- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Bahagia Semau Kamu, Apa Bisa?


TS
priagodlike
Bahagia Semau Kamu, Apa Bisa?
Jawabannya adalah: Sangat bisa.
Syaratnya kamu membaca tritt ini sampai selesai. Baiklah, sekitar setengah jam ke depan, kamu akan akrab dengan istilah ‘Unconditional Happiness’. Artinya adalah bahagia tanpa syarat.
Maksudnya apa, Kak?
Silahkan teruskan membaca!
Bagaimana orang bisa berbahagia?
Bagi kamu yang belum punya pasangan, mungkin dengan semangat kamu akan menjawab “Saya akan bahagia jika Aura Kasih jadi istri pertama, Siti Badriah jadi istri kedua, Gemma Arterton jadi istri ketiga.” *mamam*
Bagi kamu yang mungkin sedang terseok-seok menysun bab dua skripsi, mungkin dengan lantang kamu akan menjawab “Saya akan bahagia, jika bab dua saya rampung, bab tiga selesai, habis itu seminar proposal.” | Hei, bukannya ini saya? Hahahaha.. *skip*
Bagi kamu yang sudah menikah 20 tahun tapi belum juga dikaruniai momongan, mungkin inilah jawaban kamu “Saya akan bahagia jika saya istri saya hamil dan melahirkan anak kembar yang lucu-lucu. Cewek satu, cowok satu.”
Bagi kamu yang mungkin baru putus dengan pacar, saya pikir inilah jawaban kamu “Saya akan bahagia jika mantan saya balik lagi dengan saya, atau kalaupun gak balik saya akan bahagia jika dia menderita jomblo seumur hidup.” *Weeew* #mamam
Dan contoh-contoh lain…
Sederhananya, kamu bisa bahagia jika [bla..bla..bla..]
Dan inilah format tulisan atau perkataan yang selalu kamu gunakan ketika memimpikan sebuah kebahagiaan.
Mmh, apakah kamu dapat menemukan kejanggaalan dari pola kalimat tersebut?
Saya akan bahagia jika…
Sekali lagi, apakah kamu dapat menemukan kejanggaalan dari pola kalimat tersebut?
Ya, kamu betul sekali. Ada kejanggalan dalam kalimat tersebut.
Apa kejanggalan dalam pola kalimat itu?
Kejanggalannya adalah kamu menggantungkan kebahagiaan kepada sesuatu. Pada contoh paling awal kamu sudah membaca kalimat ini => “Saya akan bahagia jika Aura Kasih jadi istri pertama, Siti Badriah jadi istri kedua, Gemma Arterton jadi istri ketiga saya.” Itu artinya, kamu sedang tidak berbahagia dengan kondisi kamu saat ini. Karena yang ada dalam pikiran kamu, kebahagiaan itu masih jauh dan akan tiba saat Aura Kasih, Siti Badriah, Gemma Arterton bobo dan mamam bareng kamu.
Inilah yang saya sebut dengan conditional happiness, kebahagiaan dengan syarat. Yang artinya, bahwa kamu hanya bisa bahagia jika kamu telah meraih apa yang kamu cita-citakan.
Mungkin kamu bersikeras bahwa ini adalah prinsip yang benar. Baiklah, mari sekarang kita wujudkan mimpi kamu. Singkatnya kamu berhasil mendapatkan Aura Kasih, Siti Badriah dan Gemma Arterton, kamu bahagia sekali, kamu senang bukan kepalang. Namun selang beberapa waktu, kamu baru tahu ternya Aura Kasih itu adalah cowok gay yang nyamar jadi cewek, Siti Badriah ternyata adalah terminator musuhnya Arnold Scwharzeneger, sementara Gemma arterton ternyata adalah titisan Nyi Blorong, alias setengah manusia dan setengah jin. Kamu terjebak, kamu sedih lagi.. dan kamu pun bergumam lagi “Saya akan bahagia jika saya jomblo lagi.” Nah lho.. *mamam-lagi
Terhadap apa yang kamu bayangkan di masa depan, tentang kebahagiaan selama-lamanya. Tentang segala mimpi kamu, hasrat kamu. Semuanya tidak akan memberi dampak, dan memang rasanya akan begitu-begitu saja. Sepanjang kamu menyikapi kondisi yang sekarang itu biasa-biasa saja.
Maksud saya adalah, “Bahagialah dengan kondisi kamu yang sekarang!” Bagaimanapun keadaan kamu. Entah itu jomblo, baru putus, belum punya anak, punya anak tapi gak sesholeh anaknya orang lain atau apapun. Tidak ada satu alasan apapun untuk kita, untuk tidak berbahagia dengan kondisi sekarang ini. Saya tahu kamu sedang menyela saya “Tapi kan sulit?” Bukannya sulit, tapi kamunya aja yang tidak mau belajar dan malas untuk mencoba.
Saya kira kamu mulai mendapatkan titik terang bahwa bahagia dengan syarat itu hanya akan memposisikan kamu pada keadaan yang tidak pernah membahagiakan. Fisikmu yang berada pada kondisi sekarang (present) tidak pernah sinkron denga jiwa dan pikiranmu yang terus melayang di masa depan (future). Dan ini merupakan akar ketidakbahagiaan.
Kini, saatnya saya menjelaskan tentang Unconditional Happiness(Bahagia tanpa syarat) yang sempat saya singgung di awal paragraph. Apapun mimpi dan harapanmu di masa yang mendatang, seharusnya tidak menghambat kebahagiaanmu di masa sekarang. Kamu berhak berbahagia kapanpun kamu mau. Terlebih lagi, kamu sangat berhak berbahagia dengan keadaanmu yang sekarang.
Jadi, daripada kamu terus mengatakan “Saya akan berbahagia jika…” Mulailah dengan mengatakan:
Ajaibnya, dengan kamu mengatakan “Saya bahagia walaupun..” Mimpi-mimpi yang selalu kamu bayangkan malah cepat terwujud. Tiba-tiba kamu punya pasangan yang luar biasa sholehah dan cantiknya, tiba-tiba kamu dikaruniai momongan, tiba-tiba mantan kamu minta maaf dan ngajak balikan, hehehe..
Ini bukanlah suatu kebetulan. Sederhananya, dengan kamu terus menerapkan prinsip bahagia tanpa syarat, itu artinya kamu tidak sedang mendikte tuhan, itu artinya kamu hidup dalam syukur dan merasa berkelimpahan. Dan pada saat kamu selalu merasa bahagia dan berkelimpahan, maka realitas atau kenyataan akan membuktikan bahwa hidup betul-betul bahagia dan berkelimpahan.
Di akhir tritt ini, saya meminta kamu untuk memperhatikan mereka yang selalu mengeluh dan merasa tidak bahagia? Pernahkan kamu melihat hidup mereka membaik? Saya rasa tidak. Malah yang terlihat, mereka akan tetap bertahan dalam ketidakbahagiaan meskipun mimpi mereka sudah mereka dapatkan.
Apakah itu yang namanya kebahagiaan?
Source : Blog Ane
Syaratnya kamu membaca tritt ini sampai selesai. Baiklah, sekitar setengah jam ke depan, kamu akan akrab dengan istilah ‘Unconditional Happiness’. Artinya adalah bahagia tanpa syarat.
Spoiler for Bahagia?:
Maksudnya apa, Kak?
Silahkan teruskan membaca!
Bagaimana orang bisa berbahagia?
Bagi kamu yang belum punya pasangan, mungkin dengan semangat kamu akan menjawab “Saya akan bahagia jika Aura Kasih jadi istri pertama, Siti Badriah jadi istri kedua, Gemma Arterton jadi istri ketiga.” *mamam*

Bagi kamu yang mungkin sedang terseok-seok menysun bab dua skripsi, mungkin dengan lantang kamu akan menjawab “Saya akan bahagia, jika bab dua saya rampung, bab tiga selesai, habis itu seminar proposal.” | Hei, bukannya ini saya? Hahahaha.. *skip*

Bagi kamu yang sudah menikah 20 tahun tapi belum juga dikaruniai momongan, mungkin inilah jawaban kamu “Saya akan bahagia jika saya istri saya hamil dan melahirkan anak kembar yang lucu-lucu. Cewek satu, cowok satu.”
Bagi kamu yang mungkin baru putus dengan pacar, saya pikir inilah jawaban kamu “Saya akan bahagia jika mantan saya balik lagi dengan saya, atau kalaupun gak balik saya akan bahagia jika dia menderita jomblo seumur hidup.” *Weeew* #mamam
Dan contoh-contoh lain…
Sederhananya, kamu bisa bahagia jika [bla..bla..bla..]
Dan inilah format tulisan atau perkataan yang selalu kamu gunakan ketika memimpikan sebuah kebahagiaan.
Quote:
Mmh, apakah kamu dapat menemukan kejanggaalan dari pola kalimat tersebut?
Saya akan bahagia jika…
Sekali lagi, apakah kamu dapat menemukan kejanggaalan dari pola kalimat tersebut?
Ya, kamu betul sekali. Ada kejanggalan dalam kalimat tersebut.
Spoiler for Bahagia?:
Apa kejanggalan dalam pola kalimat itu?
Kejanggalannya adalah kamu menggantungkan kebahagiaan kepada sesuatu. Pada contoh paling awal kamu sudah membaca kalimat ini => “Saya akan bahagia jika Aura Kasih jadi istri pertama, Siti Badriah jadi istri kedua, Gemma Arterton jadi istri ketiga saya.” Itu artinya, kamu sedang tidak berbahagia dengan kondisi kamu saat ini. Karena yang ada dalam pikiran kamu, kebahagiaan itu masih jauh dan akan tiba saat Aura Kasih, Siti Badriah, Gemma Arterton bobo dan mamam bareng kamu.
Inilah yang saya sebut dengan conditional happiness, kebahagiaan dengan syarat. Yang artinya, bahwa kamu hanya bisa bahagia jika kamu telah meraih apa yang kamu cita-citakan.
Mungkin kamu bersikeras bahwa ini adalah prinsip yang benar. Baiklah, mari sekarang kita wujudkan mimpi kamu. Singkatnya kamu berhasil mendapatkan Aura Kasih, Siti Badriah dan Gemma Arterton, kamu bahagia sekali, kamu senang bukan kepalang. Namun selang beberapa waktu, kamu baru tahu ternya Aura Kasih itu adalah cowok gay yang nyamar jadi cewek, Siti Badriah ternyata adalah terminator musuhnya Arnold Scwharzeneger, sementara Gemma arterton ternyata adalah titisan Nyi Blorong, alias setengah manusia dan setengah jin. Kamu terjebak, kamu sedih lagi.. dan kamu pun bergumam lagi “Saya akan bahagia jika saya jomblo lagi.” Nah lho.. *mamam-lagi
Terhadap apa yang kamu bayangkan di masa depan, tentang kebahagiaan selama-lamanya. Tentang segala mimpi kamu, hasrat kamu. Semuanya tidak akan memberi dampak, dan memang rasanya akan begitu-begitu saja. Sepanjang kamu menyikapi kondisi yang sekarang itu biasa-biasa saja.
Maksud saya adalah, “Bahagialah dengan kondisi kamu yang sekarang!” Bagaimanapun keadaan kamu. Entah itu jomblo, baru putus, belum punya anak, punya anak tapi gak sesholeh anaknya orang lain atau apapun. Tidak ada satu alasan apapun untuk kita, untuk tidak berbahagia dengan kondisi sekarang ini. Saya tahu kamu sedang menyela saya “Tapi kan sulit?” Bukannya sulit, tapi kamunya aja yang tidak mau belajar dan malas untuk mencoba.
Saya kira kamu mulai mendapatkan titik terang bahwa bahagia dengan syarat itu hanya akan memposisikan kamu pada keadaan yang tidak pernah membahagiakan. Fisikmu yang berada pada kondisi sekarang (present) tidak pernah sinkron denga jiwa dan pikiranmu yang terus melayang di masa depan (future). Dan ini merupakan akar ketidakbahagiaan.
Kini, saatnya saya menjelaskan tentang Unconditional Happiness(Bahagia tanpa syarat) yang sempat saya singgung di awal paragraph. Apapun mimpi dan harapanmu di masa yang mendatang, seharusnya tidak menghambat kebahagiaanmu di masa sekarang. Kamu berhak berbahagia kapanpun kamu mau. Terlebih lagi, kamu sangat berhak berbahagia dengan keadaanmu yang sekarang.
Jadi, daripada kamu terus mengatakan “Saya akan berbahagia jika…” Mulailah dengan mengatakan:
Quote:
Ajaibnya, dengan kamu mengatakan “Saya bahagia walaupun..” Mimpi-mimpi yang selalu kamu bayangkan malah cepat terwujud. Tiba-tiba kamu punya pasangan yang luar biasa sholehah dan cantiknya, tiba-tiba kamu dikaruniai momongan, tiba-tiba mantan kamu minta maaf dan ngajak balikan, hehehe..

Ini bukanlah suatu kebetulan. Sederhananya, dengan kamu terus menerapkan prinsip bahagia tanpa syarat, itu artinya kamu tidak sedang mendikte tuhan, itu artinya kamu hidup dalam syukur dan merasa berkelimpahan. Dan pada saat kamu selalu merasa bahagia dan berkelimpahan, maka realitas atau kenyataan akan membuktikan bahwa hidup betul-betul bahagia dan berkelimpahan.
Di akhir tritt ini, saya meminta kamu untuk memperhatikan mereka yang selalu mengeluh dan merasa tidak bahagia? Pernahkan kamu melihat hidup mereka membaik? Saya rasa tidak. Malah yang terlihat, mereka akan tetap bertahan dalam ketidakbahagiaan meskipun mimpi mereka sudah mereka dapatkan.
Apakah itu yang namanya kebahagiaan?
Source : Blog Ane
Diubah oleh priagodlike 01-06-2014 21:53
0
1.8K
13


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan