Jakarta - Berkaca pada kasus penyerangan rumah di Sleman dan Yogyakarta, polisi tidak melarang masyarakat melaksanakan ibadah di rumah. Justru yang dilarang itu alih fungsi rumah untuk ibadah rutin.
"Bukan tidak boleh ibadah di rumah ya. Sekali lagi saya tegaskan, yang tidak boleh itu alih fungsi (rumah), seperti rumah Pak Niko kan sudah disegel tapi tetap dijadikan tempat ibadah, maka memancing reaksi warga sekitar," kata Kepala Bagian Penerangan Umum Mabes Polri Kombes Boy Rafli di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Jakarta Selatan, Jumat (6/6/2014).
Boy mengatakan, peraturan melarang ahli fungsi rumah untuk tempat ibadah rutin. Pelanggaran peraturan akan menimbulkan gejolak di masyarakat.

"Nanti masyarakat yang akan bereaksi. Oleh karena itu dibuat peraturan yang menentukan tahapan-tahapan proses hukumnya," kata dia.

Pada kesempatan yang sama dia juga mengungkapkan bahwa kasus penyerangan rumah yang dijadikan tempat ibadah rutin ini masih terus diurus.

"Penyelidikan masih berjalan. Mudah-mudahan akan segera ada penangkapan. Tersangka sudah teridentifikasi, semuanya tetangga," katanya.

mantaf..
bravo kinerja kepolisian indonesia.
semangat pak polisi.

berita terkait diambil dari situs terpercaya bukan arrahmah dan pkspayungan