- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Undang Visi-Misi Capres, Demokrat ke Laut Aja...


TS
jusjbaw
Undang Visi-Misi Capres, Demokrat ke Laut Aja...
Quote:
Undang Visi-Misi Capres, Demokrat ke Laut Aja...

Jakarta - Partai Demokrat tengah menampilkan perilaku politik yang aneh dan seperti kepedean alias percaya diri yang berlebihan.
Pasalnya, Partai Demokrat mengundang pasangan calon presiden dan calon wakil presiden, Prabowo-Hatta serta Jokowi-JK untuk memaparkan visi-misi mereka di hadapan kader partai, termasuk kepada Susilo Bambang Yudhoyono, sang ketua umumnya.
Undangan itu dianggap penting agar Demokrat punya pilihan untuk menjatuhkan dukungan kepada pasangan capres-cawapres yang memiliki visi-misi sama dengan Demokrat atau SBY.
Undangan sih boleh-boleh saja dan perlu dihargai. Namun undangan yang 'bermotif tertentu' sangatlah tidak etis dan tidak elok. Undangan itu mencerminkan, Demokrat merasa dirinya paling hebat dan masih didukung banyak rakyat. Sehingga apa pun tindakannya merasa sudah paling benar.
Demokrat lupa hasil pemilu lalu yang menempatkannya di posisi keempat atau hanya memperoleh 10% merupakan bukti partai ini mulai ditinggalkan rakyat. Artinya, rakyat kecewa terhadap Demokrat yang selama 10 tahun diberikan kepercayaan untuk berkuasa.
Demokrat telah merusaknya dengan perilaku koruptif kader-kadernya dan kebijakan ekonomi yang tidak populis. Contoh, harga-harga kebutuhan pokok yang melambung tak bisa diatasi. Nilai rupiah yang anjlok pun tidak mampu dikendalikan. Belum lagi dengan utang luar negeri.
Menurut Bank Indonesia, utang luar negeri Indonesia pada Februari 2014 sebesar US$ 272,1 miliar atau tumbuh 7,4% dibandingkan posisi bulan yang sama pada 2013 (Kompas.com 18/4/2014).
Tetapi Demokrat pasti menepis itu semua. Dengan hitung-hitungan sendiri, dia merasa rakyat Indonesia sudah sejahtera selama pemerintahannya. Demokrat hanya mengakui faktor keterpurukannya pada pemilu lalu, lantaran kasus korupsi yang menjerat sejumlah kadernya.
Keanehan lain Demokrat juga terlihat pada sikapnya yang tidak konsisten. Sebab, bukankah Demokrat telah mengumumkan ke publik dalam rapimnas, Minggu (17/5), akan bersikap netral pada Pilpres 2014 mendatang. Sedangkan para kader bebas menentukan pilihannya.
Sikap tersebut ditegaskan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono bahwa partai ini akan berada di luar pemerintah atau oposisi alias tidak bergabung dengan koalisi parpol yang telah terbentuk.
Namun, kini Demokrat berubah sikap. Lidah memang tidak bertulang. Demokrat memutuskan untuk mendukung pasangan capres-cawapres tertentu yang sejalan dengan visi-misinya juga SBY. Sikap inkonsistensi Demokrat ini menuai cibiran publik. Namun, SBY membantah dirinya mengundang cawapres-cawapres untuk penyampaian visi-visi di depan dirinya dan kader Demokrat.
Penyampaian visi-misi capres-cawapres yang diselenggarakan KPU atau debat di televisi adalah panggung politik milik rakyat. Inilah forum resmi sesungguhnya, sehingga perlu dan mutlak diikuti para capres-cawapres. Undangan penyampaian visi-misi Demokrat anggap saja sebagai angin lalu. Demokrat ke laut aja!
Pasalnya, Partai Demokrat mengundang pasangan calon presiden dan calon wakil presiden, Prabowo-Hatta serta Jokowi-JK untuk memaparkan visi-misi mereka di hadapan kader partai, termasuk kepada Susilo Bambang Yudhoyono, sang ketua umumnya.
Undangan itu dianggap penting agar Demokrat punya pilihan untuk menjatuhkan dukungan kepada pasangan capres-cawapres yang memiliki visi-misi sama dengan Demokrat atau SBY.
Undangan sih boleh-boleh saja dan perlu dihargai. Namun undangan yang 'bermotif tertentu' sangatlah tidak etis dan tidak elok. Undangan itu mencerminkan, Demokrat merasa dirinya paling hebat dan masih didukung banyak rakyat. Sehingga apa pun tindakannya merasa sudah paling benar.
Demokrat lupa hasil pemilu lalu yang menempatkannya di posisi keempat atau hanya memperoleh 10% merupakan bukti partai ini mulai ditinggalkan rakyat. Artinya, rakyat kecewa terhadap Demokrat yang selama 10 tahun diberikan kepercayaan untuk berkuasa.
Demokrat telah merusaknya dengan perilaku koruptif kader-kadernya dan kebijakan ekonomi yang tidak populis. Contoh, harga-harga kebutuhan pokok yang melambung tak bisa diatasi. Nilai rupiah yang anjlok pun tidak mampu dikendalikan. Belum lagi dengan utang luar negeri.
Menurut Bank Indonesia, utang luar negeri Indonesia pada Februari 2014 sebesar US$ 272,1 miliar atau tumbuh 7,4% dibandingkan posisi bulan yang sama pada 2013 (Kompas.com 18/4/2014).
Tetapi Demokrat pasti menepis itu semua. Dengan hitung-hitungan sendiri, dia merasa rakyat Indonesia sudah sejahtera selama pemerintahannya. Demokrat hanya mengakui faktor keterpurukannya pada pemilu lalu, lantaran kasus korupsi yang menjerat sejumlah kadernya.
Keanehan lain Demokrat juga terlihat pada sikapnya yang tidak konsisten. Sebab, bukankah Demokrat telah mengumumkan ke publik dalam rapimnas, Minggu (17/5), akan bersikap netral pada Pilpres 2014 mendatang. Sedangkan para kader bebas menentukan pilihannya.
Sikap tersebut ditegaskan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono bahwa partai ini akan berada di luar pemerintah atau oposisi alias tidak bergabung dengan koalisi parpol yang telah terbentuk.
Namun, kini Demokrat berubah sikap. Lidah memang tidak bertulang. Demokrat memutuskan untuk mendukung pasangan capres-cawapres tertentu yang sejalan dengan visi-misinya juga SBY. Sikap inkonsistensi Demokrat ini menuai cibiran publik. Namun, SBY membantah dirinya mengundang cawapres-cawapres untuk penyampaian visi-visi di depan dirinya dan kader Demokrat.
Penyampaian visi-misi capres-cawapres yang diselenggarakan KPU atau debat di televisi adalah panggung politik milik rakyat. Inilah forum resmi sesungguhnya, sehingga perlu dan mutlak diikuti para capres-cawapres. Undangan penyampaian visi-misi Demokrat anggap saja sebagai angin lalu. Demokrat ke laut aja!
Quote:
Quote:
wkwkwkkw demo pun sudah karat ,, demokaraat 

0
1.2K
Kutip
10
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan