Jakarta (Antara) - Calon Presiden Prabowo Subianto mengingatkan adanya kekuatan besar yang mengira bisa membeli Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).  Â
"Bangsa kita mau dibeli, semuanya dibeli akhirnya rakyat kita tidak jelas," katanya dalam acara Deklarasi Kebangkitan Desa Nusantara yang digagas Persatuan Perangkat Desa Indonesia di Rumah Polonia, Jakarta Timur, Selasa.  Â
Dikatakan, konon kata pihak luar, pejabat bisa dibeli, survei bisa dibeli.Â
  Â
Karena itu, kata dia, dirinya bersama Cawapres Hatta Rajasa berkomitmen ingin menyelamatkan bangsa kekayaan Bangsa Indonesia dan disalurkan ke seluruh rakyat Indonesia.  Â
Saat ini, ia menambahkan yang menikmati kekayaan itu hanya orang itu-itu saja, kesenjangan yang kaya dengan miskin semakin lebar.  Â
Ia juga mengkritik ada pejabat yang mengaku berpengalaman namun faktanya di lapangan kemiskinan meningkat. Â Â Â
  Â
Karena itu, ia mengajak para relawan untuk mengawasi pelaksanaan pilpres pada 9 Juli 2014 mendatang.  Â
"Mari kita amankan Tempat Pemungutan Suara (TPS) oleh relawan," katanya.  Â
Dikatakan, demokrasi di Indonesia itu harus hati-hati kalau tidak demokrasi "wani piro".Â
  Â
"Banyak tokoh yang banyak bicara tapi tidak sesuai dengan prilaku," katanya sambil menjelaskan dirinya kalau berbicara apa adanya jika A ya A, jika B ya B.Â
  Â
"Kalau maling yang maling," katanya.  Â
Sebelumnya, calon presiden Prabowo Subianto, Selasa menghadiri Deklarasi Kebangkitan Desa Nusantara yang digagas Persatuan Perangkat Desa Indonesia di Rumah Polonia, Jakarta Timur.  Â
Prabowo menyatakan dirinya bersama Calon Wakil Presiden Hatta Rajasa berkomitmen untuk melakukan pembangunan desa.  Â
"Saya yang pertama kali yang menyetujui dana langsung ke desa Rp1 miliar setiap tahunnya, Alhamdulillah DPR apresiasi," katanya.  Â
Dikatakan, masyarakat desa hampir tujuh tahun berjuang untuk mendapatkan undang-undang terkait desa.   Â
Pemilu Presiden dan Wapres 9 Juli 2014 diikuti oleh dua capres dan cawapres, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla.(rr)