- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Panitia Pencinta Alam Tolak Bocorkan Materi Selama Kegiatan


TS
Koedoes
Panitia Pencinta Alam Tolak Bocorkan Materi Selama Kegiatan
Quote:
Jakarta - Sudah sewajarnya setiap orangtua ingin mengetahui segala kegiatan anak-anaknya. Ini dilakukan untuk menjaga sang anak dari hal-hal yang mengancam atau membahayakan anak itu sendiri. Seperti halnya tindakan yang dilakukan orangtua Arfiand Caesar Al Irhami (15), siswa kelas 1 SMA 3 Jakarta yang tewas usai mengikuti ospek pencinta alam.
Saat kedua orangtua ingin mengetahui materi-materi kegiatan pencinta alam, pihak panitia yang juga siswa SMA 3 Jakarta enggan memberitahukan kepada orangtua korban.
"Orangtuanya minta rundown acara pelantikan, tapi tidak dikasih. Kata mereka ini rahasia. Ini yang minta orangtua siswa," kata keluarga korban, Endang, saat berbincang dengan detikcom, Sabtu (21/6/2014).
Begitu pula ketika orangtua Arfiand meminta nomor telepon yang bisa dihubungi, agar sewaktu-waktu dapat menghubungi anaknya apabila sewaktu-waktu ada keadaan darurat atau mendesak.
"Mereka malah kasih dua nomor teman korban, itu pun ketika dikontak tidak pernah aktif," kata Endang dengan nada geram.
Dari penuturan beberapa panitia acara, acara tersebut memang dihadiri seorang guru. Namun guru tersebut tidak mengikuti acara sampai dengan selesai, delapan hari. "Hanya sampai hari ketiga guru tersebut di lokasi," ujar Endang.
Dia menyesalkan sikap kepala sekolah yang seolah tidak tahu menahu dengan kegiatan anak didik sekolahnya tersebut. Ini terlihat dengan keterlibatan alumni di acara tersebut.
Arfiand meninggal pada Jumat (20/6) pukul 11.00 WIB di ruang ICU. Dia dijemput keluarga pada dini hari dari kawasan Tangkuban Perahu.
"Yang pasti terlihat itu lebam, mulai dari pipi sebelah kiri, bibir kanan bawah, dada sampai seputaran kaki lecet. Dari hasil otopsi sementara, telah terjadi kekerasan yang diakibatkan benda tumpul. Ini datanya terjadi 3-4 hari ke belakang," jelas Kasat Reskrim Polres Jaksel Kompol Indra Fadilah Siregar.
Korban mengikuti acara pecinta alam selama 8 hari sejak 12 Juni. peserta siswa kelas 1 sebanyak 10 orang dan seniornya siswa kelas 2 sebanyak 17 orang. Ada juga guru dan senior yang ikut. Polres Jakarta Selatan yang memegang kasus ini sudah memeriksa banyak saksi.
"Sudah ada 4 saksi yang kita periksa, guru dan siswa kelas 2," tutup Indra.
Saat kedua orangtua ingin mengetahui materi-materi kegiatan pencinta alam, pihak panitia yang juga siswa SMA 3 Jakarta enggan memberitahukan kepada orangtua korban.
"Orangtuanya minta rundown acara pelantikan, tapi tidak dikasih. Kata mereka ini rahasia. Ini yang minta orangtua siswa," kata keluarga korban, Endang, saat berbincang dengan detikcom, Sabtu (21/6/2014).
Begitu pula ketika orangtua Arfiand meminta nomor telepon yang bisa dihubungi, agar sewaktu-waktu dapat menghubungi anaknya apabila sewaktu-waktu ada keadaan darurat atau mendesak.
"Mereka malah kasih dua nomor teman korban, itu pun ketika dikontak tidak pernah aktif," kata Endang dengan nada geram.
Dari penuturan beberapa panitia acara, acara tersebut memang dihadiri seorang guru. Namun guru tersebut tidak mengikuti acara sampai dengan selesai, delapan hari. "Hanya sampai hari ketiga guru tersebut di lokasi," ujar Endang.
Dia menyesalkan sikap kepala sekolah yang seolah tidak tahu menahu dengan kegiatan anak didik sekolahnya tersebut. Ini terlihat dengan keterlibatan alumni di acara tersebut.
Arfiand meninggal pada Jumat (20/6) pukul 11.00 WIB di ruang ICU. Dia dijemput keluarga pada dini hari dari kawasan Tangkuban Perahu.
"Yang pasti terlihat itu lebam, mulai dari pipi sebelah kiri, bibir kanan bawah, dada sampai seputaran kaki lecet. Dari hasil otopsi sementara, telah terjadi kekerasan yang diakibatkan benda tumpul. Ini datanya terjadi 3-4 hari ke belakang," jelas Kasat Reskrim Polres Jaksel Kompol Indra Fadilah Siregar.
Korban mengikuti acara pecinta alam selama 8 hari sejak 12 Juni. peserta siswa kelas 1 sebanyak 10 orang dan seniornya siswa kelas 2 sebanyak 17 orang. Ada juga guru dan senior yang ikut. Polres Jakarta Selatan yang memegang kasus ini sudah memeriksa banyak saksi.
"Sudah ada 4 saksi yang kita periksa, guru dan siswa kelas 2," tutup Indra.
acara barbar lagi nih....pecinta alam harusnya bikin sehat kok malah nyelakain orang usut tuntas!!
sumur
0
886
Kutip
4
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan