- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Tim Jokowi: Kami Diusir dari Wilayah TNI AL


TS
looneybunny
Tim Jokowi: Kami Diusir dari Wilayah TNI AL
Quote:
Tim Jokowi: Kami Diusir dari Wilayah TNI AL

Semarang - Calon presiden nomor urut 2, Joko Widodo, batal bertemu sejumlah pengusaha di Semarang, Jawa Tengah, pada Kamis, 19 Juni 2014.
Tim sukses Jokowi Widodo—sering disebut Jokowi—sudah menyiapkan tempat yakni di gedung Resto Sixteen 8, Semarang, tapi lokasi pertemuan terpaksa pindah. Maria Mangesti, anggota tim sukses, mengatakan alasan pemindahan lokasi acara itu atas permintaan pengelola gedung. ”Pengelola tidak membolehkan menggelar acara Jokowi di tempat itu. Sebab, lokasi itu milik TNI Angkatan Laut,” kata Maria saat dihubungi, Kamis malam, 19 Juni 2014.
Maria kecewa atas permintaan pengelola gedung. ”Saya merasa diusir,” katanya. Sebab, sudah jauh hari ruangan restoran itu disewa untuk pertemuan Jokowi dengan pengusaha. Apalagi, larangan diberitahukan pada saat para pengusaha sudah hadir di lokasi. Kala itu, sekitar 200 pengusaha yang hadir mulai makan malam bersama.
Menurut Maria, Wali Kota Semarang yang juga Ketua PDIP Semarang, Hendrad Prihadi, juga sempat datang. Tapi pengelola gedung tetap tak mau jika acara Jokowi digelar di gedung itu. ”Pengelola selalu beralasan bahwa ada perintah dari Jakarta.” Karena tidak diperbolehkan, tim pemenangan Jokowi-Kalla di Jawa Tengah terpaksa mencari tempat lain. Akhirnya mereka pindah ke Hotel Patra Jasa Semarang.
Ironisnya, meski sudah direncanakan, Maria mendapat kabar bahwa Jokowi batal datang ke Semarang. Jokowi dikabarkan sudah capek karena seharian sudah berkeliling kampanye di Tegal hingga Pekalongan. Walhasil, acara dengan pengusaha di Semarang hanya melalui telekonferensi dengan Jokowi.
Hendrad menyatakan kecewa atas keputusan pengelola gedung yang menghentikan acara tersebut secara sepihak. ”Aneh, kami menyewa restoran umum. Tidak gratisan. Kami sudah membayar uang muka,” kata Hendrad. Ia mengetahui bahwa aset restoran tersebut milik TNI AL. Tapi, kata dia, restoran adalah bangunan dan fasilitas yang bisa dipakai khalayak umum, meski berdiri di atas lahan milik TNI AL. Pemerintah Kota Semarang juga yang memberikan izin pembukaan restoran tersebut. Hendrad mengatakan tak tahu siapa pengelola restoran tersebut. ”Demi menjaga suasana yang kondusif, ya, kami terima saja. Sebenarnya kami keberatan, tapi, ya, gimana lagi,” kata Hendrad.
SUMBER.......
Wah, ini namanya diskriminatif, harus ditindak tegas nih pengelola gedungnya!!!!!!!
0
857
Kutip
5
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan