- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Inilah Gedung Torserba Pertama di Bandung


TS
rcomputer2011
Inilah Gedung Torserba Pertama di Bandung

Selamat Datang di Theard yang Sederhana Ini
Quote:
Sekedar Hasil Iseng-Iseng nyari tentang Toko serba Ada Pertama di Bandung Ternyata TS menemukan Gedung Torserba pertama di Bandung di Internet
Spoiler for Bukti No Repost:

Quote:
Mengambil Kutipan dari Sebuah Blog
Apabila kita memandang ke seberang gedung merdeka sekarang, terdapat sebuah bangunan yang lagi ‘bersolek’ alias direnovasi, itulah bangunan yang dikenal sbg “Toko De Vries” – atau versi resminya “Maatschappy tot Voortzetting der Zaken Vorheen”…
Apabila kita memandang ke seberang gedung merdeka sekarang, terdapat sebuah bangunan yang lagi ‘bersolek’ alias direnovasi, itulah bangunan yang dikenal sbg “Toko De Vries” – atau versi resminya “Maatschappy tot Voortzetting der Zaken Vorheen”…
Quote:
Warisan “de Vries”, Toserba Pertama

Lokasi : Jalan Asia-Afrika 81
Ibarat pepatah “gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang”, Klaas de Vries menyisakan kenangan berupa bangunan bekas tempat usahanya Toko “de Vries”. Ia merupakan orang asing ke 1.500 yang tinggal di kota Bandung. Bangunan Toko “de Vries” bercirikan menara di sayap kanan, tampil sebagai sosok yang menonjol jika dilihat dari ruas selatan Jalan Braga. Karena pernah dijadikan diskotik, rumah makan padang dan toko busana, bangunan itu lebih lengket dinamakan Toko Padang.
Toko yang pada awalnya dinamakan Warenhuis de Vries itu merupakan salah satu toko serba ada paling tua yang memberi warna kehidupan ekonomi kota Bandung. Bangunannya merangkap rumah tinggal dengan gaya arsitektur Indische Empirestijl dibangun pada pertengahan abad ke-19 . Atap bangunannya yang terdiri dari tiga unit, memanjang dengan bagian paling depan ditopang enam buah kolom tiang bergaris tengah sekitar setengah meter. Warenhuis de Vries berkembang pesat karena sebagian besar pelanggannya terdiri dari Preangerplenters yang mengunjungi kota Bandung pada akhir pekan.
Sejalan dengan perkembangan kota, bangunan toko tersebut mengalami perubahan pada awal abad ke-20 hingga mencapai pada bentuk bangunan selama ini. Pada tahun 1909 bangunan lama dipugar untuk pertama kali, menyusul pada tahun 1920 berdasarkan hasil rancangan arsitek Edward Cuypers Hulswit. Bentuk yang terakhir ini dilengkapi dengan lantai bawah tanah yang cukup luas. Entah untuk apa.

Kegiatan usaha yang berada di toko tersebut lebih beragam setelah pendirinya meninggal. Sebagian bangunannya pernah dijadikan toko pakaian “Modelhuis Lafayette” dan Toko Daging, serta agen penjualan mobil merek Chevrolet dan Cadillac. Bahkan jika melihat tulisan pada kaca kusennya, sebagai toko serba ada, Warrenhuis de Vries pernah menyediakan dranken provisien (minuman beralkohol), meubelen (mebeler), porcelen glas (pecah belah), sigaren (cerutu), landbouwbenoodigdheren, import, commionairs venduhouders, export, kuns boek papierhandel dan sebagainya. Ruang lainnya pernah dijadikan Studio Foto Goodland.
Setelah lama terbengkalai, pada tahun 2005 bangunan tersebut dibeli Bank NISP-OSBC dan direstorasi sehingga sesuai dengan bentuk aslinya.
Quote:
Versi Lainya
Toko De Vries, Toserba Pertama di Bandung
Jalan-jalan di Kawasan Braga Bandung serasa kembali ke masa lalu. Di kawasan ini banyak karya arsitektur bergaya Eropa. Ya, sama seperti kota tua di Jakarta dan di Semarang. Kawasan Braga menjadi pusat kebudayaan warga Belanda di Indonesia pada zaman penjajahan dulu. Kalau kita bergerak dari arah Jl. Jend. Ahmad Yani menuju Alun-alun Bandung kita akan melewati Jl. Asia Afrika. Terkenal di kawasan ini adalah Gedung Merdeka dan Hotel Savoy Homann. Tapi jangan lewatkan di sebelah Hotel Savoy Homann ada bangunan peninggalan Belanda yang juga menarik sejarahnya. Ya, namanya Toko De Vries.

Toko de Vries terletak di bagian ujung selatan Jalan Braga, bersebelahan dengan Hotel Savoy Homann. Bangunan ini juga bersebrangan dengan Gedung bersejarah Concordia yang kini dikenal sebagai Gedung Merdeka. Pada awalnya bangunan Toko De Vries ini dibangun pada tahun 1895 denga gaya bangunan Oud Indisch Stijl (Gaya Klasik Indies) Kemudian dipugar oleh Biro Edward Cuypers Hulswit menjadi bangunan yang bergaya klasik Eropa. Ciri khasnya adalah pada menara yang menyatu dengan bangunannya. Toko de Vries merupakan toko serba ada yang pertama, terbesar, dan terlengkap di Bandung hingga dekade pertama abad ke-20.
Quote:
Gedung De Vries, Toserba Pertama di Bandung
Senin, 02/05/2011 - 00:08
GEDUNG De Vries dulu dikenal sebagai toko serba ada yang terletak di Groote Postweg (sekarang Jalan Asia Afrika No. 81), atau di ujung selatan Jalan Braga. Toko tersebut menjual berbagai macam keperluan sehari-hari seperti makanan, minuman, peralatan dapur, pakaian dan lain-lain yang sering dikunjungi para petani Priangan keturunan Belanda (Priangan planters). Disebut-sebut, toko ini merupakan pusat perbelanjaan pertama di Bandung.
Awalnya, gedung ini dipakai sebagai tempat orang-orang Belanda ngopi sekitar tahun 1879, dengan perkumpulannya yang disebut Societeit Concordia. Namun pada 1885, perkumpulan tersebut pindah ke seberangnya yang sekarang menjadi Gedung Merdeka. Lalu, Toko De Vries dibuka oleh Klaas de Vries pada tahun 1895. Sebelumnya toko ini tidak terletak di lokasi sekarang, melainkan di utara alun-alun. Pada tahun 1899, dibangunlah toko tersebut di lokasi sekarang dengan gaya arsitektur Oud Indisch Stijl (Klasik Indis). Ciri khas bangunannya berupa tiang-tiang kolom besar.
Tahun 1909 dan 1920, toko de Vries dipugar oleh biro arsitek Edward Cuypers Hulswitt. Hasil pugarannya bergaya arsitektur Klasik Eropa dengan menara dipojok utara sisi timur bangunan atau sisi yang dekat dengan Hotel Savoy Homann. Tahun 1990-an, gedung ini dikabarkan pernah dipakai sebagai toko yang menjual pakaian, rokok, rumah makan padang hingga disebut Toko Padang. Namun jauh sebelum itu, sekitar tahun 1960-an pernah dipakai studio foto, toko meubel dan diskotik. Tersiar kabar pula, saat dipakai diskotik, ruang bawah tanahnya dipakai sebagai tempat mesum. Setelah era 1990-an, bangunan tersebut dibiarkan kosong.
Pertengahan tahun 2010, bangunan ini kembali dilakukan pemugaran dengan arsitek Ir. David Bambang Soediono. Pemugaran ini menggunakan konsep rekonstruksi semi-restorasi karena ingin mengembalikan tampilan bangunan pada tahun 1955. Bangunan ini, kelak akan dipakai oleh salah satu bank, yakni Bank OCBC NISP. (Dok. "PR")***
Sumber : Pikiran Rakyat, http://tomita.web.id , Jendela Bandung dan Hadi Iswanto
0
4.7K
Kutip
12
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan