Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

calvinhondaAvatar border
TS
calvinhonda
Enam Metode Penetapan Harga


rice is about positioning, begitu kata Hermawan Kartajaya. Kini harga bukan saja sekedar berapa yang dibayarkan tapi juga tentang postioning sebuah merek. Harga merupakan pertanda bagi pembeli, instrumen persaingan, dan cara meningkatkan kinerja finansial.

Harga adalah cerminan persepsi pelanggan terhadap sebuah produk. Produk yang sebenarnya memiliki nilai tinggi di mata pelanggan, jangan sampai menjadi turun karena harga yang ditetapkan terlalu rendah. Harga menjadi sebuah parameter bagi pelanggan, jika harga tersebut mahal, semestinya kualitas produk tersebut baik, begitu pun sebaliknya.

Berikut 6 metode yang bisa kita gunakan dalam menetapkan harga produk :


Cost Based Price

Metode pertama ini adalah metode yang paling gampang untuk digunakan. Caranya dengan menghitung total biaya dari biaya tetap, biaya variable, dan biaya semivariable. Penentuan harga jual hanya dengan menambahkan total biaya dengan margin yang diinginkan. Berikut biaya-biaya yang membentuk biaya total :

1. Biaya Tetap/Fixed Cost

Biaya ini adalah biaya yang selalu ditanggung walaupun tidak ada penjualan yang terjadi, misalnya :

a. Biaya peralatan.

b. Biaya sewa.

c. Pajak.

d. Asuransi.

e. Gaji karyawan.

f. Biaya iklan.

2. Biaya Variable/ Variable Cost

Biaya yang meningkat secara keseluruhan sesuai dengan meningkatnya kualitas penjualan.

3. Biaya Semivariable

Biaya ini adalah kombinasi dari biaya tetap dan biaya variable. Contohnya seperti pada usaha penginapan atau penyewaan kamar kost, jika kamar tidak ada penyewa maka ada beberapa pemeliharaan yang tetap harus dikeluarkan dan pada beberapa kelas kamar bisa cukup tinggi besarannya.

Demand Based Price

Demand based price simpelnya merupakan harga yang ditetapkan berdasarkan permintaan. Kita bisa menggunakan fungsi seperti ini :

Q = 4000 – 40 P

Keterangan:

Q = Kuantitas yang diharapkan dapat terjual

P = Tingkat harga tertentu

Dari persamaan di atas dapat diketahui bahwa tidak akan ada produk yang terjual jika harga yang ditetapkan adalah Rp 100 atau lebih dan apabila harga yang ditetapkan adalah Rp 0, permintaannya akan mencapai 4000 unit (pada kenyataannya bisa lebih dari 4000). Hal ini dapat digunakan untuk penetapan harga berdasarkan permintaan.

Competition Based Price

Metode ini tidak terlalu memperhatikan permintaan dan biaya, hal yang penting harga menjadi bersaing dengan pesaing. Pada UKM, metode ini memerlukan dana yang cukup besar untuk bersaing dengan pasar. Bila salah sedikit saja bisa mengakibatkan bisnis Anda tutup karena tidak bisa menutupi biaya yang tercipta.

Mark up Price

Penentuan harga dengan menggunakan metode ini adalah dengan menambahkan mark up untuk menutupi biaya-biaya yang ada dan keuntungan yang diinginkan. Formulanya :

Harga jual = Biaya produk + mark up = Biaya produk + ( % x biaya produk)

Salah satu alasan penggunaan mark up pricing adalah untuk mengurangi ketidakpastian pada biaya permintaan, dengan mendasarkan pada biaya :

a.Penetapan harga menjadi lebih sederhana dan penjual tidak perlu membuat penyesuaian terhadap permintaan.

b.Fleksibilitas terletak pada kemampuannya dalam mendukung tindakan untuk memaksimalkan keuntungan.

Break Even Price

Dalam metode break even price kita dapat mengetahui berapa produk yang harus dijual agar dapat mengembalikan dana yang digunakan untuk investasi pada produk tersebut. Metode ini mempunyai dua tahap, yaitu :

a. Meneliti hubungan penerimaan-biaya.

b. Memasukan ramalan penjualan actual ke dalam analisa tertentu.

Kita bisa menggunakan formula berikut untuk mengetahui titik break event dari produk yang akan kita jual.

BEP (RP) = BTT1-BVP Atau BEP (Unit) = BTTH-BVR

Keterangan:

BEP : Titik break even

BTT : Biaya tetap total

BV: Biaya variable

P: Penjualan

H: Harga jual per unit

BVR: Biaya variable rata-rata

Dalam metode ini, Anda harus memperhatikan masalah kurangnya permintaan, karena berkaitan dengan harga, harga yang optimal sangat dipengaruhi oleh hubungan antara harga jual eceran dengan jumlah produk yang akan dibeli oleh konsumen.

Dengan mengkombinasikan harga dan volume break even yang paling menguntungkan dengan mempertimbangkan faktor-faktor berikut ini :

a. Faktor pesaing.

b. Pengalaman dalam penetapan harga.

c. Kondisi produk yang ditawarkan.

Rate of Return Price

Metode ini banyak digemari oleh pemilik usaha, metode ini memprioritaskan pengembalian modal. Untuk menjalankan prosedur tersebut yang harus dipertimbangkan adalah faktor-faktor sebagai berikut :

a.Estimasi permintaan.

b.Penggunaan fasilitas.

Pada metode ini kita harus bisa mengetahui grand total investasi. Setelah itu kita melakukan perhitungan depresiasi. Formula depresiasi sebagai berikut :

Depresiasi : Total aktiva tetap x 50% per tahun

Setelah kita melihat nilai investasinya tentukan target penjualan per tahun. Kita bisa menghitung profitability Index (PI) dengan formula sebagai berikut :

PI : Kas bersih penerimaan/investasi

Jika hasilnya lebih dari satu maka investasi masih untung. Ada beberapa cara lagi menghitung keuntungan dari sebuah bisnis, tapi hal tersebut akan dibahas pada artikel selanjutnya.

Ya inilah 6 metode yang bisa dilakukan untuk menentukan harga suatu produk. Anda bisa mengaplikasikan salah satu atau lebih metode di atas untuk menemukan metode apa yang paling tepat untuk membuat bisnis Anda semakin untung dan berkembang.


Sumber
0
1K
1
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan