KASKUS.SENIORAvatar border
TS
KASKUS.SENIOR
(LCS) Pasport Baru China Memasukkan Natuna sebagai Wilayahnya
Pasport Baru China Memasukkan Natuna sebagai Wilayahnya

Membaca berita Antaranews.com, Rabu (12/3) tentang Klaim China atas sebagian wilayah Natuna sebagai miliknya tentu membuat kita harus mulai “mewaspadai” China. Seperti dijelaskan Asisten Deputi I Kementerian Koordinator Politik Hukum dan Keamanan, Bidang Dokrin Strategi Pertahanan, Masekal Pertama TNI Fahru Zaini sebagai berikut: “China telah mengklaim wilayah perairan Natuna sebagai wilayah laut mereka. Klaim sepihak ini terkait sengketa Kepulauan Spratly dan Paracel antara negara China dan Filipina. Sengketa ini, akan berdampak besar terhadap keamanan laut Natuna.”

Berikut peta terbaru China yang sudah dirilis di Paspor terbaru mereka:

Gambar. Perairan terbaru yang di Klaim China sebagai miliknya (sumber. mi2g)


Dalam peta tersebut terlihat China memasukkan sebagian wilayah Natuna sebagai wilayahnya. Keberanian China memasukkan wilayah Indonesia dan wilayah gugusan pulau Spratlys yang masih disengketakan 5 negara tersebut adalah suatu tindakan provokatif yang sangat melampau. Karenanya seperti dijelaskan Fahru Zain, TNI akan memperkuat sistem strategi dan kemampuan komponen utama TNI sebagai alat pertahanan NKRI, terutama dalam kemampuan, kekuatan dan gelar pasukan bila terjadi sesuatu di wilayah Natuna.

China belakangan memang diketahui semakin gencar gelar kekuatan militernya. Kekuatan militer dan ekonomi China sekarang ini memang telah membuat China semakin berani dan terlihat makin “kurang ajar” ditandai dengan klaimnya atas wilayah yang diyakini kaya dengan minyak dan gas alam di Asia - Pasifik termasuk Asia Tenggara.

Bukan hanya itu, China pada pasport terbarunya tersebut juga terang-terangan mengklaim wilayah India Arunachal Pradesh dan Aksai Chin - di wilayah Ladakh - Jammu & Kashmir sebagai bagian dari China.

Nah, Indonesia sebagai negara terbesar di Kawasan Asia Tenggara dan Pengagas Gerakan Non Blok harus memainkan kebijakan luar negerinya lebih aktif. Indonesia harus tegak sama tinggi dan duduk sama rendah dengan Kekuatan Blok Barat yang dinakhodai Amerika Serikat dan Inggris, serta Kekuatan Blok Timur yang dinakhodai Rusia dan Cina. Letak Geografis Indonesia yang sangat penting akan tetap menjadi incaran kedua blok tersebut yang hingga kini terus berseteru tersebut. Indonesia jangan sampai lengah dan terpancing berpihak ke salah satu blok!

Jika kita selama ini fokus mewspadai AS dan sekutunya, maka kini pun kita perlu mewaspadai Cina dan Rusia yang kini seolah-olah berada “dibelakang” kita. Jangan sampai lena!


Gawat...China Klaim Perairan Natuna Masuk Wilayahnya





Bisnis.com, JAKARTA –Upaya menggarap potensi migas di Blok East Natuna kini menghadapi tantangan baru setelah Pemerintah China mengklaim kawasan Natuna masuk dalam wilayah teritorinya.

Padahal, pemerintah Indonesia sendiri masih mempersiapkan revisi Peraturan Pemerintah No. 52/2011 tentang Fasilitas Pajak Penghasilan untuk Penanaman Modal di Bidang Usaha Tertentu pasca para kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) meminta keringanan pajak.

China menggambar peta laut Natuna di Laut China Selatan masuk wilayahnya dengan 9 dash line atau garis terputus, bahkan dalam paspor terbaru milik warga China juga sudah dicantumkan.

Vietnam dan Filipina sudah menolak peta China tersebut sebagai dasar untuk pengembangan minyak dan gas bersama yang ditawarkan negara itu.

Asisten Deputi I Kementerian Koordinator Politik Hukum dan Keamanan, Bidang Dokrin Strategi Pertahanan, Masekal Pertama TNI Fahru Zaini, mengatakan China telah mengklaim perairan Natuna sebagai wilayah perairan mereka.

“Klaim sewenang-wenang ini terkait dengan sengketa Spratly dan Paracel Islands antara China dan Filipina . Sengketa ini akan memiliki dampak besar pada keamanan perairan Natuna. " katanya seperti dikutip dari Bloomberg, Senin (7/4/2014).

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Indonesia Marty Natalegawa mengatakan Indonesia sedang mencari kejelasan tentang maksud China mengklaim zona maritim di Laut China Selata untuk menghindari salah perhitungan di zona kaya gas alam.

Dia mengaku telah meminta kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk membantu memperoleh kejelasan hukum dari klaim China atas wilayah Indonesia.

Padahal, jelasnya, Filipina pada Maret 2014 telah menantang klaim China untuk wilayah yang diperebutkan dari Laut china Selatan di pengadilan PBB.

"Apa yang perlu dikomunikasikan lebih baik adalah maksud di balik langkah ini sehingga kita minta agar pihak Tiongkok memberikan penjelasan apa latar belakang, hukum apa yang mereka gunakan agar tidak menjadi sumber masalah dan tantangan baru," kata Natalegawa .

Menurutnya, potensi kesalahpahaman berarti ada risiko insiden kecil yang mengarah ke krisis yang lebih besar di kawasan itu. Untuk itu, pihaknya meminta klarifikasi dari China, tetapi hingga kini belum mendapat tanggapan.

Natalegawa mengemukakan Indonesia bukan merupakan penuntut di Laut Cina Selatan , dan negara ini tidak merasa khawatir akan terjebak dalam perselisihan yang lebih luas.

Pasalnya, dia percaya bila setiap orang yang hanya menekankan satu keamanan sendiri akan mengetahui dengan cepat bahwa pendekatan semacam itu hanya dapat bersifat sementara.

Rencananya, Indonesia akan mengerahkan empat helikopter serang Apache Boeing ke Kepulauan Natuna sebagai tindakan pencegahan terhadap ketidakstabilan di Laut Cina Selatan.

Indonesia juga sedang menunggu pengiriman delapan helikopter yang dijadwalkan tiba pada 2017.

Berdasarkan catatan Bisnis, wilayah Natuna merupakan wilayah kaya minyak, gas dan ikan serta rumah bagi beberapa jalur pelayaran tersibuk di dunia.

Khusus untuk Blok East Natuna, PT Pertamina (Persero), bersama dengan mitra yang meliputi unit Exxon Mobil Corp dan Total SA, ingin mengembangkan blok gas tersebut yang diprediksi memiliki potensi sumber daya hingga 57 triliun kaki kubik (tcf).

http://m.bisnis.com/quick-news/read/...suk-wilayahnya


China klaim wilayah Natuna



Natuna, Kepri (ANTARA News) - Pemerintah Republik Rakyat China telah memasuk sebagian wilayah perairan laut Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau ke dalam peta wilayah mereka, kata Asisten Deputi I Kementrian Koordinator Politik Hukum dan Keamanan, Bidang Dokrin Strategi Pertahanan, Masekal Pertama TNI Fahru Zaini.

"China telah mengklaim wilayah perairan Natuna sebagai wilayah laut mereka. Klaim sepihak ini terkait sengketa Kepulauan Spratly dan Paracel antara negara China dan Filipina. Sengketa ini, akan berdampak besar terhadap keamanan laut Natuna," ungkap Fahru Zaini saat berkunjung ke Natuna, Rabu.

Ia menjelaskan, China telah menggambar peta laut Natuna di Laut China Selatan masuk peta wilayahnya dengan 9 dash line atau garis terputus, bahkan dalam paspor terbaru milik warga China juga sudah di cantumkan.

"Yang dilakukan oleh China ini menyangkut zona wilayah NKRI. Untuk itu, kami datang ke Natuna ini ingin melihat secara nyata strategi dari komponen utama pertahanan NKRI, yaitu TNI, terutama dalam kemampuan, kekuatan dan gelar pasukan bila terjadi sesuatu di wilayah ini," jelasnya.

Menurut dia, bukan hanya wilayah Indonesia saja yang dipetakan oleh China tetapi juga wilayah negara lain yang berbatasan dengan perairan Laut China Selatan seperti, Vietnam, Malaysia, Brunai, Fhilipina serta Taiwan.

"Bukan wilayah negara Indonesia saja yang petakan oleh China, negara lain juga dipetakan. Namun China tidak mau berterus terang terhadap koordinat mana yang masuk wilayah mereka," katanya.

Itu sebabnya, lanjut Fahru, demi terjaganya keutuhan NKRI ini, kebhinekaan kebangsaan di wilayah terdepan seperti Kabupaten Natuna perlu diperkokoh.

"Wilayah yang berada di perbatasan, seperti Kabupaten Natuna, persatuan dan kesatuan antar warga maupun etnis, perlu diperkokoh. Persatuan antar warga perlu dijunjung tinggi, ini dimaksudkan supaya tak mudah disusupi atau diadu domba oleh negara lain," ujarnya.

Ia mengatakan, letak Indonesia sangat strategis, baik lautnya maupun udaranya. Setiap hari selalu ramai dilewati oleh kapal maupun pesawat negara lain yang dapat berdampak baik dan juga berdampak buruk.

"Dari letak yang bagus ini, bisa menjadi keuntungan, bahkan juga kerugian, itu tergantung kita dalam mengimpletasikannya dalam bernegara, NKRI adalah harga mati," tuturnya. (*)

http://www.antaranews.com/berita/423...wilayah-natuna

Komen TS: Gawat emoticon-Mad (S)
0
3.3K
7
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan