TRIBUNNEWS.COM, TOMOHON - Hashim Djojohadikusumo, adik kandung Calon Presiden Prabowo Subianto sambangi kantor Sinode GMIM Tomohon, Selasa (24/6/2014) siang.
Hasyim secara pribadi meminta masyarakat tidak mudah percaya dengan black campaign yang berkembang soal Prabowo akan mengganti Pancasila dengan syariah. Sebab, bagi Prabowo Pancasila itu sudah menjadi harga mati di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Hal itu diungkapkan Hasyim saat berdialog dengan Ketua BPMS GMIM Pdt HWB Sumakul di Kantor Sinode, Selasa (24/6/2014), sekitar pukul 11.45 Wita.
"Pancasila itu bagi Prabowo sudah menjadi harga mati, jadi tak perlu diragukan lagi jika beliau nanti memimpin. Masyarakat juga jangan mudah percaya dengan black campaign yang berkembang bahwa Pancasila akan diganti dengan syariah," kata Hasyim disambut tepukan meriah dari BPMS yang hadir juga masyarakat lainnya.
Menurut Hashim, black campaign yang dilakukan oleh lawan Prabowo dalam pilpres sangat disesalkan, sebab tidak memberikan politik yang benar bagi masyarakat.
"Kalau memang Prabowo anti Pancasila, maka yang bersangkutan akan saya suntik mati. Tapi kan tidak demikian, sebab beliau begitu menghargai kemajemukan, karena lahir dari keluarga yang majemuk," katanya.
Jumat, 06 Juni 2014 - “Secara tegas dan bertanggung jawab di hadapan Allah, saya menyatakan haram memilih calon presiden dan wakil presiden yang didukung oleh kekuatan anti Islam,” kata Athian Ali kepada Islampos lewat sambungan telepon, Jum’at, (6/6). Justru manifesto agama Prabowo-Hattamendukung syariah. Dalam manifesto itu jelas menolak penistaan dan penodaan agama. Oleh karena itu keadaan dua pasang calon presiden dan wakil presiden saat ini sudah hitam putih,” terangnya.
Spoiler for berita lengkap:
SIKAP Ketua Hukum Tim Pemenangan Jokowi-JK, Trimedya Panjaitan, yang menolak Perda Syariah ditanggapi serius oleh Ketua Forum Ulama Umat Indonesia(FUUI), KH Athian Ali Lc, MA.
Dia menegaskan haram memilih Jokowi-JK sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia 2014-1019.
“Secara tegas dan bertanggung jawab di hadapan Allah, saya menyatakan haram memilih calon presiden dan wakil presiden yang didukung oleh kekuatan anti Islam,” kata Athian Ali kepada Islampos lewat sambungan telepon, Jum’at, (6/6).
Kyai Athian mengatakan sikap anti Islam dari pihak Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) sudah cukup bagi para ulama untuk mengingatkan umat Islam menjelang Pemilihan presiden nanti.
Baginya keadaan dua pasang calon presiden dan wakil presiden saat ini sudah hitam putih.
“Sampai saat ini, saya tidak pernah mendengar tim pemenangan Prabowo-Hatta menolak Perda Syariah. Justru manifesto agama Prabowo-Hatta mendukung syariah. Dalam manifesto itu jelas menolak penistaan dan penodaan agama. Oleh karena itu keadaan dua pasang calon presiden dan wakil presiden saat ini sudah hitam putih,” terangnya.
“Jadi jika ada ulama yang mendukung calon yang hitam, mungkin mata hatinya sudah gelap dan hubbuddunya (cinta dunia),” tutupnya.
(29/5/2014). “Komitmen Prabowo untuk menjaga ‘kemurnian agama’ kok cocok. Buat saya kok cocok, buat Islam mainstreem kok cocok. Walaupun buat liberal dan ahmadiyah nggak cocok. Ya kita harus memahami mengapa mereka nggak cocok,” katanya saat menjadi narasumber dalam diskusi publik bertajuk "Layakkah Mereka Memimpin Negeri Ini? Membaca peta pemikiran para calon presiden putaran kedua Letjen Prabowo Subianto", Kamis (29/5/2014).
Spoiler for berita lengkap:
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA – Sekeratis Jenderal Forum Umat Islam (FUI) Al Khaththath, menegaskan bahwa dukungannya terhadap capres-cawapres Prabowo-Hatta bukan sekadar berpihaknya Rhoma Irama terhadap pasangan tersebut. Akan tetapi, pasangan tersebut dinilai mampu meneguhkan “pemurnian” agama di Indonesia.
“Komitmen Prabowo untuk menjaga ‘kemurnian agama’ kok cocok. Buat saya kok cocok, buat Islam mainstreem kok cocok. Walaupun buat liberal dan ahmadiyah nggak cocok. Ya kita harus memahami mengapa mereka nggak cocok,” katanya saat menjadi narasumber dalam diskusi publik bertajuk "Layakkah Mereka Memimpin Negeri Ini? Membaca peta pemikiran para calon presiden putaran kedua Letjen Prabowo Subianto", Kamis (29/5/2014).
Acara yang digelar di gedung Convention Hall UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dan dihadiri ratusan peserta tersebut, Al Khaththath juga mengungkapkan, awalnya memang pihaknya kecewa dengan Prabowo yang tidak menjadikan Rhoma Irama sebagai Wapres setelah tidak diajukan oleh PKB sebagai Cawapres Jokowi.
“FUI mendukung Capres Prabowo, kenapa? Tentu saja bukan karena semata-mata jagoan kami Rhoma bergabung, tapi kita juga punya alasan. Dia satu-satunya capres yang programnya jelas, pola pikirnya jelas, bisa dilihat dari manifesto Gerindra,” katanya.
Menurutnya, dari manifesto program Gerindra dan Prabowo mengandung unsur urgensi pemurnian agama. Sebab sekarang bangsa Indonesia sudah tidak membawa berkah, dikarenakan semua aspek telah menabrak aturan beragama.
“Penjagaan agama dalam konteks Islam ini menurut sistem ajaran Islam adalah kewajiban dari pemimpin atau khalifah atau imam al a’dlo yang diterangkan dalam kitab ahkam sulthoniyah. Dalam perspektif Islam, menjaga kemurnian agama itu wajib,” katanya.
“Manifesto tentang Gerindra tidak perlu ditolak. Perlu didukung agar terlaksana secara murni dan konsekuen. Jika terpilih agar melaksanakan manifesto dengan sungguh-sungguh. Perlu dukungan umat untuk mendukung agar menjadi presiden,” sambungnya. (Tribunjogja.com)
Kamis, 5 Juni 2014 - Front Pembela Islam (FPI) merestui dan mendukung pasangan calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa tak secara langsung, tetapi lewat tiga partai Islam di Koalisi Merah Putih.
Kelak jika terpilih, Pemerintahan Prabowo-Hatta juga tidak akan menolak pembentukan berbagai peraturan daerah (perda) syariah.
Spoiler for beritalengkap:
JAKARTA, KOMPAS.com — Front Pembela Islam (FPI) merestui dan mendukung pasangan calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa tak secara langsung, tetapi lewat tiga partai Islam di Koalisi Merah Putih.
Demikian disampaikan Ketua Umum FPI Habib Muchsin Alatas saat menerima kedatangan politisi PKS Hidayat Nur Wahid, yang mewakili Prabowo-Hatta. Sedianya, Prabowo dijadwalkan datang ke Petamburan, Jakarta Barat, Rabu (4/6/2014), tetapi tak bisa hadir.
"Keluarga besar FPI memberikan suara kepada partai Islam, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan Partai Bulan Bintang (PBB). Secara tegas kami mendukung dan melimpahkan dukungan melalui partai Islam tersebut," ujar Muchsin seperti dikutip dari Tribunnews.com.
Muchsin yang meneruskan tongkat kepemimpinan FPI dari pendahulunya, Habib Rizieq Syihab, menambahkan, alasan FPI menitipkan suara kepada ketiga partai tersebut karena masih percaya integritasnya.
Dukungan FPI ini disertai syarat. Ketiga Partai Islam yang ada dalam koalisi harus memastikan Prabowo-Hatta meneruskan perjuangan mereka melawan kemaksiatan, membebaskan Indonesia dari paham impor seperti imperialisme dan liberalisme.
Kelak jika terpilih, Pemerintahan Prabowo-Hatta juga tidak akan menolak pembentukan berbagai peraturan daerah (perda) syariah. Ia menegaskan, perda syariah harus diperbanyak, terutama yang memberangsus kemaksiatan.
Menanggapi syarat yang diajukan FPI, Hidayat Nur Wahid mengaku Prabowo sepakat untuk memajukan umat Islam dan memajukan Indonesia. "Umat Islam di Indonesia mencapai 80 persen. Jika umat Islam maju, otomatis Indonesia juga maju," ungkapnya. sumber
[URL="http://nasional.inilah..com/read/detail/2107407/prabowo-menangis-di-depan-ribuan-ulama"][size="4"][FONT="Arial Black"][color=red]Prabowo Menangis di Depan Ribuan Ulama[/color][/FONT][/size][/URL]
“Saya sangat terharu, rasanya tidak bisa nahan tangis, karena saya rasakan suatu kepercayaan yang besar yang diletakkan di atas pundak saya. Insya Allah saya tidak akan mengecewakan,” ujar Prabowo seusai menerima pemberian secara simbolis berupa surban dengan motif kotak-kotak berwarna merah putih dari KH. Mas Subadar.
Spoiler for beritalengkap:
Kehadiran Prabowo dalam acara tersebut merupakan salah satu bagian dari safari politiknya ke beberapa daerah di Jawa Timur, seperti Jember, Malang, Pasuruan, dan Surabaya.
Acara yang digelar di Ponpes Terpadu Al-Yasini pimpinan KH Mujib Imron ini dihadiri pula sejumlah kiai kharismatik. Di antaranya KH Nawawi Abdul Jalil, KH Mas Subadar, KH Idris Hamid, KH Moh. Anwar Manshur, KH A Idris Marzuki, KH Abdulloh Bafaqih, KH Nurul Huda Jazuli, KH. Anwar Iskandar, kiyai Miftahul Akhyar, serta para pengasuh Ponpes ternama lainnya di Jawa Timur.
Pada acara itu, Prabowo memberikan sambutannya kepada ribuan ulama dan masyarakat yang hadir. Bahkan, ia sempat menangis terharu dan bicara terpatah-patah saat menyampaikan pidatonya di hadapan ribuan tamu undangan yang hadir.
“Saya sangat terharu, rasanya tidak bisa nahan tangis, karena saya rasakan suatu kepercayaan yang besar yang diletakkan di atas pundak saya. Insya Allah saya tidak akan mengecewakan,” ujar Prabowo seusai menerima pemberian secara simbolis berupa surban dengan motif kotak-kotak berwarna merah putih dari KH. Mas Subadar.
lengkapnya lihat sumber
[URL="http://nasional.inilah..com/read/detail/2107407/prabowo-menangis-di-depan-ribuan-ulama"]inilahcom[/URL]