m.muklisAvatar border
TS
m.muklis
Bertemu SBY, Abbott Ingin Tuntaskan Skandal Penyadapan




GLOBALINDO.CO, Batam – Presiden Susilo Bambang Yudhoyono neggelar pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Australia, Tony Abbott di Pulau Batam, malam ini. Dua kepala pemerintahan ini bersepakat memperbaiki hubungan diplomatik antara RI-Australia pasca skandal penyadapan.

Hubungan kedua negara sempat memanas saat mencuatnya skandal penyadapan yang dilakukan Badan Intelijen Australia (DSD) kepada para pejabat RI pada tahun lalu. Bahkan, Presiden SBY sempat dibuat geram oleh pernyataan-pernyataan pedas Abbott yang awalnya menolak meminta maaf atas skandal penyadapan tersebut.

Nah, untuk memulihkan hubungan kedua negara inilah, SBY-Abbott menggelar pertemuan bilateral. Stasiun berita Channel News Asia, melansir Abbott mengaku berkomitmen untuk memperbaiki hubungan Australia-Indonesia seperti semula. Pertemuan rencananya akan digelar di sebuah resort di Batam. "Ada begitu banyak hal yang perlu diperbaiki selama delapan bulan terakhir," ujar Abbott.

Pemimpin Partai Liberal itu menambahkan beberapa kesulitan sudah ada, sebelum dia menjabat sebagai PM. "Saya ingin agar permasalahan itu diselesaikan hari ini," kata Abbott.

Sementara terkait tuntutan Presiden SBY supaya kode etika tata kelakuan baik (COC) segera diteken, dia yakin hal tersebut bisa dilakukan. "Diskusi dengan Presiden SBY akan membahas berbagai topik dan saya berharap tidak lama lagi, kami bisa memiliki sebuah nota kesepahaman di bidang keamanan dan intelijen," terangnya.

Abbott menganggap penting apabila kedua negara memiliki nota kesepahaman antara RI dengan Australia. Karena kedua negara memiliki banyak kepentingan yang sama di bidang keamanan dan intelijen.

Kepentingan dua negara, lanjut Abbott, tidak hanya mengenai penanganan penyelundupan manusia. "Tetapi juga mengatasi penyebaran teror jihad. Khususnya di tengah-tengah kekhawatiran kembalinya warga usai berperang di Suriah. Mereka menjadi lebih militan dan radikal," kata dia.

Sementara Menteri Luar Negeri RI Marty Natalegawa yang ditemui media kemarin mengatakan justru keputusan penyelesaian COC ada di tangan Australia. "Kami tengah menunggu respons dari Australia," ujar dia.

COC yang telah dirancang, kata Marty, sangat sederhana. "Yang terpenting di dalamnya terdapat bahwa kedua negara berkomitmen untuk tidak melakukan pemantauan secara tidak jelas," kata Marty. (vns/gbi)
- See more at: http://globalindo.co/nasional/item/7....vkdqRH0O.dpuf
0
751
2
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan