- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
DKI Bersihkan spanduk capres-capres, TANPA TERKECUALI...!!!!!!


TS
sabil.haq
DKI Bersihkan spanduk capres-capres, TANPA TERKECUALI...!!!!!!
JAKARTA- Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo tidak tebang pilih untuk mencabut semua spanduk tak berizin, termasuk spanduk kampanye pilpres yang melanggar aturan. Tidak ada diskriminasi, spanduk yang mengatasnamakan relawan Jokowi-Jusuf Kalla juga ikut yang dibersihkan.
"Saya melaksanakan ini atas perintah Pak Gubernur. Karena spanduk-spanduk ini belum tepat waktu dan tempatnya. Belum waktunya kampanye, apalagi memasangnya juga di daerah yang dilarang," jelas koordinator penertiban Satpol PP DKI Jakarta, Kukuh Hadi Santoso, Kamis (29/5/2014).
Tim pembersihannya menyasar wilayah protokol. Seperti, kawasan Thamrin, kawasan Sudirman, Gatot Subroto, kawasan jalan Medan Merdeka, dan Monas. Menurut Kukuh, hal itu sesuai dengan aturan Bawasda DKI Jakarta.
"Pemerintah Daerah DKI Jakarta patuh pada peraturan. Justru Pak Gubernur yang arif dan bijaksana yang memerintahkan," ujarnya.
Selama ini, lanjutnya, himbauan sudah dikeluarkan Pemda DKI Jakarta. Hanya saja, para pemasang spanduk memasang pada malam hari ketika aparat sedang beristirahat.
Camat Menteng, Jakarta Pusat Bondan Diah Ekowati yang turut dalam razia spanduk menegaskan, perintah Jokowi adalah menjaga keindahan kota, dimana spanduk-spanduk tak berizin harus dicopot. Pembersihan dipusatkan di lima wilayah kota dan Kepulauan Seribu. Upaya ini sebagai penegakan Perda 8 tahun 2007 tentang ketertiban umum.
Apabila sudah tiba waktu pemasangan atribut kampanye pilpres, barulah aparat birokrasi DKI Jakarta mengizinkan. "Kebetulan hari ini umbul-umbul pendukung Pak Jokowi yang paling banyak dibersihkan," jelas Diah.
Anggota Koordinatoriat Relawan Pemenangan Jokowi-JK, Eva Kusuma Sundari sangat mendukung sikap Jokowi tersebut. Sebab, sebagai negara hukum, kepatuhan masyarakat akan menentukan tertib tidaknya kehidupan bermasyarakat.
"Sebagai warga Jakarta, kita harus terima resiko ini, patuh ke gubernur walau kita mendukung dia sebagai calon presiden," kata Eva.
Sebaliknya, kata Eva, pihaknya melihat gubernur telah menegakkan aturan meski secara pribadi dirugikan. Mungkin ada relawan yang akan sebal, namun semua menyadari kepentungan bersama harus dimenangkan.
"Dia konsisten memulai revolusi mental, tidak melakukan abuse of power, dari dirinya sendiri. Jiwa kepemimpinan yang kuat itu berkorban dan tegas, bahkan terhadap pendukung-pendukungnya," ulas Eva. (ugo)
http://jakarta.okezone.com/read/2014...an-dibersihkan
"Saya melaksanakan ini atas perintah Pak Gubernur. Karena spanduk-spanduk ini belum tepat waktu dan tempatnya. Belum waktunya kampanye, apalagi memasangnya juga di daerah yang dilarang," jelas koordinator penertiban Satpol PP DKI Jakarta, Kukuh Hadi Santoso, Kamis (29/5/2014).
Tim pembersihannya menyasar wilayah protokol. Seperti, kawasan Thamrin, kawasan Sudirman, Gatot Subroto, kawasan jalan Medan Merdeka, dan Monas. Menurut Kukuh, hal itu sesuai dengan aturan Bawasda DKI Jakarta.
"Pemerintah Daerah DKI Jakarta patuh pada peraturan. Justru Pak Gubernur yang arif dan bijaksana yang memerintahkan," ujarnya.
Selama ini, lanjutnya, himbauan sudah dikeluarkan Pemda DKI Jakarta. Hanya saja, para pemasang spanduk memasang pada malam hari ketika aparat sedang beristirahat.
Camat Menteng, Jakarta Pusat Bondan Diah Ekowati yang turut dalam razia spanduk menegaskan, perintah Jokowi adalah menjaga keindahan kota, dimana spanduk-spanduk tak berizin harus dicopot. Pembersihan dipusatkan di lima wilayah kota dan Kepulauan Seribu. Upaya ini sebagai penegakan Perda 8 tahun 2007 tentang ketertiban umum.
Apabila sudah tiba waktu pemasangan atribut kampanye pilpres, barulah aparat birokrasi DKI Jakarta mengizinkan. "Kebetulan hari ini umbul-umbul pendukung Pak Jokowi yang paling banyak dibersihkan," jelas Diah.
Anggota Koordinatoriat Relawan Pemenangan Jokowi-JK, Eva Kusuma Sundari sangat mendukung sikap Jokowi tersebut. Sebab, sebagai negara hukum, kepatuhan masyarakat akan menentukan tertib tidaknya kehidupan bermasyarakat.
"Sebagai warga Jakarta, kita harus terima resiko ini, patuh ke gubernur walau kita mendukung dia sebagai calon presiden," kata Eva.
Sebaliknya, kata Eva, pihaknya melihat gubernur telah menegakkan aturan meski secara pribadi dirugikan. Mungkin ada relawan yang akan sebal, namun semua menyadari kepentungan bersama harus dimenangkan.
"Dia konsisten memulai revolusi mental, tidak melakukan abuse of power, dari dirinya sendiri. Jiwa kepemimpinan yang kuat itu berkorban dan tegas, bahkan terhadap pendukung-pendukungnya," ulas Eva. (ugo)
http://jakarta.okezone.com/read/2014...an-dibersihkan
0
2.2K
24


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan