- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Mengenal dan mengidentifikasi 16 jenis elang di Pulau Jawa


TS
piusalim
Mengenal dan mengidentifikasi 16 jenis elang di Pulau Jawa
Spoiler for repsol:
Spoiler for intro:
Spoiler for :
Pulau Jawa menjadi habitat beberapa spesies burung raptor atau burung pemangsa besar seperti elang, meski beberapa spesies mengalami penurunan populasi cukup signifikan. Selain kerusakan hutan yang menjadi habitatnya, maraknya perburuan liar terhadap elang menjadi faktor makin berkurangnya populasi.

1. Elang jawa
Spoiler for :
Spoiler for :

Elang jawa (Spizatetus bartelsii) merupakan burung endemik di Pulau Jawa. Elang jawa termasuk burung paling dilindungi setelah populasinya di alam liar liar mengalami penurunan tajam.
Pada tahun 2010, jumlah elang jawa tercatat hanya 325 pasang, yang tersebar di Gunung Halimun Salak, Gunung Gede Pangrango, Gunung Ciremai, dan beberapa gunung berapi di Jawa. Di Gunung Ceremai, misalnya, para ahli memperkirakan jumlahnya hanya tersisa lima pasang .
Elang jawa
Elang jawa identik dengan lambang negara Republik Indonesia, yaitu Garuda, dan sejak tahun 1992 ditetapkan sebagai maskot satwa langka Indonesia.
Ciri-ciri fisik burung ini antara lain kepala berwarna cokelat kemerahan, dengan jambul hitam berujung putih, yang terdiri atas 2 – 4 helai bulu yang menonjol. Tengkuk berwarna cokelat kekuningan, yang terkadang terlihat berkilau keemasan jika terkena cahaya. Sayapnya agak membulat dengan ujung sedikit menekuk ketika sedang terbang. Kepalanya berukuran sedang dan proporsional, bentuk ekornya sedikit lebih panjang dari elang brontok.
Burung yang cukup pendiam dan anggun ini akan terlihat gagah ketika sedang terbang atau gliding di atas tajuk pohon untuk berburu hewan yang menjadi mangsanya seperti tikus, kadal, tupai, bajing, ayam hutan, dan hewan-hewan kecil lainnya.
Populasi burung elang jawa makin berkurang karena maraknya perburuan liar di masa lalu untuk memuaskan kalangan kolektor hewan langka. Harga elang jawa yang cukup tinggi menjadi daya tarik para pemikat untuk terus memburunya.
Untuk menjaga kelestariannya Konvensi Perdagangan Internasional untuk Flora dan Fauna Terancam Punah (CITES) memasukkan elang jawa dalam Apendiks 1. Apa artinya? Harus ada peraturan ekstra ketat terkait perdagangan satwa ini.
Melalui Keputusan Presiden Nomor 4 Tahun 1993 tentang Satwa dan Bunga Nasional, Pemerintah RI mengukuhkan elang jawa sebagai wakil satwa langka dirgantara. Adapun untuk melindungi populasi satwa langka ini, Pemerintah telah memasukkan elang jawa dalam daftar burung yang dilindungi oleh Undang-Undang.
2. Elang brontok
Spoiler for :
Spoiler for :

Elang brontok atau changeable hawk-eagle (Spizaetus cirrhatus) memilik penampilan mirip elang jawa. Tidak mengherankan jika banyak orang yang sering salah mengidentifikasi dan mengganggap elang brontok sebagai elang jawa.
Elang brontok memiliki ukuran sedang, dengan panjang tubuh sekitar 60 cm. Ada beberapa ras atau subspesies burung ini, dengan penampilan yang sedikit berbeda. Misalnya, ada yang memiliki jambul tapi ada juga yang tidak berjambul.
Nasib elang brontok masih lebih baik daripada elang jawa. Apalagi wilayah persebarannya lebih luas dan menempati habitat yang lebih bervariasi, sehingga populasinya di alam liar relatif masih aman.
Berbeda dari elang jawa yang merupakan burung endemik di Pulau Jawa, elang brontok juga dijumpai di beberapa wilayah lain di Indonesia, seperti Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara.
Burung ini juga memiliki wilayah persebaran global, seperti Bangladesh, Brunei Darussalam, Kamboja, India, Laos, Myanmar, Nepal, Filipina, Singapura, Sri Lanka, Thailand, dan Vietnam.
Ada lima subspesies elang brontok, dengan wilayag persebaran sebagai berikut:
- Spizaetus cirrhatus limnaetus: Sumatera, Jawa. Kalimantan, dan Semenanjung Malaysia.
- Spizaetus cirrhatus cirrhatus: Sumatera, Kalimantan, dan India.
- Spizaetus cirrhatus floris: burung endemik di Flores dan Sumbawa.
- Spizaetus cirrhatus vanheurni: Pulau Simeulue, Nanggroe Aceh Darussalam.
- Spizaetus cirrhatus andamanensis: Kepulauan Andaman.
Makin sempitnya habitat burung ini akibat kerusakkan hutan, ditambah aksi perburuan liar untuk tujuan perdagangan menjadi ancaman terhadap spesies elang ini.
Karena itu, untuk melindungi burung yang memiliki hubungan kekerabatan dengan elang jawa dan elang flores ini, elang brontok juga dimasukkan sebagai burung dilindungi berdasarkan UU Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Hayati dan Ekosistemnya, dan tercantum pula dalam PP No 7 Tahun 1999 serta PP Nomor 8 Tahun 1999.
3. Elang bondol
Spoiler for :
Spoiler for :

Burung elang bondol (Haliastur indus) memiliki ukuran tubuh sedang, sekitar 45 cm. Elang ini terkenal sebagai maskot Provinsi DKI Jakarta. Meski dianggap sebagai maskot dan gambarnya kerap muncul sebagai logo busway, populasinya elang bondol cukup mengenaskan.
Elang bondol memiliki kemiripan dengan elang botak (bald eagle) dari Amerika, namun posturnya lebih kecil. Spesies ini memiliki kemampuan hoovering saat terbang, yang membedakannya dari jenis elang lainnya, sehingga elang bondol dimasukkan dalam kelompok “kite“.
Ciri khas elang bondol adalah berwarna putih dan cokelat terang. Burung dewasa memiliki kepala, leher, dan bagian dada berwarna putih. Adapun sayap, bagian perut, punggung, dan ekornya berwarna cokelat terang.
Burung remaja memiliki tubuh berwarna kecokelatan, dengan coretan pada dadanya. Jika sudah berumur dua tahun, warna tubuhnya berubah menjadi putih keabuan, dan akan mencapai bulu dewasa jika sudah berumur tiga tahun.
Elang bondol lebih sering terlihat sendirian. Tetapi saat mencari makan terkadang bersama kelompok hingga 35 ekor. Kebiasaannya terbang rendah di atas permukaan air, untuk mencari pakan berupa ikan, udang, atau kepiting. Tidak jarang pula mereka menyerang burung camar, dara laut, dan burung air besar lainnya yang terlihat membawa pakan untuk dirampasnya. Di daratan, elang bondol akan memangsa burung-burung kecil, anak ayam, serangga, dan mamalia kecil.
4. Elang ular-bido
Spoiler for :
Spoiler for :

Elang ular-bido (Spilornis cheela) memiliki panjang tubuh sekitar 50 – 60 cm. Spesies ini dikenal sangat berisik dan mudah dijumpai di semua ketinggian. Burung ini termasuk mudah beradaptasi, dan memiliki habitat beragam mulai dari hutan primer, hutan sekunder, perkebunan, hutan pantai, savana, dan terkadang di lokasi yang dekat perkampungan penduduk.
Meski nama elang ular-bido, pada kenyataannya burung ini tidak selalu memakan ular. Mereka juga memakan tikus, kadal, tupai, dan hewan-hewan kecil lainnya.
Elang ular-bido memiliki tubuh berwarna hitam dengan garis putih pada ujung belakang sayapnya. Jika terbang, sayapnya akan menekuk ke atas dan ke depan, membentuk huruf C yang terlihat membusur. Ciri khas lainnya adalah kulit kuning tanpa bulu di sekitar mata hingga paruh.
Elang ular-bido memiliki kulit yang kebal terhadap bisa ular.Spesies ini cukup popular dijadikan hewan peliharaan.
5. Elang hitam
Spoiler for :
[SPOILER=

Elang hitam (Ictinaetus malayensis) memiliki panjang tubuh sekitar 70 cm. Tubuhnya akan terlihat lebih besar ketika sedang terbang.
Burung ini dikenal sebagai elang pemberani dan memiliki keandalan dalam bertarung yang membuatnya memiliki tingkat survival rate yang cukup tinggi.
Elang hitam memiliki habitat pada daerah berketinggian 300 – 2.000 meter dari permukaan laut, dan termasuk jenis elang yang cukup umum dijumpai di hutan primer hingga perkebunan. Burung ini juga sering terlihat memasuki kawasan pedesaan di pinggir hutan untuk mencuri anak ayam atau unggas peliharaan.
Elang hitam memilik tubuh yang seluruhnya berwarna hitam pekat, kecuali bagian ekor yang sedikit kecokelatan. Burung remaja memiliki corak garis seperti elang brontok.[/SPOILER]
6. Elang laut perut-putih
Spoiler for :
[SPOILER=

Spoiler for :
Elang laut perut-putih (Halieestus leucogaster) merupakan jenis elang yang memiliki ukuran sangat besar, sekitar 70 – 85 cm. Elang ini dijuluki sebagai raja lautan karena ukurannya yang cukup besar.
Elang laut perut-putih tersebar di sepanjang pesisir pantai dan sering masuk ke hutan-hutan dataran rendah atau terkadang hidup juga di dataran tinggi.
Ciri khas elang ini adalah sayapnya yang panjang, kokoh, dan lebar, serta ekornya yang pendek membentuk baji. Warna tubuhnya dominan putih, dengan sayap yang membentuk pola hitam pada bagian atas dan hitam-putih pada bagian bawah. Burung remaja memiliki warna cokelat pucat.
Elang laut perut-putih tersebar di sepanjang pesisir pantai dan sering masuk ke hutan-hutan dataran rendah atau terkadang hidup juga di dataran tinggi.
Ciri khas elang ini adalah sayapnya yang panjang, kokoh, dan lebar, serta ekornya yang pendek membentuk baji. Warna tubuhnya dominan putih, dengan sayap yang membentuk pola hitam pada bagian atas dan hitam-putih pada bagian bawah. Burung remaja memiliki warna cokelat pucat.
7. Elang tiram
Spoiler for :
Spoiler for :
Elang tiram (Pandion halieestus) memiliki ukuran tubuh sedang, dengan panjang sekitar 60 cm. Meski bukan termasuk dalam keluarga Acciptridae, spesies ini dikenal sebagai elang.
Ciri khas burung elang tiram adalah warna bulu di sekitar mata yang menyerupai topeng berwarna gelap. Punggung berwarna cokelat gelap, dan sisi bawah tubuhnya putih, mulai dari dada hingga perut.
Bentangan sayapnya lebar, tetapi ekornya pendek. Burug muda memiliki tanda melintang pada bagian dada yang akan tampak saat terbang.
Wilayah persebarannya cukup luas dan hampir dijumpai di seluruh dunia kecuali Antartika. Wilayah persebarannya meliputi Afrotropial, Australasian, Indomalayan, Neartic, Neotropical, Oceanian, Palearctic, Amerika Utara, Afrika, dan Kepulauan Pasifik.
Di Indonesia, elang ini hampir terdapat di seluruh wilayah negeri.
8. Elang ular jari-pendek
Spoiler for :
Spoiler for :

Elang ular jari pendek (Circaetus gallicus) memiliki panjang tubuh sekitar 65 cm. McKinnon dalam buku “Panduan Lapangan: Burung di Sumatera, Kalimantan, Jawa, dan Bali” menyebutkan, spesies ini merupakan pengunjung musim dingin yang jarang terlihat dan langka. Pertemuan terbanyak ada di Taman Nasional Baluran di Situbondo, Jawa Timur.
Elang ular jari-pendek memiliki tubuh kekar, dengan tubuh bagian atas berwarna cokelat keabuan dan tubuh bagian bawah putih bercoret gelap. Burung remaja memiliki warna yang lebih kusam.
Elang ini memiliki habitat di pinggiran hutan dan semak sekunder. Kebiasaannya terbang melingkar, lalu meluncur dengan sayap dibentangkan lurus dan datar. Bergerak seperti alap-alap raksasa, dan sering melayang-layang diam sembari mengepakkan sayapnya.
9. Elang tikus
Spoiler for :
Spoiler for :

Elang tikus (Elanus caeruleus) memiliki panjang tubuh sekitar 30-45 cm. Cara terbangnya cukup unik, mirip alap-alap, namun sayapnya lebih bulat dan matanya berwarna terang.
Elang tikus tersebar di dataran rendah dan perbuktian hingga ketinggian 2.000 meter dari permukaan laut. Elang ini termasuk golongan kite yang memiliki kemampuan hoovering.
Burung ini memiliki ciri khas bercak hitam pada bahu, dan bulu primer hitam yang panjang. Burung dewasa memiliki mahkota, punggung, sayap, dan pangkal ekor abu-abu. Tubuh bagian bawah putih. Burung remaja memiliki corak berwarna kecokelatan.
10. Elang alap china
Spoiler for :
Spoiler for :

Elang alap china (Accipiter soloensis) merupakan burung pemangsa berukuran sedang, panjangnya sekitar 33 cm. Spesies ini merupakan burung migran di Pulau Jawa. Mereka sering terlihat bersama elang alap jepang saat melakukan migrasinya. Penampilan keduanya bisa dengan mudah dibedakan.
Burung dewasa memiliki tubuh bagian atas berwarna abu-abu kebiruan, dengan ujung putih. Adapun tubuh bagian bawah putih dan terdapat sapuan merah-karat yang samar pada bagian dadanya.
Pada musim dingin, elang alap china akan mengunjungi daerah terbuka hingga ketinggian 900 meter dari permukaan laur di seluruh Sunda Besar. Secara rutin, setiap bulan Oktober, elang alap china akan melewati kawasan Puncak, Bogor dan wilayah-wilayah di Bali Barat dalam jumlah yang cukup besar.
11. Elang alap jepang
Spoiler for :
Spoiler for :

Elang alap jepang (Accipiter gularis) merupakan burung raptor yang bermigrasi dari belahan utara bumi seperti halnya elang alap china. Umumnya mereka berkunjung ke Indonesia pada bulan Oktober – September hingga Desember.
Elang alap jepang merupakan burung atraktif, lebih gesit. dan lebih lincah daripada dua kerabatnya, yaitu elang alap besra dan elang alap jambul. Panjang tubuhnya hanya 27 cm.
Spesies ini memiliki tubuh bagian atas berwarna abu-abu, ekor juga abu-abu dengan beberapa garis melingkar gelap. Dada dan perut merah-karat pucat, dengan setrip hitam sangat tipis di tengah dagu, setrip kumis tidak jelas. Iris kuning sampai merah, paruh biru abu-abu dengan ujung hitam, dan kaki kuning-hijau.
Burung betina memiliki tubuh bagian atas cokelat (bukan abu-abu), bagian bawah tanpa warna karat, bergaris-garis cokelat melintang rapat. Burung remaja memiliki banyak coretan di bagian dada, bukan garis-garis melintang. dan lebih merah-karat.
Elang alap jepang berburu di sepanjang pinggir hutan, di atas hutan sekunder, dan daerah terbuka.
12. Elang alap besra
Spoiler for :
Spoiler for :
Elang alap besra (Accipiter virgatus) memiliki tubuh berukuran sedang, dan penampilannya mirip elang alap jepang. Yang membedakan adalah ukurannya lebih besar. Elang alap besra termasuk jenis raptor penetap. Burung ini makin jarang dijumpai di Pulau Jawa.
Panjang tubuhnya sekitar 33 cm. Sekilas mirip juga dengan elang alap jambul, tetapi berukuran lebih kecil dan tidak memiliki jambul. Burung dewasa memiliki warna tubuh bagian atas abu-abu gelap dan ekor bergaris tebal. Adapun tubuh bagian bawah berwarna putih dengan garis cokelat melintang, dan setrip kumis hitam.
Di habitatnya, elang alap besra termasuk burung yang tenang. Mereka akan duduk diam sambil menunggu mangsa.
13. Elang alap jambul
Spoiler for :
Spoiler for :

Elang alap jambul (Accipiter trivirgatus) memiliki penampilan mirip elang alap besra dan elang alap jepang. Yang membedakan adalah ukurannya yang besar (panjang sekitar 40 cm) dan memiliki jambul.
Burung ini memiliki tubuh tegap dengan jambul tampak jelas. Burung dewasa memiliki tubuh bagian atas cokelat abu-abu dengan garis-garis pada sayap dan ekor.
Tubuh bagian bawah merah karat, dada bercoretan hitam, ada garis-garis tebal hitam melintang pada perut dan paha yang putih. Lehernya putih dengan setrip hitam menurun ke arah tenggorokan, dan ada dua setrip kumis.
Burung remaja dan betina memiliki penampilan mirip jantan dewasa, tetapi coretan dan garis-garis melintang pada tubuh bagian bawah berwarna cokelat, serta tubuh bagian atas coklat lebih pucat.
14. Elang ikan kepala-abu
Spoiler for :
Spoiler for :

Elang ikan kepala-abu (Ichthyophaga ichthyaetus) memiliki tubuh berukuran besar, sekitar 70 cm. Spesies ini jarang terlihat, karena wilayah persebaran terbatas di bagian barat Pulau Jawa. Dulu pernah tercatat perjumpaannya di Jawa Timur, namun belum ada catatan terbaru mengenai hal ini.
Ciri khasnya adalah sayapnya yang membulat, yang membedakannya dari elang laut perut-putih. Pada burung dewasa, bagian kepala dan leher abu-abu, dada cokelat, sayap dan punggung cokelat gelap. Adapun bagian perut, paha, dan pangkal ekornya putih. Ujung ekor bergaris lebar hitam.
Pada burung remaja, bagian atas cokelat kekuningan, bagian bawah bercoret cokelat dan putih. Ekor pendek, berwarna cokelat mengkilap dengan ujung bergaris hitam. Iris cokelat sampai kuning, paruh abu-abu, tungkai tanpa bulu, dan kaki putih sampai kuning.
15. Elang perut-karat
Spoiler for :
Spoiler for :

Elang perut-karat (Hieraaetus kienerii) memiliki tubuh agak kecil dan jambul pendek yang cukup unik. Elang ini jarang terlihat, namun merupakan penghuni tetap pada daerah-daerah berketinggian hingga 1.500 meter dari permukaan laut.
Burung elang perut-karat memiliki bulu berwarna cokelat kemerahan, hitam, dan putih, dengan jambul pendek. Burung dewasa memiliki warna hitam pada mahkota, pipi, dan tubuh bagian bawah. Ekornya cokelat dengan garis hitam tebal dan ujung putih. Dagu, tenggorokan, dan dada putih bercoret hitam. Bagian sisi tubuh, perut, paha, dan bawah ekor cokelat kemerahan, dengan coretan hitam perut.
16. Sikep madu asia
Spoiler for :
Spoiler for :

Sikep madu asia (Pernis ptilorhynchus) merupakan burung pemangsa dari jenis buzzard. Spesies ini adalah burung migran yang berasal dari wilayah utara bumi ini. Mereka akan mengunjungi Indonesia pada bulan Oktober-September hingga Desember, namun ada catatan bahwa sebagian burung telah menetap di Pulau Jawa.
Sikep madu asia memiliki ukuran tubuh sedang, dengan panjang sekitar 60 cm. Kepalanya yang kecil dan panjang menjadi ciri khas burung dari kelompok buzzard. Dalam perjalanan migrasinya, mereka sering terlibat konflik dengan elang-elang penetap lainnya seperti elang hitam.
Ciri khas lainnya adalah ekornya sering membentuk kipas. Kepalanya memiliki jambul kecil. Spesies ini sering terlihat mengunjungi hutan-hutan di pegunungan.
SUMUR
semoga bermanfaat, kalo berkenan silahkan kasih
atau 


Diubah oleh piusalim 30-06-2014 02:02
0
10.2K
Kutip
7
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan