan buang yang menjatuhkan. Jangan pikirkan hal buruk yang dipikirkan orang lain jika kita gagal, memang itu tidak mudah, tapi melangkahlah walau itu terasa berat. Cukup dengan langkah pertama, insyaAllah kita akan tahu langkah berikutnya dengan sendirinya"

Gagal dalam usaha seperti mau bukak usaha, tes lamaran kerja, tes masuk kuliah adalah hal yang sama menggalaukannya dengan setelah lulus SMA, tapi ini sedikit lebih parah dan menyakitkan.

Pada masa ini, kita akan merasa bahwa kita adalah pecundang. dan semua orang terasa menjahui kita. Dan kita berharap apa yang kita alami adalah mimpi belaka. Tapi itu percuma, ini adalah kenyataan yang menyakitkan. Mungkin orang-orang disamping kita akan menyemangati, tapi itu lebih percuma. Kita juga mencoba menyemangati diri kita seperti gambar diatas, tapi kenyataan yang berat ini tak bisa kita anggap enteng. Yah, karena benar, hidup tak semudah bibir Pak Mario, tapi setiaknya itu melegakkan hati kita walau hanya sedetik.

Saran ane: "Jika itu berat, maka menangislah. Itu hal yang sangat wajar, toh kita juga manusia yang punya perasaan. Pengalaman ane, semakin mencoba tetap tegar, semakin berat dan semakin sakit. Jadi menangislah entah itu dikamar, dipelukkan orang lain, hingga hati kita plong seplong-plongnya"

Kenapa hal ini saya taruh diposisi kedua, well karena ini puncak jreng-jrengnya kehidupan kita. Istilahnya menempuh hidup baru. yang menentukan kehidupan kita selanjutnya.

Jujur buat yang laki-laki. Kita ingin sukses dan tidak mau gagal karena WANITA, yah semua untuk pernikahan yang melahirkan keluarga. Maksud ane, perjuangan kita selama ini termotivasi untuk hal ini, untuk sebuah pasangan hidup. Iyah nggak?

Pada masa ini, kita akan dibingungkan dengan berbagai kesibukkan, jika sebelumnya kita disibukkan dengan siapa pasangan kita, nah saat ini kita disibukkan siapkah kita maju kejenjang yang halal. Dilema pernikahan yang rumit, dilema takut keluarga tidak bahagia, dilema ekonomi, dilema ini dan itu yang menjadi beban pikiran, mungkin hal ini tidak dialami beberapa orang yang sudah siap mental dan siap sesiap-siapnya, apalagi kalau siap secra ekonomi.

Tapi toh pada akhirnya kita harus menjalaninya, bahkan temen ane bilang, "Semua berjalan dengan lepas" maksudnya kalaupun kita masih tidak siap atau dilema, semua akan berjalan dengan baik dan mulus, yah We just do it.

Neh setelah menikah, kita akan dilema atas tempat tinggal, pekerjaan, dan lain lain, tapi saran saya dari lingkungan sekeliling, "Jalani saja, KEEP CALM AND JUST DO IT". Yang nikah muda aja berani, masa agan yang udah tua kagak?

Yah, untuk ini ane gak bisa ngomong banyak-banyak, soalnya belum pernah ngalamin n yang udah ngalamin juga gak bisa cerita. Tapi agama ane menyarankan "cari bekal yang banyak".