Kamis, 19/06/2014 16:14 WIB
Terima 82 Laporan Pelanggaran Kampanye, AJI: Jokowi Paling Banyak Diserang
Nur Khafifah - detikNews

Jakarta - Aliansi Jurnalis Independen (AJI) bekerjasama dengan iLab dan SEATTI membentuk program matamassa untuk memantau pelaksanaan pemilu 2014. Selama pilpres, matamassa telah menerima 82 laporan pelanggaran kampanye.

"Dari 82 laporan tersebut, hanya 57 yang bisa kami tindak lanjuti," ujar Ketua AJI Jakarta, Umar Idris di gedung Bawaslu, Jl MH Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (19/6/2014).

Sisanya sebanyak 32 laporan, menurutnya tidak dapat ditindaklanjuti karena minim identitas. Sementara dari 82 laporan tersebut, sebanyak 39 laporan dugaan pelanggaran administratif, 21 laporan tindak pidana, dan sisanya lain-lain.

"Laporan pelanggaran administratif yang dilakukan oleh pihak Jokowi sebanyak 16 kasus, sedangkan Prabowo sebanyak 23 kasus pelanggaran," katanya.

Sementara dalam hal pidana, semua laporan menjadikan Jokowi sebagai objek. Dari 21 laporan, tak satupun yang melapor adanya pelanggaran pidana yang menjadikan Prabowo sebagai korban.

"Artinya dari laporan yang masuk, memang hanya Jokowi yang menjadi korban (pelanggaran pidana). Mulai dari isu SARA, agama serta etnis," ujar Umar.

Namun AJI belum tahu siapa pelaku tindak pidana tersebut. Sebab belum tentu pelaku berasal dari pihak lawan.

"Kami memang tidak tepat jika mengatakan pelakunya capres lain, sebab belum tentu kan?" katanya.

Menurut Umar, laporan tindak pidana yang disasarkan untuk Jokowi sebagian besar melalui internet seperti media sosial dan situs-situs media online. Namun di dunia nyata, menurut Umar, kampanye hitam untuk Jokowi juga tersebar melalui poster, sms, selebaran hingga disampaikan langsung dalam kegiatan kegamaan.

"Oleh siapapun dan untuk siapapun kampanye hitam tersebut, kami sangat menyayangkan," katanya.

Seharusnya, menurut Umar, pilpres dilaksanakan dengan lebih santun dengan meniadakan kampanye negatif dan kampanye hitam.