NILAHCOM, Jakarta - Ulama KH Ahmad Imam Mawardi mengaku ditanya oleh banyak orang soal alasan kiai lebih memilih capres Prabowo Subianto ketimbang Jokowi Widodo atau Jokowi?

"Jawaban saya, ada banyak alasan. Yang jelas, pilihan saya tidak atas nama kebencian," ujarnya kepada INILAHCOM, Sabtu (7/6/2014).

Ahmad Imam Mawardi menegaskan tidak ada alasan untuk membenci Jokowi dan JK, karena mereka satu kali pun tidk pernah berbuat salah kepadanya. Ketika Pilgub DKI 2012, ia mengaku berdoa khusus untuk Jokowi agar menang.

"Saya termasuk yang tersihir dengan pencitraaan Beliau ketika itu. Saya ingin Beliau tetap menjadi Gubernur DKI untuk membuktikan sumpah janji-janjinya selama dan setelah kampanye dulu," imbuhnya.

Ahmad Imam Mawardi menjelaskan Jakarta adalah ibu kota Indonesia, etalase Indonesia. Jakarta adalah yang paling dilihat dan dikunjungi orang asing ketika hadir di Indonesia.

"Jakarta adalah barometer Indonesia, begitu kata sepakat para calon gubernur dan pengamat politik waktu itu," katanya.

Ahmad Imam Mawardi menegaskan tidak usah munafik. Sebagai muslim, dirinya bangga Jakarta masih dipimpin orang Islam, karena beberapa alasan, salah satunya adalah mayoritas warga yang dipimpin adalah muslim.

Sangat mungkin orang non-Muslim menginginkan non-Muslim memimpin Jakarta dan bahkan negeri ini. Secara psikologis dan politis, ini sah-sah saja.

"Kalau Jokowi naik menjadi presiden, maka keinginan saya untuk DKI Jakarta akan kandas, Ahok pasti menggantikannya sebagai gubernur. Ini bukan masalah SARA, ini masalah rasa hati. Ini bukan masalah diskriminasi, tapi bagi saya adalah masalah kepatutan," imbuhnya.

Ahmad Imam Mawardi mempersilakan yang lain dengan hak untuk berbeda pendapat dan berbicara. Bagi yang berbeda, tidak masalah sepanjang tidak kehilangan cinta dan sopan santun. "Berbeda boleh, bertengkar tidak boleh," tandasnya

[url]http://nasional.inilah..com/read/detail/2107486/kenapa-kiai-lebih-pilih-prabowo-ketimbang-jokowi#.U5Lqo3KSxZ8[/url]