- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Rekening Jokowi-JK bukti Rakyat ingin Pemimpin Amanah


TS
sabil.haq
Rekening Jokowi-JK bukti Rakyat ingin Pemimpin Amanah
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dana gotong royong yang masuk ke tiga rekening Joko Widodo-Jusuf Kalla, hingga akhir pekan ini mencapai Rp 56 miliar lebih. Dana itu dinilai tiga tokoh Islam, Kristen dan Katholik sebagai sedekah (berkat) bagi Jokowi-Kalla sebagai ungkapan syukur bahwa rakyat merindukan calon pemimpin yang amanah.
Ketiga tokoh itu adalah Mohamad Guntur Romli, aktivis Islam moderat, Dr Victor Silaen, pengamat politik dari Universitas Pelita Harapan (Kristen), dan Dr Mikael Dua, Kepala Pusat Pengembangan Etika dari Universitas Atma Jaya (Katholik).
Mereka mengungkapkan bahwa dana gotong royong yang digalang tim pemenangan Jokowi-Kalla sebagai sedekah, dalam diskusi publik yang diselenggarakan Emrus Corner di Restoran Horapa, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (21/6/2014).
Guntur menjelaskan, dalam Islam dikenal tiga hal bagaimana orang mendapatkan rezeki berkaitan dengan uang. Ketiganya adalah sedekah (halal), hadiah (halal) dan rasuah (haram). Dalam berpolitik, sah-sah saja jika calon presiden mendapatkan hadiah atau sedekah dari para pendukungnya. Hadiah lazimnya diberikan kepada orang yang dianggap berprestasi.
Dalam kasus Jokowi, para pendukung memberikan hadiah lewat rekening gotong royong, karena Jokowi dinilai telah berprestasi saat memimpin kota Solo sebagai wali kota, dan saat menjadi gubernur DKI Jakarta meskipun baru dua tahun.
Sedangkan sedekah diberikan kepada Jokowi melalui tiga rekening merupakan wujud bahwa para pendukungnya tidak ingin Jokowi-JK terjerembab melakukan money politics atau transaksional (rasuah), yang menurut Guntur, sangat diharamkan dalam Islam.
Victor Silaen mengatakan, tiga rekening bank yang dibuka Jokowi-Jusuf Kalla secara hukum sah, sebab nantinya dana yang masuk akan diaudit oleh auditor publik sebagai pertanggungjawaban Jokowi-Jusuf Kalla atas dana sumbangan para pendukungnya.
“Para pendukung menyokong dana kepada Jokowi-JK, karena mereka tidak ingin Jokowi-JK yang menyogok rakyat, sehingga keduanya lantas korupsi saat menjadi pejabat negara untuk menutup modal yang telah mereka keluarkan. Rakyat menginginkan pemilu presiden nanti benar-benar bersih,” katanya.
Micahel Dua berpendapat, penggalangan dana gotong royong Jokowi-Jusuf Kalla merupakan cara paling cerdas dalam upaya memberikan dukungan kepada capres Jokowi-JK.
Lewat cara ini, katanya, tumbuh partisipasi positif rakyat, dan sekaligus mendorong capres yang didukung bertanggung jawab dan mengedepankan moral kelak setelah terpilih menjadi presiden.
sumber
Ketiga tokoh itu adalah Mohamad Guntur Romli, aktivis Islam moderat, Dr Victor Silaen, pengamat politik dari Universitas Pelita Harapan (Kristen), dan Dr Mikael Dua, Kepala Pusat Pengembangan Etika dari Universitas Atma Jaya (Katholik).
Mereka mengungkapkan bahwa dana gotong royong yang digalang tim pemenangan Jokowi-Kalla sebagai sedekah, dalam diskusi publik yang diselenggarakan Emrus Corner di Restoran Horapa, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (21/6/2014).
Guntur menjelaskan, dalam Islam dikenal tiga hal bagaimana orang mendapatkan rezeki berkaitan dengan uang. Ketiganya adalah sedekah (halal), hadiah (halal) dan rasuah (haram). Dalam berpolitik, sah-sah saja jika calon presiden mendapatkan hadiah atau sedekah dari para pendukungnya. Hadiah lazimnya diberikan kepada orang yang dianggap berprestasi.
Dalam kasus Jokowi, para pendukung memberikan hadiah lewat rekening gotong royong, karena Jokowi dinilai telah berprestasi saat memimpin kota Solo sebagai wali kota, dan saat menjadi gubernur DKI Jakarta meskipun baru dua tahun.
Sedangkan sedekah diberikan kepada Jokowi melalui tiga rekening merupakan wujud bahwa para pendukungnya tidak ingin Jokowi-JK terjerembab melakukan money politics atau transaksional (rasuah), yang menurut Guntur, sangat diharamkan dalam Islam.
Victor Silaen mengatakan, tiga rekening bank yang dibuka Jokowi-Jusuf Kalla secara hukum sah, sebab nantinya dana yang masuk akan diaudit oleh auditor publik sebagai pertanggungjawaban Jokowi-Jusuf Kalla atas dana sumbangan para pendukungnya.
“Para pendukung menyokong dana kepada Jokowi-JK, karena mereka tidak ingin Jokowi-JK yang menyogok rakyat, sehingga keduanya lantas korupsi saat menjadi pejabat negara untuk menutup modal yang telah mereka keluarkan. Rakyat menginginkan pemilu presiden nanti benar-benar bersih,” katanya.
Micahel Dua berpendapat, penggalangan dana gotong royong Jokowi-Jusuf Kalla merupakan cara paling cerdas dalam upaya memberikan dukungan kepada capres Jokowi-JK.
Lewat cara ini, katanya, tumbuh partisipasi positif rakyat, dan sekaligus mendorong capres yang didukung bertanggung jawab dan mengedepankan moral kelak setelah terpilih menjadi presiden.
sumber
0
2.5K
32


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan