Kaskus

News

rickyimamsxyAvatar border
TS
rickyimamsxy
Papper Pengantar HI - Persengketaan Laut Cina Selatan




RICKY IMAM SYAH
1342500558 – xx
YUGOLASTAROB KOMEINI, M.Si
Papper pengantar HI



LATAR BELAKANG
Sengketa tumpang tindih kepemilikan Laut Cina Selatan, yang terdiri dari kepulauan paracel yang meliputi, Cina dengan Taiwan, dan kepulauan spartly yang meliputi enam Negara, terutama Kepulauan Spartly belum berakhir hingga sekarang. Sengketa tumpah tindih kepemilikan Laut Cina Selatan ini sudah berlangsung berabad-abad. Laut Cina Selatan berpotensi menimbulkan konflik dan ada beberapa Negara yg terlibat antara lain yakni, China, Taiwan, Vietnam, Filipina, Malaysia, dan Brune Darussalam. Laut Cina Selatan merupakan bagian dari Samudra Pasifik yang terbentang dari Selat Malaka dan Singapura di barat daya ke Selat Taiwan di timur laut. Luas perairan Laut Cina Selatan mencakup Teluk Siam yang dibatasi Vietnam, Kamboja, Thailand dan Malaysia serta Teluk Tonkin yang dibatasi Vietnam dan China. Kawasan tersebut bernilai ekonomis, politis dan strategis.
Cina sendiri telah klaim kepemilikan atas kawasan Laut Cina Selatan sejak tahun 1947 melalui peta yang merinci klaim kedaulatan negara itu, tahun 1970-an cina kembali mengklaim didasarkan pada tiga hal pokok yakni kemajuan ekonomi, politik dan kebutuhan akan pertahanan dan keamanan. Vietnam menyanggah klaim Cina dengan mengatakan Beijing tidak pernah mengklaim kedaulatan atas kepulauan itu sampai tahun 1940-an dan mengatakan dua kepulauah itu masuk dalam wilayah mereka. Selain itu Vietnam juga mengatakan mereka menguasasi Paracel dan Spratly sejak abad ke-17, dan memiliki dokumen sebagai bukti. Negara lain yang mengklaim adalah Filipina, yang mengangkat kedekatan secara geografis ke kepualauan Spratly sebagai landasan klaim sebagian kepulauan itu. Malaysia dan Brunei juga mengklaim sebagian kawasan di Laut Cina Selatan itu yang menurut dua negara itu masuk dalam zone ekslusif ekonomi, seperti yang ditetapkan dalam Konvensi PBB tentang Hukum Laut tahun 1982. Brunei tidak mengklaim dua kepuluaan itu namun Malaysia menyatakan sejumlah kecil kawasan di Spratly adalah milik mereka.
Dalam permasalahan ini klaim Cina begitu agresif untuk mendapatkan Laut Cina selatan tersebut dikarenakan, Pertama, dari segi ekonomi menunjukkan keberhasilan modernisasi yang dimulai dari masa Deng Xiaping hingga sekarang. Pertumbuhan ekonomi yang semakin meningkat yang disertai dengan meningkatnya tingkat kesejahteraan masyarakat tentu membutuhkan sumber energi yang semakin besar. Sumber energy terutama energi alam dari dalam negeri semakin lama tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan penduduk. Sebagai konsekuensinya, pemerintah Beijing perlu mencari sumber alam alternatif dari luar negeri. Laut Cina Selatan berdasarkan berbagai penelitian menunjukkan adanya kekayaan alam yang melimpah sehingga dapat dijadikan sebagai sumber energi untuk masa mendatang. Di tahun 2002 sebenarnya telah ada perjanjian "menyelesaikan sengketa teritorial dan yurisdiksi dengan cara damai tanpa penggunaan kekerasan, dan melalui perundingan". Tetapi akhir-akhir ini Cina dan Vietnam sering melanggar perjanjian itu sehingga sampai sekarang sengketa tumpah tindih kepimilkan Laut Cina Selatan ini belum menemui titik temu.











PERTANYAAN PENELITIAN
“bagaimana kondisi anarki mendorong terciptanya konflik di laut china selatan?”



















KERANGKA PEMIKIRAN
REALISME ANARCY
• National interes
kepentingan nasional adalah sesuatu yang penting dan ia amat dititikberatkan.Seperti mana yang kita ketahui,kepentingan diri haruslah dipentingkan berbanding dengan kepentingan yang lain

• National security
sistem antar bangsa adalah dalam keadaan anarki yang sentiasa berada dalam keadaan yang kacau-bilau dan tidak selamat.Dalam hal ini keselamatan negara haruslah dititikberatkan Hal ini kerana,keselamatan nasional merupakan perkara terpenting bagi sebuah negara karena perkara-perkara militari dan isu politik adalah berkait rapat dengan keamanan negara. • Self – help
Tidak ada satu negarapun yang berani menjamin eksistensinya secara struktural baik dibidang domestik dan internasional, dalam hal ini tidak ada musuh atau teman yang abadi, yang ada hanya kepentingan nasional negara. Jadi yang didapatkan negara adalah hasil jerih payah mereka sendiri, apa yang ditabur, itulah yang dipetik.
• absence of supreme powers
politik internasional kemudian mengambil peran dalam situasi tidak adanya otoritas pemerintahan yang terpusat, tidak adanya lembaga-lembagayang muncul diatas negara dengan otoritas dan kekuasaan untuk membuat hukum dan menyelesaikan persengketaan.

pada dasarnya tiap-tiap individu itu ‘selfish’ dan selalu berupaya untuk mempertahankan eksistensinya dengan berbagai cara tak terkecuali pada perilaku Negara-negara di dunia. Realisme juga melihat dunia ini sebagai tempat yang anarki dimana masing-masing negara sebagai pemegang kedaulatan tertinggi memiliki kebebasan untuk mendapatkan kepentingannya sekalipun dengan cara-cara yang mengancam eksistensi dan keamanan actor lain.
ANALISA
 Apa yang dipersengketakan?
Kedaulatan atas kawasan laut serta wilayah di kepulauan Paracel dan Spratly, dua rangkaian kepulauan yang diklaim oleh sejumlah negara. Selain rangkaian pulau ini, ada pula pulau tak berpenghuni, atol, dan karang di seputar perairan ini.
 Siapa saja negara yang mengklaim?
Cina mengklaim sebagian besar kawasan ini -terbentang ratusan mil dari selatan sampai timur di Propinsi Hainan. Cina mengatakan hak mereka atas kawasan itu bermula dari 2.000 tahun lalu dan kawasan Paracel dan Spratly merupakan bagian dari bangsa Cina. Tahun 1947, Cina mengeluarkan peta yang merinci klaim kedaulatan negara itu, Peta itu menunjukkan dua rangkaian pulau yang masuk dalam wilayah mereka. Klaim itu juga diangkat Taiwan, yang masih dianggap Cina sebagai provinsinya yang membangkang.
Tahun 1970-an cina kembali mengklaim didasarkan pada tiga hal pokok yakni kemajuan ekonomi, politik dan kebutuhan akan pertahanan dan keamanan. Vietnam menyanggah klaim Cina dengan mengatakan Cina tidak pernah mengklaim kedaulatan atas kepulauan itu sampai tahun 1940-an dan mengatakan dua kepulauan itu masuk dalam wilayah mereka. Selain itu Vietnam juga mengatakan mereka menguasasi Paracel dan Spratly sejak abad ke-17, dan memiliki dokumen sebagai bukti. Negara lain yang mengklaim adalah Filipina, yang mengangkat kedekatan secara geografis ke kepualauan Spratly sebagai landasan klaim sebagian kepulauan itu.
Tentara Filipina di pulau Thitu, Laut Cina Selatan menyambut anggota parlemen yang berkunjung. Malaysia dan Brunei juga mengklaim sebagian kawasan di Laut Cina Selatan itu yang menurut dua negara itu masuk dalam zone ekslusif ekonomi, seperti yang ditetapkan dalam Konvensi PBB tentang Hukum Laut tahun 1982. Brunei tidak mengklaim dua kepuluaan itu namun Malaysia menyatakan sejumlah kecil kawasan di Spratly adalah milik mereka.
 Mengapa begitu banyak negara yang mengklaim?
Paracel dan Spratly kemungkinan memiliki cadangan besar sumber alam di seputar kepulauan itu. Namun tidak banyak rincian tentang kekayaan mineral ini dan perkiraan didasarkan pada sumber daya mineral di dekat wilayah itu. Para pejabat Cina memiliki perkiraan yang paling optimistik atas sumber mineral di sana. Menurut data yang dikutip oleh Informasi Energi Amerika Serikat (EIA), Cina memperkirakan cadangan minyak di sana sebesar 213 miliar barel, atau 10 kali lipat dari cadangan milik Amerika Serikat.
Namun para ilmuwan AS memperkirakan jumlah minyak di sana 28 miliar barel. Menurut EIA, cadangan terbesar kemungkinan adalah gas alam, menurut mereka Perkiraannya sekitar 900 triliun kaki kubik, atau setara dengan cadangan yang dimiliki Qatar. Kepulauan Spratly Cina, Vietnam, dan Taiwan menuntut kedaulatan atas sebagian besar wilayah Laut Cina Selatan, termasuk Kepulaian Spratly dan Paracel. Kepulauan Spratly diperkirakan kaya akan kandungan minyak maupun gas dan juga berada di jalur pelayaran penting.
Cina memperkirakan cadangan minyak di kawasan itu mencapai 213 miliar barel walau perkiraan Amerika Serikat jauh lebih rendah yaitu sekitar 28 miliar barel. Perkiraan kasar kandungan gas sekitar 25 triliun m3 atau sama dengan cadangan gas yang dimiliki Qatar. Salah satu pulau di Kepulauan Spratly, Thitu, dihuni oleh sekitar 60 penduduk sipil Filipina dan memiliki jalur pendaratan pesawat. Kawasan itu juga merupakan rute utama perkapalan dan sumber pencarian ikan bagi kehidupan ribuan orang yang tinggal di sekitar.
 Seberapa besar ancaman sengketa ini?
Bentrokan yang paling parah dalam beberapa dekade ini adalah antara Vietnam dan Cina. Cina menguasai Paracel dari Vietnam tahun 1974, menewaskan beberapa tentara Vietnam. Tahun 1988, kedua belah pihak bentrok di Spratly, dan Vietnam lagi-lagi kehilangan 70 personil. Filipina juga terlibat dengan ketegangan kecil dengan pasukan Cina, Vietnam dan Malaysia, Ketegangan terakhir juga melibatkan Cina. Para pejabat Beijing mengeluarkan pernyataan keras, termasuk peringatan kepada negara lain yang mengklaim untuk menghentikan eksplorasi mineral di kawasan itu.
Filipina menuduh Cina menyusun kekuatan militer di Spratly. Klaim yang tidak dapat dipastikan menyebutkan angkatan laut Cina sengaja mensabotase dua operasi eksplorasi Vietnam yang menimbulkan protes anti-Cina terbesar di jalan-jalan Hanoi dan Ho Chi Minh. Vietnam telah mengadakan latihan militer dengan peluru tajam di lepas pantai mereka, dan operasi itu dianggap Beijing sebaga langkah provokasi.
 Siapa saja yang mencoba menyelesaikan sengketa ini?
Selama bertahun-tahun, Cina cenderung mengadakan pertemuan tertutup dengan pemimpin negara lain yang juga mengklaim kepemilikan kawasan itu. Namun negara lain menyerukan bantuan internasional. Tahun 2010, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton saat terlibat dalam debat soal sengketa Laut Cina Selatan menyerukan adanya aturan yang mengikat. Tentara Vietnam melakukan latihan di kepulauan Spratly dengan peluru tajam, tetapi Cina menolak dan menyebut usulan Nyonya Clinton sebagai serangan atas Cina.
Sejumlah kesepakatan termasuk Konvensi Hukum Laut PBB tahun 1982 dianggap sebagai salah satu landasan penyelesaian. Namun pada prakteknya, konvensi ini menimbulkan klaim yang semakin tumpang tindih dan tidak berhasil melunakkan posisi Cina dan Vietnam yang tetap mengangkat landasan sejarah. Baik Filipina dan Vietnam mengadakan perjanjian bilateral dengan Cina dengan menetapkan peraturan untuk kawasan itu. Namun kesepakatan itu tidak banyak artinya.
 Bagaimana Peran ASEAN Dalam Persengketaan ini?
Perhimpunan negara-negara Asia Tenggara, ASEAN sudah berhasil menandatangani code of conduct atau kode perilaku dengan Cina tahun 2002. Berdasarkan perjanjian itu, negara-negara yang mengklaim sepakat "menyelesaikan sengketa teritorial dan yurisdiksi dengan cara damai tanpa penggunaan kekerasan, dan melalui perundingan". Tetapi kejadian akhir-akhir ini menunjukkan Vietnam dan Cina tidak mematuhi semangat kesepakatan itu. Dan para menteri luar negeri ASEAN di Bali menyepakati kerangka acuan untuk penulisan kode perilaku dalam penyelesaian konflik ini. Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa yang bertindak sebagai tuan rumah forum ini, mengatakan kerangka acuan ini akan sangat membantu upaya Asean menempuh solusi damai dalam sengketa ini. Marty mengatakan negara-negara ASEAN akan terus membicarakan langkah penyelesaian damai.









214-734-PB.pdf
http://www.bbc.co.uk/indonesia/lapor...conflict.shtml
1960_tannas karmin-konflik dan solusi laut china selatan.pdf
Dinamika laut Cina Selatan.pdf




KESIMPULAN
Konflik persengketan Laut Cina Selatan yang sudah terjadi selama berabad-abad ini, menimbulkan konflik pada beberapa Negara, dan akan terus berkembang konflik ini hingga kondisi konflik ini menumui titik temu. Sebenarnya konflik ini sudah memiliki perjanjian dimana dalam perjanjian tersebut Negara-negara yg berpartisipasi dalam konflik ini harus menyelesaikan sengketa teritorial dan yurisdiksi dengan cara damai tanpa penggunaan kekerasan, dan melalui perundingan. Tetapi ada beberapa Negara yang akhir-akhir ini yang tidak mau mengikuti perjanjian tersebut.

Pada akhirnya bila beberapa Negara tersebut tidak mematuhui perjanjian, maka akan dipastikan bahwa konflik ini akan tiada habisnya. Dimana setiap Negara hanya mementingkan keadaan negaranya sendiri, dan tak mau melepaskan kepulauan paracel dan spartly didalam Laut Cina Selatan tersebut. Dimana didalam kepulauan paracel dan spartly dianggap banyak menguntungkan ekonomi ataupun politik bagi mereka. Kondisi anarki yang seperti ini yang mendorong mereka saling berperang satu sama lain, dimana si pemenang tersebut akan mendapatkan untung yang amat sangat.
0
2.2K
1
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan