- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Kunjungi Cepos, Jokowi Minta Maaf ke Mama-Mama Papua
TS
bisnis76a
Kunjungi Cepos, Jokowi Minta Maaf ke Mama-Mama Papua
Kunjungi Cepos, Jokowi Minta Maaf ke Mama-Mama Papua

JAYAPURA- Calon Presiden Joko Widodo dalam rangkaian kunjungannya ke Jayapura-Papua, Kamis (5/6) kemarin, juga menyempatkan diri untuk berkunjung ke Kantor Cenderawasih Pos (Cepos) di Entrop, Kota Jayapura. Kunjugan ini dijadwalkan pukul 20.00 WIT, namun baru tiba di Kantor Cepos sekitar pukul 21.30 WIT.
Saat bertandang ke Cenderawasih Pos, Jokowi di dampingi oleh Ketua DPD PDIP Provinsi Papua Komaruddin Watubun, Wakapolda Brigjen Paulus Waterpauw dan sejumlah anggota rombongan lainnya.
“Kemarin, saya kontak beberapa kali ke Pak Dahlan Iskan, tapi tidak nyambung. Saya hanya mau bilang mau mampir ke Cenderawasih Pos (Jawa Pos Group),” ungkap Jokowi mengawali kunjungan ke Cepos yang diterima langsung oleh Dirut Cenderawasih Pos Suyoto, Pemred Lucky Ireeuw dan sejumlah karyawan Cenderawasih Pos lainnya.
Menurut Jokowi, dalam masa kampanye ini, dirinya memang sengaja mengawali dari Papua yang merupakan awal dari matahari terbit di wilayah Indonesia ini. Jokowi mengaku dalam masa kampanye ini bukan hanya memperhitungkan atau semata-mata mencari suara banyak untuk jadi Presiden. Kunjungannya di Papua ini sebagai bentuk perhatian terhadap Papua yang juga merupakan bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.
“Kalau hanya mencari suara, bisa fokus kampanye di Jawa. Tapi saya ke Papua ini sebagai simbol atau bentuk perhatian saya terhadap Papua,” ujar Jokowi.
Lebih jauh, Jokowi juga memberikan perhatian serius terhadap potensi olahraga di Papua, terutama tim Persipura Jayapura yang sudah beberapa kali menjuarai Liga Indonesia. Menurut Jokowi, meski Papua masih banyak menghadapi kendala pembangunan dan masalah kesejahteraan, namun bakat alami masyarakat di Papua di bidang olahraga ini sangat besar, tinggal bagaimana pembinaan dan pengembangan potensi tersebut dimanaj dengan baik agar bisa terus berkembang.
Menurutnya, pembinaan olahraga ini tidak hanya di sepakbola saja, tapi juga cabang olahraga lain seperti atletik, dayung, renang, tinju, dan cabang olahraga lainnya. Dengan melihat potensi besar di bidang olahraga in i, bukan tidak mungkin Kementerian Olahraga akan dipindah ke Papua. “Di Papua ini pembinaannya harus dilakukan serius, mulai sejak usia dini, pembentukan tim-tim hingga menciptakan kompetisi yang rutin, sehingga atlet siap tarung (bertanding.red). Saya yakin prestasi olahraga di Papua akan terus meningkat, seperti beberapa tahun yang lalu,”tuturnya.
Menyikapi berbagai persoalan yang masih dihadapi di Papua, Jokowi berpendapat masalah, berbagai persoalan termasuk konflik di Papua ini harus dilakukan dengan pendekatan kesejahteraan bagi masyarakat. Menurutnya, jika masyarakat Papua sejahtera maka tidak akan ada gejolak di masyarakat. “ Orang Papua kurang didengarkan, harusnya kita lebih mendengarkan mereka,” ujarnya.
Begitu juga persoalan Miras yang ada di Papua, menurut Jokowi juga perlu ada pendekatan khusus kepada masyarakat maupun penertiban Miras dengan melakukan razia rutin. Namun yang lebih penting adalah dengan kampanye atau sosialisasi yang terus menerus tentang bahaya miras itu sendiri, sehingga muncul kesadaran di masyarakat bahwa miras itu tidak ada gunanya dan hanya akan merusak kesehatan tubuh.
Dari kunjunganya ke beberapa pasar tradisional baik di Sentani maupun di Jayapura, menurut Jokowi, keberadaan pasar tradisional ini memang perlu perhatian serius dari pemerintah. Sebab, pasar tradisional ini merupakan tempat masyarakat menjual hasil kebunnya, sehingga perlu didukung dengan sarana pendukung yang layak. “Jangan sampai banyak muncul mall dan supermarket, sehingga pasar tradisional ini kalah bersaing,” tandasnya.
Untuk pembangunan pasar tradisional, seperti pasar pharaa yang mulai dibangun, Jokowi menilai bahwa bila di Jawa bisa menelan dana sekitar Rp 10-12 Miliar, maka di Papua diperkirakan sekitar 2 kali lipatnya. Seperti halnya pasar mama-mama Papua di Jayapura, sebenarnya tidak ada yang sulit karena dana APBD kabupaten/kota di Papua sudah cukup besar, tinggal kemauan saja dari pemerintah.
“Soal bangun, pasti bisa, sekarang apakah mau apa tidak? Di situ saja masalahnya kan,” ujarnya seraya berkomitmen akan memperhatikan pembangunan pasar mama-mama Papua. Menurutnya, pasar tradisional itu harus bersih, tidak becek, dan tertata dengan baik.
Jokowi juga berharap agar Papua tidak hanya menjual hasil mentah, tapi juga perlu ada industri yang dibangun di Papua untuk menambah nilai ekonomis. Seperti halnya hasil kayu, hasil tambang, diharapkan tidak dijual mentah, tapi harus diolah lagi. “Potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia di Papua sudah luar biasa, tinggal bagaimana managemennya untuk mengolah itu semua,”tandasnya.
Mengakhiri kunjungannya di Cenderawasih Pos, Jokowi dan tim kampanyenya di Papua menyampaikan permohonan maaf kepada mama-mama pedagang di pasar tradisional Jayapura. Jokowi yang sedianya berkunjung ke pasar tadi malam, terpaksa harus batal karena melihat kondisi yang tidak memungkinkan untuk masuk ke pasar, karena banyaknya orang.
“Saya lihat begitu banyak orang di pasar itu, sementara dagangan mama-mama di Papua ini digelar di lantai. Saya khawatir kalau masuk, dagangan mama-mama ini terinjak-injak dan rusak,”ujar Jokowi yang mengaku berterima kasih kepada aparat keamanan sehingga kunjungannya berjalan aman dan lancar.
“Setiap saya akan mau datang di Papua, pasti ada penembakan. Tapi saya yakin Papua ini tetap yakin kondisi Papua ini tetap aman dan damai, sehingga saya tetap datang sesuai dengan tujuan saya ke sini. Masalah keamanan itu tanggung jawab aparat,” pungkasnya.
Sementara itu, sebelumnya Calon Presiden RI Jokowi berniat untuk mengunjungi Pasar Mama-Mama Papua di Kota Jayapura, namun karena “diserbu” penggemarnya, sehingga Jokowi hanya bisa melintas sebentar saja di Pasar Mama Papua dan selanjutnya diamankan oleh satuan pengamanannya untuk kembali ke kendaraan lalu menuju ke RRI Jayapura.
Kejadian ini membuat mama-mama Papua kecewa berat, namun kekecewaan mereka bukannya dilampiaskan ke sang calon Presiden, namun lebih kepada para penggemar atau pendukung Jokowi yang datang hanya untuk melihat Jokowi, sehingga suasana di dalam pasar menjadi penuh sesak dengan pendukung dan akhirnya rencana dialog dengan mama-mama pedagang asli Papua batal.
“Terus terang kami kecewa berat, seharusnya Jokowi bertemu dengan mama-mama pedagang asli Papua, bukannya dengan warga yang jarang ke pasar ini, mereka hanya membuat penuh pasar, akhirnya tidak ketemu mama-mama mereka,” ungkap Sekretaris Pasar Robert Jitmau kepada wartawan.
Meski begitu, Robert Jitmau mengaku bangga dengan adanya kunjungan Jokowi ke pasar mama Papua. “Ini menandakan bahwa Jokowi begitu menaruh perhatian ke mama-mama pedagang asli Papua. Semoga Jokowi jadi Presiden dan bisa lihat keluhan dan jeritan pedagang asli Papua, yaitu sebuah pasar yang layak,” harapnya.
Sementara Jokowi yang bertandang ke redaksi Cenderawasih Pos meminta maaf atas kegagalan dirinya masuk ke dalam pasar mama Papua. Ini bukan kerana dirinya tidak mau, namun lebih karena menghargai jualan dari mama-mama Papua. “Jika semuanya masuk ke dalam pasar, maka sudah pasti dagangan mama-mama Papua akan terinjak-injak. “Jika masuk ke dalam pasar, kasihan sekali nanti jualan mama Papua terinjak, sehingga saya ambil keputusan kembali ke mobil,” ungkapnya.
Meski begitu, dirinya menegaskan bahwa membangun pasar tradisional bukan hal yang sulit, karena itu tergantung dari komitmen pemerintahnya saja. “Pemerintah punya anggaran, sekarang tinggal ada komitmen atau tidak,” ucapnya. (tri/cak/fud)
Sumber
“Ini menandakan bahwa Jokowi begitu menaruh perhatian ke mama-mama pedagang asli Papua. Semoga Jokowi jadi Presiden dan bisa lihat keluhan dan jeritan pedagang asli Papua, yaitu sebuah pasar yang layak,” harapnya.


JAYAPURA- Calon Presiden Joko Widodo dalam rangkaian kunjungannya ke Jayapura-Papua, Kamis (5/6) kemarin, juga menyempatkan diri untuk berkunjung ke Kantor Cenderawasih Pos (Cepos) di Entrop, Kota Jayapura. Kunjugan ini dijadwalkan pukul 20.00 WIT, namun baru tiba di Kantor Cepos sekitar pukul 21.30 WIT.
Saat bertandang ke Cenderawasih Pos, Jokowi di dampingi oleh Ketua DPD PDIP Provinsi Papua Komaruddin Watubun, Wakapolda Brigjen Paulus Waterpauw dan sejumlah anggota rombongan lainnya.
“Kemarin, saya kontak beberapa kali ke Pak Dahlan Iskan, tapi tidak nyambung. Saya hanya mau bilang mau mampir ke Cenderawasih Pos (Jawa Pos Group),” ungkap Jokowi mengawali kunjungan ke Cepos yang diterima langsung oleh Dirut Cenderawasih Pos Suyoto, Pemred Lucky Ireeuw dan sejumlah karyawan Cenderawasih Pos lainnya.
Menurut Jokowi, dalam masa kampanye ini, dirinya memang sengaja mengawali dari Papua yang merupakan awal dari matahari terbit di wilayah Indonesia ini. Jokowi mengaku dalam masa kampanye ini bukan hanya memperhitungkan atau semata-mata mencari suara banyak untuk jadi Presiden. Kunjungannya di Papua ini sebagai bentuk perhatian terhadap Papua yang juga merupakan bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.
“Kalau hanya mencari suara, bisa fokus kampanye di Jawa. Tapi saya ke Papua ini sebagai simbol atau bentuk perhatian saya terhadap Papua,” ujar Jokowi.
Lebih jauh, Jokowi juga memberikan perhatian serius terhadap potensi olahraga di Papua, terutama tim Persipura Jayapura yang sudah beberapa kali menjuarai Liga Indonesia. Menurut Jokowi, meski Papua masih banyak menghadapi kendala pembangunan dan masalah kesejahteraan, namun bakat alami masyarakat di Papua di bidang olahraga ini sangat besar, tinggal bagaimana pembinaan dan pengembangan potensi tersebut dimanaj dengan baik agar bisa terus berkembang.
Menurutnya, pembinaan olahraga ini tidak hanya di sepakbola saja, tapi juga cabang olahraga lain seperti atletik, dayung, renang, tinju, dan cabang olahraga lainnya. Dengan melihat potensi besar di bidang olahraga in i, bukan tidak mungkin Kementerian Olahraga akan dipindah ke Papua. “Di Papua ini pembinaannya harus dilakukan serius, mulai sejak usia dini, pembentukan tim-tim hingga menciptakan kompetisi yang rutin, sehingga atlet siap tarung (bertanding.red). Saya yakin prestasi olahraga di Papua akan terus meningkat, seperti beberapa tahun yang lalu,”tuturnya.
Menyikapi berbagai persoalan yang masih dihadapi di Papua, Jokowi berpendapat masalah, berbagai persoalan termasuk konflik di Papua ini harus dilakukan dengan pendekatan kesejahteraan bagi masyarakat. Menurutnya, jika masyarakat Papua sejahtera maka tidak akan ada gejolak di masyarakat. “ Orang Papua kurang didengarkan, harusnya kita lebih mendengarkan mereka,” ujarnya.
Begitu juga persoalan Miras yang ada di Papua, menurut Jokowi juga perlu ada pendekatan khusus kepada masyarakat maupun penertiban Miras dengan melakukan razia rutin. Namun yang lebih penting adalah dengan kampanye atau sosialisasi yang terus menerus tentang bahaya miras itu sendiri, sehingga muncul kesadaran di masyarakat bahwa miras itu tidak ada gunanya dan hanya akan merusak kesehatan tubuh.
Dari kunjunganya ke beberapa pasar tradisional baik di Sentani maupun di Jayapura, menurut Jokowi, keberadaan pasar tradisional ini memang perlu perhatian serius dari pemerintah. Sebab, pasar tradisional ini merupakan tempat masyarakat menjual hasil kebunnya, sehingga perlu didukung dengan sarana pendukung yang layak. “Jangan sampai banyak muncul mall dan supermarket, sehingga pasar tradisional ini kalah bersaing,” tandasnya.
Untuk pembangunan pasar tradisional, seperti pasar pharaa yang mulai dibangun, Jokowi menilai bahwa bila di Jawa bisa menelan dana sekitar Rp 10-12 Miliar, maka di Papua diperkirakan sekitar 2 kali lipatnya. Seperti halnya pasar mama-mama Papua di Jayapura, sebenarnya tidak ada yang sulit karena dana APBD kabupaten/kota di Papua sudah cukup besar, tinggal kemauan saja dari pemerintah.
“Soal bangun, pasti bisa, sekarang apakah mau apa tidak? Di situ saja masalahnya kan,” ujarnya seraya berkomitmen akan memperhatikan pembangunan pasar mama-mama Papua. Menurutnya, pasar tradisional itu harus bersih, tidak becek, dan tertata dengan baik.
Jokowi juga berharap agar Papua tidak hanya menjual hasil mentah, tapi juga perlu ada industri yang dibangun di Papua untuk menambah nilai ekonomis. Seperti halnya hasil kayu, hasil tambang, diharapkan tidak dijual mentah, tapi harus diolah lagi. “Potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia di Papua sudah luar biasa, tinggal bagaimana managemennya untuk mengolah itu semua,”tandasnya.
Mengakhiri kunjungannya di Cenderawasih Pos, Jokowi dan tim kampanyenya di Papua menyampaikan permohonan maaf kepada mama-mama pedagang di pasar tradisional Jayapura. Jokowi yang sedianya berkunjung ke pasar tadi malam, terpaksa harus batal karena melihat kondisi yang tidak memungkinkan untuk masuk ke pasar, karena banyaknya orang.
“Saya lihat begitu banyak orang di pasar itu, sementara dagangan mama-mama di Papua ini digelar di lantai. Saya khawatir kalau masuk, dagangan mama-mama ini terinjak-injak dan rusak,”ujar Jokowi yang mengaku berterima kasih kepada aparat keamanan sehingga kunjungannya berjalan aman dan lancar.
“Setiap saya akan mau datang di Papua, pasti ada penembakan. Tapi saya yakin Papua ini tetap yakin kondisi Papua ini tetap aman dan damai, sehingga saya tetap datang sesuai dengan tujuan saya ke sini. Masalah keamanan itu tanggung jawab aparat,” pungkasnya.
Sementara itu, sebelumnya Calon Presiden RI Jokowi berniat untuk mengunjungi Pasar Mama-Mama Papua di Kota Jayapura, namun karena “diserbu” penggemarnya, sehingga Jokowi hanya bisa melintas sebentar saja di Pasar Mama Papua dan selanjutnya diamankan oleh satuan pengamanannya untuk kembali ke kendaraan lalu menuju ke RRI Jayapura.
Kejadian ini membuat mama-mama Papua kecewa berat, namun kekecewaan mereka bukannya dilampiaskan ke sang calon Presiden, namun lebih kepada para penggemar atau pendukung Jokowi yang datang hanya untuk melihat Jokowi, sehingga suasana di dalam pasar menjadi penuh sesak dengan pendukung dan akhirnya rencana dialog dengan mama-mama pedagang asli Papua batal.
“Terus terang kami kecewa berat, seharusnya Jokowi bertemu dengan mama-mama pedagang asli Papua, bukannya dengan warga yang jarang ke pasar ini, mereka hanya membuat penuh pasar, akhirnya tidak ketemu mama-mama mereka,” ungkap Sekretaris Pasar Robert Jitmau kepada wartawan.
Meski begitu, Robert Jitmau mengaku bangga dengan adanya kunjungan Jokowi ke pasar mama Papua. “Ini menandakan bahwa Jokowi begitu menaruh perhatian ke mama-mama pedagang asli Papua. Semoga Jokowi jadi Presiden dan bisa lihat keluhan dan jeritan pedagang asli Papua, yaitu sebuah pasar yang layak,” harapnya.
Sementara Jokowi yang bertandang ke redaksi Cenderawasih Pos meminta maaf atas kegagalan dirinya masuk ke dalam pasar mama Papua. Ini bukan kerana dirinya tidak mau, namun lebih karena menghargai jualan dari mama-mama Papua. “Jika semuanya masuk ke dalam pasar, maka sudah pasti dagangan mama-mama Papua akan terinjak-injak. “Jika masuk ke dalam pasar, kasihan sekali nanti jualan mama Papua terinjak, sehingga saya ambil keputusan kembali ke mobil,” ungkapnya.
Meski begitu, dirinya menegaskan bahwa membangun pasar tradisional bukan hal yang sulit, karena itu tergantung dari komitmen pemerintahnya saja. “Pemerintah punya anggaran, sekarang tinggal ada komitmen atau tidak,” ucapnya. (tri/cak/fud)
Sumber
“Ini menandakan bahwa Jokowi begitu menaruh perhatian ke mama-mama pedagang asli Papua. Semoga Jokowi jadi Presiden dan bisa lihat keluhan dan jeritan pedagang asli Papua, yaitu sebuah pasar yang layak,” harapnya.

0
1.5K
4
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan