WAMINAvatar border
TS
WAMIN
Ada Dokter Spesialis di Puskesmas DKI, Jumlah Pasien Rujukan Menurun
Jakarta - Ditempatkannya para dokter spesialis di puskesmas-puskesmas DKI berdampak positif terhadap jumlah rujukan pasien ke rumah sakit. Hal itu sudah terlihat di puskesmas wilayah Jakarta Utara dan Jakarta Barat yang menjadi percontohan.

Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Dien Emawati mengatakan, penurunan tersebut terjadi tidak lepas dari adanya kerja sama Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) di DKI dengan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM).

"Kerja sama menempatkan dokter spesialis di puskesmas yang ada di Jakarta Utara dan Jakarta Barat. Terbukti ada penurunan rujukan, yang dulunya 13% sekarang jadi 4%," kata Dien di Balai Kota, Kamis (5/6).

Selain itu, Dien menjelaskan, adanya kerja sama FKUI RSCM dengan RSUD tersebut juga bisa dilakukan transfer tenaga spesialis, termasuk pasien yang bisa dirawat di RSCM atau RSUD dengan pelayanan yang sama seperti di RSCM. Begitupun dengan kurangnya fasilitas seperti Neonathal Intensive Care Unit (NICU) dan Pediatric Intensive Care Unit (PICU) akan dipenuhi dengan adanya kerja sama itu, termasuk juga dengan swasta.

"Kerja sama dengan RSCM akan mendidik rumah sakit swasta di DKI. Kalau RSCM penuh ke swasta dan sebaliknya. Bayar dan kualitasnya sama serta standar perawatannya sama nanti yang jamin RSCM," ujar Dien.

Menurut Dien, penempatan dokter spesialis di puskesmas-puskesmas wilayah Jakarta Utara dan Barat merupakan uji coba. Dokter spesialis yang ditempatkan di puskesmas tipe D tersebut adalah spesialis penyakit dalam dan anak.

"Nanti akan dibantu dari FKUI RCSM standarnya. Akan ada tenaga-tenaga dari mereka yang dimasukkan ke rumah sakit tipe D, yang pasti 18 puskesmas akan menjadi 18 rumah sakit tipe D," katanya.

Puskesmas-puskesmas di Jakarta Pusat, Selatan, dan Timur juga sudah ditempatkan beberapa spesialis di puskesmas. Contohnya seperti di Puskesmas Jagakarsa yang terdapat 7 dokter spesialis. Namun, seluruh spesialis-spesialis itu baru ditempatkan di puskesmas kecamatan saja.

Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengakui, ruang perawatan di RSUD-RSUD DKI kerap tidak cukup. Apalagi, rumah sakit swasta merasa terlalu murah dengan nilai INA CBG's sehingga nilainya akan dinaikkan.

"Sehingga kita naikkan, swasta juga kalau mau ambil untung terlalu banyak repot juga. Makanya tadi kita temukan suatu formula, nanti RSCM penuh, dia boleh titipkan pasiennya ke rumah sakit yang dia ligat di swasta atau di RSUD yang kemampuan dokter dan alatnya cukup," katanya.

Namun nantinya, kata Basuki, INA CBG's tetap akan dibayarkan ke RSCM. Sebab, hal tersebut juga seolah-olah pasien RSCM itu menitipkan ke rumah sakit lainnya. Menurutnya, hal tersebut menjadi solusi yang selama ini diperlukan disamping pihaknya juga akan membangun rumah sakit jantung dan kanker.

"Karena pemerintah pusat kan tidak mungkin bisa bangun. Kita harus kerja sama dokternya semua, supaya dinaikkan. Termasuk mengubah puskesmas kami ke tipe D," ujarnya. http://www.beritasatu.com/aktualitas...n-menurun.html

ayo koh Ahok, bu Diean maju terus emoticon-I Love Indonesia (S)
0
985
5
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan