tahun 2001, hanya 3 tahun setelah masa reformasi dan ketika orang-orang sedang bersemangatnya menyuarakan reformasi Indonesia berduka. Reformis dan berani itulah (alm) Letjen Agus Wirahadikusumah (lahir di Bandung, Jawa Barat, 17 Oktober 1951 – meninggal di Jakarta, 30 Agustus 2001) ide-idenya yg ingin mereformasi angkatan bersenjata tersandung karena beliau diambil oleh Sang Pencipta.
Spoiler for Letjen Agus Wirahadikusumah:
Agus Wirahadikusumah sewaktu menjadi Danseskoad (wikipedia)
Suasana Haru Menyelimuti Pemakaman Jenderal Mbalelo
31 Agu 2001 07:45
Liputan6.com, Jakarta: Prosesi melepas kepergian jenazah Letnan Jenderal TNI Agus Wirahadikusumah ke liang lahat, diselimuti suasana haru. Upacara pemakaman itu dilakukan Kamis (30/8), sekitar pukul 14.45 WIB di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan. Sejumlah kerabat almarhum, termasuk mantan Presiden Abdurrahman Wahid turut hadir dalam prosesi pemakaman. Upacara yang dilakukan secara militer itu dipimpin langsung Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat Letjen TNI Ryamizard Ryacudu.
Sejumlah petinggi TNI yang menghadiri upacara pelepasan jenazah tersebut di antaranya adalah Panglima TNI Laksamana Widodo A.S. dan Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI Endriartono Sutarto. Prosesi pemakaman juga dihadiri teman seangkatan almarhum semasa di Akademi Militer Magelang, Jawa Tengah, Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan Susilo Bambang Yudhoyono.
Menurut pantauan SCTV di lokasi, sejumlah kerabat tampak tak dapat menahan air mata saat jenazah pria kelahiran Bandung, Jawa Barat, 17 Oktober 1951 itu dimasukkan ke liang lahat. Bahkan, Tri Rachmaningsih, istri Agus harus dipapah kedua buah hatinya saat menabur bunga.
Bapak berputra dua orang ini diketahui telah menghembus napas terakhir setelah tiba di Rumah Sakit Pusat Pertamina, sekitar pukul 06.00 WIB [baca: Letjen TNI Agus WK Meninggal Dunia]. Pria yang menurut rumor pernah ditawari posisi KSAD tadi dibawa ke rumah sakit lantaran keluhan panas di dada. Karena itu, tim dokter RSPP sempat menyarankan dilakukan otopsi untuk mengetahui kebenaran penyebab kematian seorang jenderal pendobrak konsep dwifungsi ABRI itu.
Sejumlah kalangan sepakat menilai bahwa pemikiran pria berpendidikan di Kennedy School of Government, Harvard University, Amerika Serikat 1992 ini ikut menentukan pembaharuan di tubuh TNI. Bekas senior almarhum, mantan Panglima TNI Jenderal TNI Purnawirawan Wiranto menilai, almarhum yang juga keponakan mantan Wakil Presiden Umar Wirahadikusumah itu termasuk sosok yang energik dan cerdas. Selain itu, ide-ide yang dilontarkan selama bertugas sangat berharga dalam reformasi di tubuh TNI.
Sementara menurut Gus Dur, almarhum adalah putra terbaik yang pernah dimiliki Indonesia. Gus Dur mengakui, kadang kala cara Agus dengan dirinya memang berbeda. Namun, keduanya memiliki visi yang sama, yakni menegakkan demokrasi di Bumi Pertiwi.
Rekan almarhum saat masih menjadi Taruna Akademi Militer Nasional, Pangkostrad Letjen Ryamizard Ryacudu menilai, almarhum adalah sosok prajurit yang cakap. Mereka kerap kali berkomunikasi. Bahkan terakhir kali, mereka berkomunikasi saat almarhum mengungkapkan rencana membuat buku mengenai kumpulan doa-doa. "Saya sangat bangga dengan almarhum," kata menantu mantan Wapres Try Sutrisno itu, tegas.(ORS/Tim Liputan 6 SCTV)
Bulan sebelumnya, seorang Jaksa Agung Indonesia meninggal. Beliau adalah Jaksa Agung Baharuddin Lopa, S.H. (lahir di Bandung, Jawa Barat, 17 Oktober 1951 – meninggal di Jakarta, 30 Agustus 2001). Di tangan Beliau, hampir saja kasus-kasus korupsi terkuak.
Spoiler for Jaksa Agung Baharuddin Lopa, S.H.:
Baharuddin Lopa Meninggal Dunia
04 Jul 2001 23:09
Baharuddin Lopa, S.H. (wikipedia)
Liputan6.com, Riyadh: Jaksa Agung Profesor Doktor Baharuddin Lopa meninggal dunia di Rumah Sakit Riyadh, Arab Saudi, sekitar pukul 22.10 WIB, Selasa (3/7). Sebelumnya, Lopa berangkat menuju Arab untuk serah terima jabatan Duta Besar RI untuk Arab Saudi sekaligus melakukan ibadah Umroh. Ternyata, usai Umroh, Lopa kelelahan dan harus menjalani perawatan di rumah sakit. Namun, dikabarkan, Lopa terkena serangan jantung hingga akhirnya meninggal. Penyebab kematian Lopa sendiri belum diketahui secara pasti.
Kabar wafatnya Lopa diterima oleh keluarga di Jakarta sekitar pukul 21.15 WIB. Menurut keterangan keponakan Lopa, Mohamad Tahir Majid, setelah menjalani perawatan di RS Riyadh akibat penyempitan pembuluh darah, Lopa menghembuskan nafas terakhir sekitar pukul lima sore waktu setempat.
Kepergian Lopa tentu sangat mengejutkan masyarakat Indonesia. Sebab, sebagai Jaksa Agung Lopa diharapkan mampu mendobrak kebuntuan penegakan hukum. Ditangan Lopa Kasus Mantan Presiden Soeharto dan sejumlah konglomerat diangkat kembali.
Guru besar Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin Makassar ini awalnya adalah seorang jaksa karir sejak tahun 1962. Ia telah menjadi jaksa di Kejaksaan Negeri Ujung Pandang sejak 1959 dan Kepala Kejaksaan Tinggi di Sulawesi Tenggara, Aceh, dan Kalimantan Barat pada periode 1970-1980. Kemudian, Pria kelahiran Desa Pambusung, Kabupaten Polewali Mamasa, Sulawesi Selatan, 27 Agustus, 66 tahun silam menjabat sebagai Duta Besar Indonesia untuk Arab Saudi. Awal tahun 2001, ia diminta Presiden Abdurrahman Wahid menggantikan Yusril Ihza Mahendra menjadi Menteri Kehakiman dan Hak Azazi Manusia, Februari silam.
Belum setengah tahun menjabat sebagai Menkeh dan HAM, Lopa diperintahkan Presiden Wahid untuk menggantikan Jaksa Agung Marzuki Darusman yang dinilai tak becus mengusut kasus korupsi. Akhirnya, nama ayah tujuh anak ini pun mengisi susunan kabinet Presiden Wahid sebagai Jaksa Agung, 1 Juni silam.
Dikabarkan, saat ini, Lopa sedang menangani Kasus Korupsi sejumlah konglomerat seperti Sjamsul Nursalim, Prajogo Pangestu, dan Marimutu Sinivasan. Tersiar kabar, Lopa juga ditugaskan Wahid untuk memata-matai sepak terjang Taufiq Kiemas --suami Wakil Presiden Megawati Sukarnoputri. Sebab, bukan rahasia lagi, selama Mega menjadi Wapres, Taufiq banyak melakukan berbagai praktik kotor. Dari sekadar makelar kasus, calo pejabat, hingga terlibat dalam bisnis "abu-abu". Taufiq disebut-sebut membela Sjamsul dalam kasus Dipasena.
Penunjukan Lopa sebagai Jaksa Agung jelas membawa asa baru bagi masyarakat. Sebagai Jaksa Agung, Lopa diharapkan mampu mendobrak kebuntuan penegakan hukum. Dilaporkan, Presiden Wahid meminta secara khusus kepada seluruh umat Islam untuk mununaikan salat gaib bagi arwah almarhum. Gus Dur juga telah memerintahkan semua kalangan, termasuk pejabat diplomatik RI di Arab dan Garuda membantu pemulangan jenazah almarhum ke Indonesia. Rencananya, jenazah almarhum akan tiba di Tanah Air sekitar pukul 13.00 WIB, hari ini. Namun, hingga kini, belum dipastikan tempat pemakaman Lopa.(PIN/Tim Liputan 6 SCTV)
Belum sampai disitu Indonesia Berduka, Aktivis HAM Munir Said Thalib Al-Kathiri (lahir di Malang, Jawa Timur, 8 Desember 1965 – meninggal di Jakarta di dalam pesawat jurusan ke Amsterdam, 7 September 2004). Beliau sangat getol membela rakyat kecil.
Spoiler for Munir Said Thalib Al-Kathiri:
Munir SH Meninggal Dunia di Pesawat Menuju Belanda
Selasa, 07/09/2004 15:13 WIB
Munir Said Thalib Al-Kathiri (wikipedia)
Jakarta - Aktivis HAM, Munir SH, meninggal dunia dalam perjalanan menuju Bandara Schiphol, Amsterdam, Belanda. Munir ke Belanda dalam rangka melanjutkan studi. Menurut informasi yang dikumpulkan detikcom, dalam penerbangan dengan memakai pesawat Garuda, pria berambut kemerahan itu telah merasakan sakit dan muntahsaat berada di Singapura. Namun dia terus melanjutkan perjalanan. Sekitar 3 jam sebelum pendaratan, Tuhan mengambilnya. Seorang staf Kontras, lembaga yang pernah dipimpinnya, mengaku kantornya banjir telepon untuk mengkonfirmasi hal itu. "Banyak rekan-rekan wartawan yang mengkonfirmasi hal itu," kata staf bernama Indri pada detikcom, Selasa (7/9/2004). Setahu Indri, Munir tidak mempunyai riwayat penyakit.
Kesemuanya terjadi di era kepresidenan Megawati Sukarnoputri (2001-2004). Kesemuanya meninggal tanpa ada penyebab yg jelas. Dan kesemuanya tidak "tersentuh" oleh pemerintah, kenapa ?
Kenapa permasalahan tsb tidak diangkat? Apa karena beliua-beliau membela kebenaran sehingga perlu dibungkam?
era reformasi pun, Negara ini tetap meninggalkan catatan kelam. Presiden yg menjabat ketika itu bagaikan ibu rumah tangga yg hanya bisa bergosip. Diarahkan kesana-kemari dan tidak tahu sedang diarahkan, rakyat dan beliau-beliau yg membela kebenaran membisu kaku.
Negara ini penuh dengan kebohongan, selama kebohongan yg memimpin Negara ini rakyat akan tetap sengsara.
Spoiler for Sorry klo menyalahi aturan Momod:
Semoga gak menyalahi aturan BP
0
1.9K
Kutip
10
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru