Jakarta - Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) bertekad ngebut menyelesaikan beragam problema Ibukota. Plt Gubernur DKI Jakarta yang menggantikan posisi Joko Widodo ini punya beragam rencana.
Per tanggal 2 Juni, Ahok resmi menduduki jabatan orang nomor 1 di Jakarta menggantikan Jokowi yang non aktif setelah maju menjadi capres di Pilpres 2014.
Rutinitas Ahok kian menggunung. Suami Veronika Tan ini juga memiliki sejumlah rencana baru seperti di bidang transportasi, kesehatan dan lainnya.
Berikut 3 gebrakan update Ahok saat gantikan Jokowi:
1. Hemat Duit dengan TransJ Hibah
Spoiler for Hemat Dana Hibah:
Pemprov DKI Jakarta mendapatkan sumbangan 30 bus TransJakarta dari tiga perusahaan. Plt Gubernur DKI Basuki T Purnama mengindikasikan kedepannya Pemprov DKI lebih mengutamakan mendapat bus hibah untuk menghemat anggaran.
"Ya kamu kalau ada yang kasih gratisan, mau beli nggak kira-kira? Sampai nggak ada yang mau ngasih, baru kita beli. Hemat duit!" ujar pria yang akrab disapa Ahok di kawasan Monas, Jakarta, Jumat (6/6/2014).
Anggaran belanja untuk bus itu menurut Ahok bisa dialokasikan untuk anggaran pendidikan. Karena masih ada 40 persen anak usia 16-18 tahun di Jakarta yang belum sekolah.
"Kita masih punya 40% usia 16-18 nggak cukup uang untuk sekolah di DKI. Lebih baik bantu orang sekolah dan orang kuliah. Karena 2025 bonus demografi bicara SDM yang terdidik dengan keterampilan yang terdidik. Untuk apa kita habiskan yang lain kalau ada yang nyumbang. Nah konsepnya seperti itu. Kalau sudah makin lancar, orang punya duit, juga lebih bahagia kan. Jakarta lebih hijau, belanja lebih banyak, umurnya lebih panjang," paparnya.
Ahok yakin perusahaan pemberi bus untuk pemprov DKI akan mendapatkan untung. Selain itu, pajak yang dikeluarkan juga tidak terlalu besar.
"Orang pajaknya kecil kok. Ditukar juga masih kalah kita. Kamu hitung saja, kalau Rp 75 juta kali 2, berarti Rp 150 juta. Kali 5 tahun berapa? 750juta. Itu bus Rp 1,4 M, itu bus tingkat berapa? Hampir Rp 3 M. Jadi siapa yang mau ngasih? Ini kan bagian dari CSR mereka juga. Jadi saya harap kamu bisa tambah untung, ya bantu kami lah. Kayak truk sampah, kalian kasih ngga pakai iklan. Rugi ngga? Ya rugi lah kalau dia pikir gitu. Tapi kan dia yakin Pemprov DKI jujur, tidak mungkin pakai uang untuk dikorup. Karena uangnya kita pakai untuk SDM," ungkapnya.
2. Puskesmas Disulap Jadi RS
Spoiler for Puskesmas Jadi RS:
Pemprov DKI bekerja sama dengan Fakultas Kesehatan Universitas Indonesia (FK UI) dan RSCM bakal meningkatkan pelayanan kesehatan di Jakarta. Salah satunya dengan mengubah 18 Puskesmas menjadi rumah sakit tipe D yang dilengkapi dokter spesialis.
"(Akan) Mengubah puskesmas ke tipe D. Tahun ini kan akan ada 18 yang masuk tipe D. Nanti FK UI dan RSCM akan bantu," kata Plt Gubernur DKI Basuki T Purnama (Ahok) di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Selatan, Kamis (5/6/2014).
Hal ini dibahas dalam rapat tertutup Ahok bersama kepala dinas kesehatan DKI, Dien Emawati yang turut hadir dalam rapat bersama perwakilan Kementerian Kesehatan, Dirut RSCM CH Soegiono, Asisten Bid Kesehatan Bambang Soegiyono dan perwakilan FK UI.
Namun, kerja sama ini masih dikeluhkan Ahok. Menurutnya, ada pihak-pihak di DPRD yang menghambat turunnya dana hibah untuk kerjasama.
"Kita sudah lihat kok yang dirujuk cuma sayang hibah ke FK UI di tahan. Makanya aku bilang BPKD sudah aku omelin. Persoalan di DPRD yang kita tidak rekomendasi malah muncul, dihambat. Yang swasta dikeluarin 5 m. Nggak jelas siluman atau bukan. Dia ngaku kok. Ada anggota dewan yg mn dimasukin," ujar Ahok dengan nada tinggi.
Kepala Dinas Kesehatan DKI Dien mengatakan pihak FK UI dan RSCM saat ini melatih tenaga medis dan menempatkan dokter spesialis ke puskesmas tersebut.
"Nanti akan dibantu dari FKUI/RCSM standarnya. Akan ada tenaga-tenaga dari mereka yang dimasukkan rumah sakit tipe D. Sudah ada di Utara dan Timur. Kalau Jakarta Selatan juga sudah banyak. Contoh Jagakarsa, spesialistnya ada tujuh. Anak, penyakit dalam, macem-macam. Di Tambora, masing-masing puskesmas minimal 2 dokter spesialis," paparnya.
Dien menyatakan, langkah ini akan mengurangi jumlah rujukan dari Puskesmas ke RSUD atau ke RSCM. Kerjasama ini akan semakin dimantapkan dengan pembuatan Pergub tentang perubahan status Puskesmas menjadi rumah sakit tipe D.
"Dalam satu bulan inilah, nanti Pergubnya selesai," sambungnya.
3. Gratis dan Murah di PRJ Monas
Spoiler for PRJ Monas:
Pekan Rakyat Jakarta (PRJ) di Monas akan digelar 10-15 Juni 2014. Ahok menegaskan bahwa PRJ Monas tahun ini diramaikan Usaha Kecil dan Menengah (UKM), dan yang jelas benar-benar menjadi pesta rakyat yang murah!
"Konsep PRJ Monas tahun ini yang penting semuanya gratis dan murah. Pengunjung nggak usah bayar untuk masuk," tutur Ahok di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (4/6/2014).
Pesta rakyat di PRJ Monas tahun ini akan melibatkan banyak pedagang UKM dan mayoritas akan digratiskan biaya sewa stand-nya. Bahkan, Ahok menjamin makanan yang dijual di PRJ Monas sangat terjangkau.
"Yang dikeluhkan kan masalah harga, kerak telor kalau di luar Rp 7 ribu- Rp 9 ribu, di PRJ Monas juga sama. Pedagang nggak usah bayar sewa. Kalau dulu kan masalahnya di uang sewa yang nggak jelas ke mana, ke ormas-ormas, makanya kerak telor bisa sampai Rp 30 ribu," kata Ahok menyindir penyelenggaraan Pekan Raya Jakarta di JIExpo Kemayoran tahun lalu.
Bagi UKM yang ingin berpartisipasi dalam PRJ Monas tahun ini, pendaftaran stan masih dibuka di Dinas Perindustrian dan Energi DKI. "2.600 booth yang kita sediakan gratis untuk pedagang. Saat ini pedagang sudah mulai mendaftar di Dinas Perindustrian dan Energi, nanti kita seleksi terbuka," tutur Ahok.