PUNYA UANG BIKIN LIBRARY..... PUNYA UANG BAYAR PROFESSOR.... PUNYA UANG BANGUN ISTANA...... SAYANGNYA..... MERASA UANG BANYAK JADINYA MALAS BELAJAR...... KALO TIDAK PINTAR JANGAN JADI PRESIDEN......

Merdeka.com - Pakar Ekonomi dari Institut Pertanian Bogor Suryo Adibowo menilai ada pertentangan besar antara visi ekonomi kerakyatan Calon presiden Prabowo Subianto, dengan sikap Calon Wakil Presiden Hatta Rajasa dengan mengusung konsep Masterplan Percepatan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). Dia mengatakan dua sikap berbeda secara prinsip itu menunjukkan Prabowo sebenarnya tidak menguasai isu perekonomian sama sekali.

"Mungkin ini terjadi karena Prabowo tak menguasai isu perekonomian. Dia tak tahu untuk melanjutkan MP3EI akan menihilkan ekonomi rakyat. Jadi retorika dan nama ekonomi rakyat saja yang masuk visi misinya, tapi nanti dijalankan MP3EI," kata Suryo saat dihubungi wartawan di Jakarta, Selasa (17/6).

Menurut Suryo, MP3EI itu diletakkan pondasinya di era Pemerintahan SBY-Boediono, di mana Hatta sebagai salah satu penyusunnya. Kemungkinan besar, dan sudah disampaikan berkali-kali oleh Hatta, konsep itu akan dibawanya kembali.

Namun yang harus diingat, lanjut Suryo, sejak awal MP3EI sudah dikritik karena di satu sisi mendorong pertumbuhan ekonomi, tapi di sisi lain justru membuat jurang kesenjangan ekonomi antara kaum miskin dan kaum kaya semakin lebar.

"Dan harus dicatat, dengan MP3EI, pertanian rakyat justru akan terpuruk. Walau ada investasi di bidang pertanian, MP3EI akan mengarahkannya kepada yang bersifat padat modal seperti pembangunan perkebunan," ujar Suryo.

Suryo menjelaskan, pembangunan pertanian model demikian hanya akan memberi ruang bagi penguasa dan asing bermodal besar. Hal itu jelas akan menghabiskan lahan yang selama ini digunakan petani kecil.

"Jelas itu bukan untuk ekonomi rakyat seperti petani kecil. Sementara Prabowo bilang dia ingin ekonomi rakyat. Bagaimana mungkin mendorong ekonomi rakyat sekaligus mendorong MP3EI? Ini kontradiksi dan takkan mungkin. Itu mustahil," tandas Suryo.

Suryo melanjutkan kontradiksi itu mungkin terjadi karena Prabowo tak menguasai permasalahan ekonomi di Indonesia. Dia menambahkan, kekurangan Prabowo juga terlihat jelas saat debat capres-cawapres berlangsung Minggu pekan lalu, saat Prabowo tak bisa menjawab ketika ditanyai soal Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID).

"Okelah Prabowo tak hafal istilah TPID. Tapi sebenarnya dia harus tahu bagaimana mengendalikan inflasi. Anehnya, Prabowo bilang inflasi terjadi karena kebocoran anggaran dan korupsi yang hebat, Padahal inflasi itu terkait pengendalian harga, arus barang, dan distribusi. Itu kesalahan fatal yang menunjukkan Prabowo tak paham," pungkas Suryo.

sumber : http://www.merdeka.com/politik/prabo...h-ekonomi.html