Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

shantikemAvatar border
TS
shantikem
WaSekjen PDIP: Jokowi didzolimi "Obor Rakyat", ada Proyek Rp20-M buat Hancurkan JKW

Tabloid "OBOR RAKYAT" edisi II

Kantongi Info Proyek Rp 20 M untuk Hancurkan Nama Jokowi
Jubir Jokowi-JK Tuding Pimred Obor Rakyat Tak Manusiawi
Minggu, 15 Juni 2014 , 17:10:00

JAKARTA - Munculnya nama Setyardi Budiono yang menjadi pemimpin redaksi di Tabloid Obor Rakyat dinilai semakin menambah kejanggalan dalam kasus media yang diduga menjadi alat kampanye hitam ke calon presiden (capres) Joko Widodo itu. Pengakuan Setyardi bahwa dirinya menggunakan uang pribadi untuk membiayai penerbitan Obor Rakyat dianggap muskil.

Adalah Hasto Kristiyanto, Juru Bicara Tim Sukses Joko Widodo-Jusuf Kalla yang menuding Setyardi telah berbohong terkait penerbitan Obor Rakyat. Hasto mengatakan, Obor Rakyat yang hanya berisi artikel fitnah ke Jokowi tak mungkin dibuat tanpa maksud menguntungkan pihak Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.

Hasto mengatakan, Setyardi yang sekarang menjadi asisten staf khusus kepresidenan jelas punya akses ke kubu calon presiden pesaing Jokowi. “Dia memiliki kontak dengan tim pasangan capres yang menjadi rival Jokowi. Cara-cara yang digunakannya penuh dengan fitnah dan tidak manusiawi,” kata Hasto di Jakarta, Minggu (15/6).

Yang membuat Hasto kian meradang, Setyardi saat hadir dalam sebuah diskusi tentang kampanye hitam di Jakarta Pusat, kemarin (14/6), justru tampil mengenakan kemeja kotak-kotak yang menjadi ciri khas Jokowi ketika Pilkada DKI Jakarta 2012 silam. Padahal, kata Hasto, dirinya mencatat bahwa Setyardi merupakan bagian dari anggota Tim Sukses Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli di Pilkada DKI.

“Sepertinya (Setyardi, red) tak memiliki hati nurani dan kemauan untuk mengakui kesalahannya. Jelas-jelas sudah bersalah, tetapi masih menggunakan kesempatan untuk menyerang Jokowi," kata Hasto.

Lebih lanjut Hasto mengaku mendapat informasi tentang upaya menghancurkan nama baik Jokowi. “Informasinya, total proyek menghancurkan nama Jokowi tersebut berbiaya sekurang-kurangnya Rp 20 miliar," ucap Wakil Sekjen PDI Perjuangan itu tanpa merinci sumber informasinya.

Dalam kesempatan itu Hasto juga menepis analisa pengamat komunikasi politik, Heri Budianto yang menyebut Obor Rakyat justru memberi keuntungan ke Jokowi. Sebab, kata Hasto, kubu capres yang dijagokannya tidak menggunakan cara-cara kotor untuk meraih dukungan suara.  

Hasto pun menyarankan polisi untuk bertindak cekatan mengusut Obor Rakyat. Mengutup pernyataan Dewan Pers, Hasto menyebut Obor Rakyat bukanlah produk jurnalistik sehingga proses hukm harus ditegakkan karena tak mungkin lagi menggunakan hak jawab untuk menanggapi fitnah.

“Harus diintat bahwa akan ada lebih dari 560 pilkada. Jika Obor Rakyatmenjadi model penghancuran nama baik calon yang populer di mata rakyat, maka virus tabloid itu akan beredar menjadi mata rantai kejahatan pers. Jadi solusinya tidak bisa lagi hak jawab. Solusinya tunggal, yakni hukum harus ditegakkan,” pungkas Hasto
http://www.jpnn.com/read/2014/06/15/...n-Nama-Jokowi-

Obor Rakyat Buatan Staf Istana, SBY Diminta Bicara
Minggu, 15 Juni 2014 , 18:26:00

JAKARTA - Ketua Presidium Aliansi Nasonalis Nahdliyin (ANN), Edwin Henawan Soekawati meminta Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) segera menyampaikan klarifikasi terkait penerbitan Tabloid Obor Rakyat yang disebut-sebut dibuat orang dalam istana kepresidenan. Menurut Edwin, isi Obor Rakyat sudah mencederai Pancasila.

"SBY harus melakukan klarifikasi dan memerintahkan Kapolri segera mengusut ini sebab isi tabloid Obor Rakyat sudah meresahkan dan memecah belah bangsa," kata Edwin kepada wartawan d Jakarta, Sabtu(14/6).

Dijelaskannya, Obor Rakyat jelas dibuat untuk mendiskreditkan Jokowi yang kini menjadi calon presiden (capres). Sebab isinya merupakan kampanye hitam dengan menghembuskan isu suku, agama, ras dan antar-golongan. Selain itu, Obor Rakyat sengaja disebar ke pondok pesantren di Jawa Barat dan Jawa Timur.

"Dalam perkembangannya diduga yang menerbitkan tabloid Obor adalah asisten Staf Khusus Presiden Bidang Pembangunan Daerah, Setyadi Budiyono. Sementara Staf Khusus Presiden Bidang Pembangunan Daerah, Velix Wanggai sudah membantah tindakan anak buahnya itu sama sekali tidak terkait dengan pandangan istana presiden," jelas Erwin.

Meskipun sudah ada bantahan dari istana, Edwin tetap menuntut perlunya klarifikasi dari Presiden SBY. "Kan yang menerbitkan tabloid berbau SARA dan mendiskreditkan Jokowi itu orang dalam istana, dekat dengan kepresidenan," kata Edwin.

Dia menegaskan tindakan Setyadi Budiyono itu sudah merusak nama baik istana jika dia memang bertindak atas nama pribadi. Karenanya jika Obor Rakyat tak diusut, sama saja SBY membiarkan stafnya melakukan adu domba dan menggulirkan intoleransi.
 
"SBY pernah menerima penghargaan untuk toleransi umat beragama di Indonesia, World Statesman Award 2014 dari Appeal of Conscience Foundation," kata Edwin mengingatkan.

Lebih lanjut Edwin mengatakan, jika SBY membiarkan Obor Rakyat tanpa proses hukum maka sah-sah saja rakyat curiga ada keberpihakan istana terhadap salah satu kubu capres. "Karena itu masalah ini harus diklarifikasi SBY dan mengusutnya secara tuntas termasuk siapa dalang dan siapa penyedia dananya," ujar Edwin
http://www.jpnn.com/read/2014/06/15/...iminta-Bicara-

Tabloid Obor Bersumber dari Facebook dan Twitter  
JUM'AT, 13 JUNI 2014 | 15:00 WIB


Sampul tabloid Obor Rakyat

TEMPO.CO, Jakarta - Darmawan Sepriyossa, jurnalis yang dituding bertanggung jawab dalam peredaran tabloid Obor Rakyat, memberikan klarifikasi kepada Tempo perihal keterkaitannya di balik peredaran tabloid tersebut, Jumat, 13 Juni 2014. Dalam pengakuannya, ia menyebutkan ingin menerbitkan media yang tidak berpihak kepada salah satu pasangan calon presiden dan mengembalikan fungsi media sebagai pilar keempat demokrasi.

Darmawan mengaku diajak oleh Setiyardi, Deputi Staf Khusus Presiden, untuk membuat tabloid politik dengan tema "Kekuatan PDI Perjuangan usai Pileg 2014". Dia mengaku menerima tawaran Setiyardi karena ingin menjadi "anjing penjaga" media. Menurut Darmawan, media massa mainstream saat ini cenderung berpihak. Ia mengatakan media massa saat ini cenderung berpihak pada pasangan calon presiden Joko Widodo.

Dalam surat kepada Tempo, Darmawan menuliskan penggalan percakapan dengan Setiyardi. Dalam percakapan tersebut Setiyardi mengatakan ada banyak tulisan yang berseliweran di media sosial, seperti Facebook dan Twitter. Setiyardi mengungkapkan niat untuk mengambil tulisan itu sebagai bahan tulisan untuk tabloid Obor Rakyat. "Kan, tidak semua masyarakat memiliki Facebook dan Twitter," ujar Setiyardi seperti dalam surat. Artinya, kata Darmawan, Setiyardi berniat membagikan tulisan-tulisan kritis itu kepada mereka yang tak terlalu akrab dengan Internet dalam bentuk media cetak.

Selama beberapa pekan selanjutnya, beredar tabloid Obor Rakyat yang menuding Jokowi dengan isu SARA dan korupsi. Dua hari lalu, tabloid Obor Rakyat edisi kedua kembali beredar di Jember. Berita utama yang diangkat dalam tabloid Obor Rakyat edisi kedua adalah "1001 Topeng Pencitraan". Pemberitaan tabloid tidak satu pun yang memberitakan pasangan calon presiden-wakil presiden, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Dalam semua berita yang ditulis oleh Obor, tidak satu pun yang memuat klarifikasi dari kubu Jokowi terkait dengan tudingan yang diarahkan ke Jokowi.

Darmawan juga menceritakan saat membahas tema utama dengan Setiyardi, ide mengerucut pada sosok calon presiden yang diusung dari PDIP, Joko Widodo. Jokowi dianggap belum menuntaskan tugas sebagai gubernur, tetapi berambisi sebagai calon presiden. "Kami berdua melihat Jokowi silap," ujar Darmawan. Ia menilai Jokowi menyia-nyiakan suara warga Jakarta yang memilihnya dalam pilkada silam. Hal ini yang hendak ia kritisi dalam tabloid Obor Rakyat yang sudah beredar sebanyak dua edisi.
http://pemilu.tempo.co/read/news/201...ok-dan-Twitter

Pemred Obor Rakyat: Isi Tabloid Saya Fakta
14 Juni 2014 10:17 wib


Setiyardi Budiono (dua dari kiri) berbaju kotak-kotak ala Jokowi dalam diskusi polemik

Metrotvnews.com, Jakarta: Pemimpin Redaksi tabloid Obor Rakyat Setiyardi Budiono mengatakan tabloid binaannya merupakan sebuah karya jurnalistik. Baginya, apa yang ditulis dalam tabloid tersebut adalah jajaran fakta.

"Ini fakta. Kalau ada tulisan judul capres boneka ini keputusan tim redaksi. Ini karya jurnalistik biasa," ujarnya dalam diskusi Polemik, di Restoran Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (14/6/2014).

Menurutnya, saat ini bukanlah masa orde baru dimana semua orang tidak memiliki kebebasan berpendapat. Saat ini, tambahnya, adalah masa reformasi yang telah membuahkan demokrasi dan kebebasan berpendapat yang harus dijaga dengan baik.

Dalam diskusi yang mengangkat tema "Hitam Putih Kampanye" itu, ia juga memaparkan UU Pers yang juga dilahirkan di masa reformasi. Dalam UU itu menurutnya telah dijelaskan fungsi pers yang Setiyardi tekankan kuat dalam hal ini terkait penyebarluasan opini.

"UU Pers melindungi warga negara yang menyebarkan opini melalui pers. Ini produk pers yang dilindungi UU. Kecuali kembali ke orba ketika semua orang dibatasi. Sekarang setiap saat bisa keluarkan media online, tabloid, koran," cetusnya.
http://pemilu.metrotvnews.com/read/2...oid-saya-fakta

Setiyardi Bantah Keterlibatan Istana di Tabloid Obor Rakyat
14 Juni 2014 11:09 wib

Metrotvnews.com, Jakarta: Pemimpin redaksi tabloid Obor Rakyat Setiyardi Budiono membantah adanya campur tangan Istana dibalik beredarnya tabloid Obor Rakyat. Ia pun membantah telah melakukan kampanye hitam terhadap pasangan capres dan cawapres Jokowi-JK.

Meski mengaku sebagai staf dari staf khusus kepresidenan bidang Pembangunan dan Otonomi Daerah, Velix Wangga, Setiyardi menegaskan pihak Istana tidak tahu dirinya membuat tabloid tersebut karena ia telah mengambil cuti di masa Pemilu 2014.

Setiyardi menjelaskan, dirinya membuat tabloid Obor Rakyat sebagai bentuk kritik pada pasangan Jokowi-JK. Ia juga mengaku dalam proses pembuatan tabloid yang beredar di pesantren-pesantren itu, dirinya tidak pernah menerima bantuan dana dari siapapun termasuk dari pasangan Prabowo-Hatta. Setiyardi menggunakan dana pribadinya untuk mencetak sedikitnya 100 ribu eksemplar tabloid Obor Rakyat.

Setiyardi sebelumnya juga sempat menegaskan isi dari tabloid miliknya adalah fakta sehingga PDIP tidak perlu marah atas isi dari tabloid Obor Rakyat yang dinilai kubu Jokowi-JK sebagai kampanye hitam.

"Ini fakta. Kalau ada tulisan judul capres boneka ini keputusan tim redaksi. Ini karya jurnalistik biasa," ujarnya dalam diskusi Polemik, di Restoran Warung Daun, Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (14/6/2014).
http://pemilu.metrotvnews.com/read/2...id-obor-rakyat

--------------------------

Perang informasi untuk mempengaruhi preferensi pemilih, terutama para pemilih yang masih mengambang (umumnya pemilih pemula) dan para Golputer (umumnya kalangan menengah dan terdidik), menjadi fokus utama dalam Pilpres kali ini. Untuk mempengaruhi kalangan menengah dan terdidik, media internet cukup effektif seperti medsos, tweet dan facebook. Kedua timses Capres sudah memiliki 'troopers' untuk di dunia maya itu, sehingga tak menjadi masalah bagi mereka.

Tapi giliran para pemilih di kalangan bawah, yang jarang tersentuh internet atau tak bisa mengakses internet akibat miskin dan atau gaptek, media konvensional berupa koran atau selbaran, tetap akan effektif. Makanya dengan mencetak koran/selebaran/tabloid gratis untuk dibagikan pada kalangan bawah itu (terutama di pedesaan), akan menjadi cara yang cukup effektif untuk meraih suara pemilih, terutama di pedesaan dan daerah miskin di pinggiran kota.


emoticon-Matabelo
0
2.8K
23
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan