Konsolidasi Mandiri-BTN Lebih Baik daripada Injeksi Modal APBN

Jakarta - Penguatan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memang bisa dilakukan dengan berbagai cara. Namun, yang harus dicari oleh pemerintah adalah cara yang bisa menimbulkan efek positif yang paling besar dan memberikan hasil paling optimal.

Bila konsolidasi dilakukan oleh PT Bank Mandiri Tbk terhadap PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) maka bank tersebut bisa sebagai the most powerful mortgage bank di Indonesia. Berbagai kelemahan BTN saat ini, seperti keterbatasan modal, likuiditas, jaringan cabang, dan suku bunga yang tinggi, justru bisa diatasi melalui sinergi antara kedua bank tersebut.

"Itu harus dipikirkan pemerintah, dengan biaya yang sama, tujuan yang tercapai bisa lebih besar," kata pengamat perbankan Edwin Sinaga di Jakarta, Rabu (11/6).

Dia menilai, injeksi modal pemerintah secara langsung ke BTN dengan menggunakan dana APBN disayangkan jika ada cara lain yang masih bisa dilakukan, seperti misalnya melalui BUMN lain. Pasalnya, alokasi dana tersebut bisa dipergunakan untuk membiayai pembangunan lain yang lebih prioritas.

“Pemerintah harus memilih cara yang paling ekonomis dengan tujuan tercapai bisa sebanyak mungkin. Jangan pakai dana APBN, kalau masih ada cara lain. Ini tujuan taktis saja,” kata dia

Selain itu, manfaat lain yang bisa diperoleh dari akuisisi BTN oleh Bank Mandiri adalah bangsa Indonesia dipastikan memiliki satu bank besar yang mampu bersaing di kancah regional.

Sementara itu, pengamat perbankan Reagy Sukmana menilai, melalui konsolidasi kemampuan permodalan BTN akan jauh lebih besar. BTN juga lebih mampu membiayai program perumahan dan mengatasi backlog. Bunga KPR-nya bisa lebih murah, seiring dengan berlimpahnya likuiditas dan dana murah dari Bank Mandiri.