- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Kapan pluralisme benar-benar ada????


TS
ridwan.aniu
Kapan pluralisme benar-benar ada????
SEMARANG, KOMPAS.com – Ada enam kasus intoleransi atau kekerasan bernuansa agama di Jawa Tengah sepanjang semester pertama tahun 2014. Kasus intoleransi itu meliputi pelarangan pendirian rumah ibadah, perusakan rumah ibadah hingga penolakan warga atas kelompok tertentu yang menggelar pengajian.
Hal ini disampaikan Direktur Lembaga Studi Sosial dan Agama (eLSA) Semarang saat peluncuran Laporan Tengah Tahun Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan tahun 2014, Tedi Kholiludin, di Semarang, Rabu (4/6/2014).
Menurut Tedi, enam kasus tersebut baru saja terjadi dan berbeda dengan kasus tahun sebelumnya. Enam kasus itu antara lain perusakan tempat sembahyang umat Hindu di Sragen, bentrok warga dengan FPI di Wonosobo, pembubaran pengajian Majelis Tafsir Al-Qur’an (MTA) di Demak, penolakan kedatangan Habib Rizieq di Demak, Camat Grobogan yang pempermasalahkan pengajian Jantiko Mantab serta penangkapan terduga teroris di Klaten.
“Kalau dilihat dari aspeknya, pihak-pihak yang terlibat, sejatinya tak ada yang baru. Misalnya, konflik yang melibatkan FPI itu sama halnya seperti yang terjadi di Kendal, bedanya hanya motivasinya saja yang berbeda,” ujar Tedi.
Kemudian, terkait penyelesaian kasus, menurutnya, sudah ada perubahan yang cukup signifikan. Misalnya, terkait penyoalan oleh Camat di Grobogan diselesaikan dengan jalur damai dengan negosiasi.
“Tapi, soal isu terorisme ini masih menjadi bola panas. Jawa Tengah, selalu ada dalam pusaran ini, penting bagi pihak keamanan untuk terus melakukan deteksi dini terhadap pergerakan mereka,” pintanya.
Sebelumnya, di Yogyakarta, persoalan kebebasan beragama dinilai Komnas HAM kian mengkhawatirkan. Pelaku intoleransi sekarang ini tidak saja dari tetangga jauh, tapi bisa sampai tetangga dekat. Negara dinilai sering absen dalam kasus intoleransi tersebut.
Sumber:
http://regional.kompas.com/read/2014...i.Jawa.Tengah.
Pesen TS: Kapan yha negara ini (rakyatnya) bisa hidup berdampingan tanpa ada kekerasan lagi???
Jangan lupa untuk

Hal ini disampaikan Direktur Lembaga Studi Sosial dan Agama (eLSA) Semarang saat peluncuran Laporan Tengah Tahun Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan tahun 2014, Tedi Kholiludin, di Semarang, Rabu (4/6/2014).
Menurut Tedi, enam kasus tersebut baru saja terjadi dan berbeda dengan kasus tahun sebelumnya. Enam kasus itu antara lain perusakan tempat sembahyang umat Hindu di Sragen, bentrok warga dengan FPI di Wonosobo, pembubaran pengajian Majelis Tafsir Al-Qur’an (MTA) di Demak, penolakan kedatangan Habib Rizieq di Demak, Camat Grobogan yang pempermasalahkan pengajian Jantiko Mantab serta penangkapan terduga teroris di Klaten.
“Kalau dilihat dari aspeknya, pihak-pihak yang terlibat, sejatinya tak ada yang baru. Misalnya, konflik yang melibatkan FPI itu sama halnya seperti yang terjadi di Kendal, bedanya hanya motivasinya saja yang berbeda,” ujar Tedi.
Kemudian, terkait penyelesaian kasus, menurutnya, sudah ada perubahan yang cukup signifikan. Misalnya, terkait penyoalan oleh Camat di Grobogan diselesaikan dengan jalur damai dengan negosiasi.
“Tapi, soal isu terorisme ini masih menjadi bola panas. Jawa Tengah, selalu ada dalam pusaran ini, penting bagi pihak keamanan untuk terus melakukan deteksi dini terhadap pergerakan mereka,” pintanya.
Sebelumnya, di Yogyakarta, persoalan kebebasan beragama dinilai Komnas HAM kian mengkhawatirkan. Pelaku intoleransi sekarang ini tidak saja dari tetangga jauh, tapi bisa sampai tetangga dekat. Negara dinilai sering absen dalam kasus intoleransi tersebut.
Sumber:
http://regional.kompas.com/read/2014...i.Jawa.Tengah.
Pesen TS: Kapan yha negara ini (rakyatnya) bisa hidup berdampingan tanpa ada kekerasan lagi???
Jangan lupa untuk


0
731
1


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan