- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- Gosip Nyok!
Kisah cinta "Mad Dog"
TS
radardadar
Kisah cinta "Mad Dog"
Kisah Cinta "Mad Dog"
Timpukin cendolnya dong agan/aganwati, kalau ga rate 5 ya, supaya ini jadi HT pertama ane.
dan
Spoiler for norepsol:
Quote:
“Saya enggak marah. Tidak dendam juga. Cuma hancur perasaan iya. Tetapi kemudian saya ikhlas. Saya berpikir, coba kalau itu terjadi setelah menikah, pasti lebih sakit hati,” ujar koreografer silat di film ini
Quote:
Jakarta, C&R Digital - Tak butuh banyak kata bagi Yayan Ruhian untuk meminta Wawa Suwartini menjadi istrinya. Aktor film The Raid : Redemption dan The Raid 2 : Berandal ini bahkan terkesan tak ngotot. Itu karena Yayan percaya jodoh di tangan Tuhan. Bagaimana ceritanya?
“Ciaaaaaaat.....!” teriak Yayan Ruhian, sambil memainkan double stick di tangannya. Gerak tangannya berkali-kali berkelebat, memainkan jurus-jurus silat andalannya. Peluh jatuh memenuhi dahinya. Jumat (23/5) sore, saat mendung tipis menggayuti Jakarta, Yayan asyik berlatih di kantor Merantau Films, di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Aktor laga ini segera menghentikan gerakannya saat mengetahui C&R datang. “Ayo kita duduk di sofa itu saja,” ujar pria kelahiran 19 Oktober 1968 ini sambil menghapus peluh.
Yayan lantas bercerita, sehari-hari ia berlatih silat di kantor. Kebetulan ada ruangan besar yang dilengkapi karpet empuk, dengan sepeda statis untuk melatih pernapasan. Selain berlatih, ia juga tinggal sendiri di kantor Merantau. Sang istri, Wawa Suwartini, tinggal di Cibeber, Tasikmalaya, Jawa Barat, bersama dua anaknya.
Jika kangen, Yayan biasanya izin untuk pulang. Namun kalau ada proyek yang membuatnya harus terus di Jakarta, pria yang akrab disapa Kang Yayan ini memanfaatkan teknologi informasi untuk bertanya kabar anaknya. “Saya telepon atau pakai video call. Pokoknya kasih perhatianlah, karena kalau bolak-balik Jakarta-Tasikmalaya repot juga,” ujar Yayan, yang baru pulang dari Jepang untuk syuting film Yakuza Apocalypse yang akan rilis tahun depan.
“Ciaaaaaaat.....!” teriak Yayan Ruhian, sambil memainkan double stick di tangannya. Gerak tangannya berkali-kali berkelebat, memainkan jurus-jurus silat andalannya. Peluh jatuh memenuhi dahinya. Jumat (23/5) sore, saat mendung tipis menggayuti Jakarta, Yayan asyik berlatih di kantor Merantau Films, di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Aktor laga ini segera menghentikan gerakannya saat mengetahui C&R datang. “Ayo kita duduk di sofa itu saja,” ujar pria kelahiran 19 Oktober 1968 ini sambil menghapus peluh.
Yayan lantas bercerita, sehari-hari ia berlatih silat di kantor. Kebetulan ada ruangan besar yang dilengkapi karpet empuk, dengan sepeda statis untuk melatih pernapasan. Selain berlatih, ia juga tinggal sendiri di kantor Merantau. Sang istri, Wawa Suwartini, tinggal di Cibeber, Tasikmalaya, Jawa Barat, bersama dua anaknya.
Jika kangen, Yayan biasanya izin untuk pulang. Namun kalau ada proyek yang membuatnya harus terus di Jakarta, pria yang akrab disapa Kang Yayan ini memanfaatkan teknologi informasi untuk bertanya kabar anaknya. “Saya telepon atau pakai video call. Pokoknya kasih perhatianlah, karena kalau bolak-balik Jakarta-Tasikmalaya repot juga,” ujar Yayan, yang baru pulang dari Jepang untuk syuting film Yakuza Apocalypse yang akan rilis tahun depan.
Quote:
Jakarta, C&R Digital - Bukannya Yayan tak ingin terus dekat dengan keluarganya. Kebetulan Wawa lebih suka tinggal di kampung. Selain itu, di Jakarta ia juga tak punya tempat tinggal sendiri. Memang dulu ia sempat membawa istrinya ke Jakarta. Setelah Wawa mengandung anak pertama, sang istri memilih pulang agar bisa dekat dengan orang tuanya. “Habis melahirkan, saya tawarkan lagi. Mau ikut ke Jakarta atau menetap di kampung. Ternyata dia pilih di desa saja,” ujar Yayan.
Yayan sendiri mengenal Wawa secara tak sengaja. Sebagai pelatih silat dari sebuah perguruan tinggi yang cukup terkenal, ia sering dikirim ke berbagai daerah untuk melatih silat. Daerah-daerah di Kalimantan, Sulawesi, Sumatera, Bali dan beberapa kabupaten di Jawa jadi ajang aktivitas Yayan melatih silat. Ia bisa tinggal beberapa bulan, selain stay di Jakarta sebagai kantor pusat perguruan silat tempatnya bekerja. Satu saat, ketika usai bertugas dari Sulawesi, ia menyempatkan diri pulang ke kampung. Tak disangka, Wawa berkelebat lewat di samping rumah Yayan.
Kala itu, memang hanya terlihat jilbab bagian belakangnya saja. Namun entah kenapa, Yayan merasa tertarik. “Saya tanya pada teman ngobrol, itu siapa? Habis itu enggak ada apa-apa karena saya kembali ke Jakarta,” ujar Yayan. Namun sampai di ibukota, pikiran Yayan selalu tertuju ke Wawa. Usianya kebetulan sudah menginjak 29 tahun. Yayan berharap bisa segera menikah, setelah ia sempat gagal menjalin kasih dengan seorang gadis Jakarta. Apa karena merasa sudah dikejar umur? “Enggak juga. Setelah ditinggal pacar, saya tak pernah merasa ingin mencari jodoh sendiri. Saya cuma berharap dicarikan jodoh sama Allah,” ujar pria berambut panjang ini.
Yayan belajar dari kasus asmara sebelumnya. Saat masih menjalin kasih dengan perempuan asal Jakarta, ia benar-benar mencintai. Keduanya bahkan sudah bertunangan. Hatinya sempat down, kala tahu sang kekasih pergi begitu saja untuk mengejar cinta lain. Tetapi di sisi lain, ia juga bersyukur, karena peristiwa itu terjadi sebelum pernikahan terwujud. “Saya enggak marah. Tidak dendam juga. Cuma hancur perasaan iya. Tetapi kemudian saya ikhlas. Saya berpikir, coba kalau itu terjadi setelah menikah, pasti lebih sakit hati,” ujar koreografer silat di film ini.
Yayan sendiri mengenal Wawa secara tak sengaja. Sebagai pelatih silat dari sebuah perguruan tinggi yang cukup terkenal, ia sering dikirim ke berbagai daerah untuk melatih silat. Daerah-daerah di Kalimantan, Sulawesi, Sumatera, Bali dan beberapa kabupaten di Jawa jadi ajang aktivitas Yayan melatih silat. Ia bisa tinggal beberapa bulan, selain stay di Jakarta sebagai kantor pusat perguruan silat tempatnya bekerja. Satu saat, ketika usai bertugas dari Sulawesi, ia menyempatkan diri pulang ke kampung. Tak disangka, Wawa berkelebat lewat di samping rumah Yayan.
Kala itu, memang hanya terlihat jilbab bagian belakangnya saja. Namun entah kenapa, Yayan merasa tertarik. “Saya tanya pada teman ngobrol, itu siapa? Habis itu enggak ada apa-apa karena saya kembali ke Jakarta,” ujar Yayan. Namun sampai di ibukota, pikiran Yayan selalu tertuju ke Wawa. Usianya kebetulan sudah menginjak 29 tahun. Yayan berharap bisa segera menikah, setelah ia sempat gagal menjalin kasih dengan seorang gadis Jakarta. Apa karena merasa sudah dikejar umur? “Enggak juga. Setelah ditinggal pacar, saya tak pernah merasa ingin mencari jodoh sendiri. Saya cuma berharap dicarikan jodoh sama Allah,” ujar pria berambut panjang ini.
Yayan belajar dari kasus asmara sebelumnya. Saat masih menjalin kasih dengan perempuan asal Jakarta, ia benar-benar mencintai. Keduanya bahkan sudah bertunangan. Hatinya sempat down, kala tahu sang kekasih pergi begitu saja untuk mengejar cinta lain. Tetapi di sisi lain, ia juga bersyukur, karena peristiwa itu terjadi sebelum pernikahan terwujud. “Saya enggak marah. Tidak dendam juga. Cuma hancur perasaan iya. Tetapi kemudian saya ikhlas. Saya berpikir, coba kalau itu terjadi setelah menikah, pasti lebih sakit hati,” ujar koreografer silat di film ini.
Quote:
Jakarta, C&R Digital - Berbeda dengan pasangan kekasih umumnya, gaya pacaran Yayan dan Wawa jauh dari kesan romantis. Selama setahun mereka membina cinta. Tetapi selama itu pula Yayan jarang berkomunikasi. Maklumlah tak ada alat komunikasi waktu itu. Yayan juga tak takut jika Wawa digaet pria lain.
Prinsipnya jika sudah jodoh tak akan ke mana. “Ya, mengalir saja. Saya beraktivitas di Jakarta. Pokoknya dibawa santai,” tandas Yayan.
Namun bukan berarti keduanya tak memiliki komitmen. Berselang tak lama usai melihat kibaran jilbabnya, Yayan langsung meminta tolong teman agar bisa diantar ke rumah orang tua Wawa.
Sekitar tiga kali pertemuan, baru Yayan berani mengajak Wawa untuk menikah. Yayan mengaku sudah bosan pacaran dan mau cari istri. Jawaban Wawa, Yayan disuruh ngomong ke orang tua Wawa, pasangan Cucu dan Ois. Setelah bertemu orang tua Wawa, kendala restu tak menghalangi. “Memang waktu itu orang tuanya menyerahkan sepenuhnya pada anaknya, tetapi saya lihat itu tanda mereka setuju,” kata Yayan.
Prinsipnya jika sudah jodoh tak akan ke mana. “Ya, mengalir saja. Saya beraktivitas di Jakarta. Pokoknya dibawa santai,” tandas Yayan.
Namun bukan berarti keduanya tak memiliki komitmen. Berselang tak lama usai melihat kibaran jilbabnya, Yayan langsung meminta tolong teman agar bisa diantar ke rumah orang tua Wawa.
Sekitar tiga kali pertemuan, baru Yayan berani mengajak Wawa untuk menikah. Yayan mengaku sudah bosan pacaran dan mau cari istri. Jawaban Wawa, Yayan disuruh ngomong ke orang tua Wawa, pasangan Cucu dan Ois. Setelah bertemu orang tua Wawa, kendala restu tak menghalangi. “Memang waktu itu orang tuanya menyerahkan sepenuhnya pada anaknya, tetapi saya lihat itu tanda mereka setuju,” kata Yayan.
Quote:
Hingga satu ketika, Yayan sadar jika ia perlu membuat keputusan. Maklumlah, setahun tak pernah terpikir untuk segera menyunting sang kekasih. Ia sempat bingung, lantaran belum ada biaya. Akan tetapi oleh saudaranya, Yayan tetap disuruh segera menikah.
Uang bisa dicari. Dalam kondisi seperti itu, pertolongan Tuhan seperti benar-benar datang. Ia bertemu dengan seorang gurunya. Oleh sang guru, ia diminta membantu proyek yang sedang dikerjakannya.
“Saya ikut dia ke sana ke mari. Waktu mau nikah, saya bilang mau kimpoi. Dia ngomong mau bantu. Saya ditanya butuh apa. Saya jawab saja, namanya dibantu, apa saja akan saya terima. Dengan pertimbangan kalau bantu dalam bentuk barang susah bawanya, akhirnya saya dikasih mentahannya, hehehe,” cerita Yayan.
Mereka menikah secara sederhana di rumah orang tua Wawa di Cibeber, 27 November 1997. Awalnya bahkan Yayan cuma ingin akad nikah saja. Tetapi oleh saudara-saudaranya, ide itu ditolak. Minimal ada pesta, meski kecil-kecilan. Yayan menuruti nasihat itu. Resepsi sederhana, laiknya di kampung dihelat dan dihadiri teman dan murid-muridnya. Bahkan ada murid-muridnya yang dari luar kota menyempatkan diri datang. Usai menikah, Yayan langsung kembali ke Jakarta sambil membawa Wawa.
Saat kandungan Wawa sudah mulai membesar, ada kekhawatiran karena Yayan tidak bisa setiap saat menjaga. Ia sibuk mengajar bela diri di berbagai kesatuan TNI, seperti paspampres dan pasukan komando.
Selain itu, dia juga harus menjalankan tugas mengajar di sekolah-sekolah. Setelah berunding, akhirnya Wawa memilih untuk mudik. “Biar kalau ada apa-apa langsung ditangani. Di rumah kan masih ada orang tua,” kata anak pasangan almarhum Odo dan almarhumah Isoh ini.
Uang bisa dicari. Dalam kondisi seperti itu, pertolongan Tuhan seperti benar-benar datang. Ia bertemu dengan seorang gurunya. Oleh sang guru, ia diminta membantu proyek yang sedang dikerjakannya.
“Saya ikut dia ke sana ke mari. Waktu mau nikah, saya bilang mau kimpoi. Dia ngomong mau bantu. Saya ditanya butuh apa. Saya jawab saja, namanya dibantu, apa saja akan saya terima. Dengan pertimbangan kalau bantu dalam bentuk barang susah bawanya, akhirnya saya dikasih mentahannya, hehehe,” cerita Yayan.
Mereka menikah secara sederhana di rumah orang tua Wawa di Cibeber, 27 November 1997. Awalnya bahkan Yayan cuma ingin akad nikah saja. Tetapi oleh saudara-saudaranya, ide itu ditolak. Minimal ada pesta, meski kecil-kecilan. Yayan menuruti nasihat itu. Resepsi sederhana, laiknya di kampung dihelat dan dihadiri teman dan murid-muridnya. Bahkan ada murid-muridnya yang dari luar kota menyempatkan diri datang. Usai menikah, Yayan langsung kembali ke Jakarta sambil membawa Wawa.
Saat kandungan Wawa sudah mulai membesar, ada kekhawatiran karena Yayan tidak bisa setiap saat menjaga. Ia sibuk mengajar bela diri di berbagai kesatuan TNI, seperti paspampres dan pasukan komando.
Selain itu, dia juga harus menjalankan tugas mengajar di sekolah-sekolah. Setelah berunding, akhirnya Wawa memilih untuk mudik. “Biar kalau ada apa-apa langsung ditangani. Di rumah kan masih ada orang tua,” kata anak pasangan almarhum Odo dan almarhumah Isoh ini.
sumber
anasabila memberi reputasi
1
4.2K
Kutip
10
Balasan
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan