- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Tiga Kepala Daerah Dapat Anugrah Pluralis


TS
way4x
Tiga Kepala Daerah Dapat Anugrah Pluralis
Tiga Kepala Daerah Dapat Anugrah Pluralis

[JAYAPURA] Konfrensi JAII (Jaringan Antariman Indonesia) menganuregahkan award pluralis kepada tiga pimpinan daerah di Indonesia yaitu Gubernur Daerah Istimewah Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X, Gubernur Kalimantan Selatan H Rudi Arifin dan Bupati Wonosobo Abdul Kholik Haris.
Konfrensi Jaringan Antariman Indonesia ke VI diikuti 187 peserta dari seluruh wilayah Indonesia, berlangsung 19-23 Mei 2014.
Penyerahan dilakukan saat penutupan Konfrensi VI JAII di Hotel Sentani Indah, Jumat (23/5) sore, yang diserahkan oleh tiga tokoh JAII, Elga Sarapung Koordiantor JAII, Pendeta Herman Saud Ketua Panitia Konfrensi VI JAII dan Myriam Nainggolan Anggota Tim Juri pemilihan tokoh pluralis.
Dalam pidato penganugerahan Award Pluralis, ketiga tokoh pluralis tersebut mengatakan bahwa perbedaan itu adalah anugerah, rahmat yang diberikan oleh Tuhan, tidak bisa dihindari atau di tolak, tetapi hendaknya diakui dan dihargai.
"Sehingga tidak ada satu orang punyang berhak menentukan surge atau neraka bagi orang lain. Manusia kadangkala mengambil posisi Tuhan itu untuk menghakimi sesamanya,’’ujar Bupati Wonosobo Abdul Kholik Haris.
Sementara Gubernur Kalimantan Selatan Rudi Arifin mengatakan, adanya penghargaan ini dirinya merasa di dukung untuk terus merawat keberagaman di wilayahnya. Dan selama 9 tahun jadi Gubernur, belum pernah terjadi satu kalipun konflik karena perbedaab agama.
"Selama 9 tahun saya selalu menghadiri setiap kegiataan keagamaan di Kalsel,baik itu Islam, Hindu, Kristen maupun Katolik. Saya selalu terbuka bersilaturahmi dengan semua umat beragama,’’ ujarnya.
Sedangkan Sri Sultan Hamengkubuwono mengatakan award yang diberikan suatu kehormatan. "Dan perbedaan adalah suatu rahmat dan menjadi masalah laten bangsa, dan menjadi tugas pemimpin daerah untuk menjadikan Bangsa Indonesia menjadi bangsa yang memiliki sikap toleran dan saling menghormati sebagai sesame warga bangsa,"ujarnya.
Salah seorang anggota Tim Juri Award Pluralis, Aan Ansori mengatakan ketiga kepala daerah itu terpilih karena kemampuan mereka merawat perbedaan yang ada di wilayahnya. Sri Sultan menolak saat warganya menuntut agar dibuat suatu peraturan pelarangan aliran Ahmadiyah dan Suni di wilayahnya. Lalu Gubernur Kalsel memberikan anggaran yang seimbang antar lembaga agama di wilayahnya dan membangun tempat-tempat ibadah bagi semua agama yang ada. Dan Bupati Wonosobo terkenal dengan idenya untuk menjadikan Wonosobo human rights city.
Pemberian Penghargaan Pluralis terhadap tiga pimpinan daerah tersebut merupakan yang pertamakali dilakukan oleh Jaringan Antariman Indonesia.
"Penghargaan ini merupakan apresiasi terhadap kepala daerah yang berkomitmen memelihara pluralism di wilayahnya dan memberi motivasi agar mampu mempertahankan sikap kenegarawannya, yaitu menghargai keregaman agama dan keyakinan di daerahnya tanpa diskriminasi. Memberi dorongan kepala kepala daerah untuk lebih berani bersikap intoleran dan tetap memelihara kerukunan warga di daerahnya, "ujar Aan Ansori.
Seorang Juri lain yaitu Farmasi Cicik, menegaskan, ketiga kepala daerah ini yang dinilai menghormati dan merawat Indonesia sebagai rumah bersama bagi seluruh rakyat Indonesia. [154/N-6]
http://www.suarapembaruan.com/nasion...pluralis/56061
semoga daerrah lain juga dapat mengikuti .. nya .. jaga persatuan dan ke BHINEKAAN ... 

[JAYAPURA] Konfrensi JAII (Jaringan Antariman Indonesia) menganuregahkan award pluralis kepada tiga pimpinan daerah di Indonesia yaitu Gubernur Daerah Istimewah Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X, Gubernur Kalimantan Selatan H Rudi Arifin dan Bupati Wonosobo Abdul Kholik Haris.
Konfrensi Jaringan Antariman Indonesia ke VI diikuti 187 peserta dari seluruh wilayah Indonesia, berlangsung 19-23 Mei 2014.
Penyerahan dilakukan saat penutupan Konfrensi VI JAII di Hotel Sentani Indah, Jumat (23/5) sore, yang diserahkan oleh tiga tokoh JAII, Elga Sarapung Koordiantor JAII, Pendeta Herman Saud Ketua Panitia Konfrensi VI JAII dan Myriam Nainggolan Anggota Tim Juri pemilihan tokoh pluralis.
Dalam pidato penganugerahan Award Pluralis, ketiga tokoh pluralis tersebut mengatakan bahwa perbedaan itu adalah anugerah, rahmat yang diberikan oleh Tuhan, tidak bisa dihindari atau di tolak, tetapi hendaknya diakui dan dihargai.
"Sehingga tidak ada satu orang punyang berhak menentukan surge atau neraka bagi orang lain. Manusia kadangkala mengambil posisi Tuhan itu untuk menghakimi sesamanya,’’ujar Bupati Wonosobo Abdul Kholik Haris.
Sementara Gubernur Kalimantan Selatan Rudi Arifin mengatakan, adanya penghargaan ini dirinya merasa di dukung untuk terus merawat keberagaman di wilayahnya. Dan selama 9 tahun jadi Gubernur, belum pernah terjadi satu kalipun konflik karena perbedaab agama.
"Selama 9 tahun saya selalu menghadiri setiap kegiataan keagamaan di Kalsel,baik itu Islam, Hindu, Kristen maupun Katolik. Saya selalu terbuka bersilaturahmi dengan semua umat beragama,’’ ujarnya.
Sedangkan Sri Sultan Hamengkubuwono mengatakan award yang diberikan suatu kehormatan. "Dan perbedaan adalah suatu rahmat dan menjadi masalah laten bangsa, dan menjadi tugas pemimpin daerah untuk menjadikan Bangsa Indonesia menjadi bangsa yang memiliki sikap toleran dan saling menghormati sebagai sesame warga bangsa,"ujarnya.
Salah seorang anggota Tim Juri Award Pluralis, Aan Ansori mengatakan ketiga kepala daerah itu terpilih karena kemampuan mereka merawat perbedaan yang ada di wilayahnya. Sri Sultan menolak saat warganya menuntut agar dibuat suatu peraturan pelarangan aliran Ahmadiyah dan Suni di wilayahnya. Lalu Gubernur Kalsel memberikan anggaran yang seimbang antar lembaga agama di wilayahnya dan membangun tempat-tempat ibadah bagi semua agama yang ada. Dan Bupati Wonosobo terkenal dengan idenya untuk menjadikan Wonosobo human rights city.
Pemberian Penghargaan Pluralis terhadap tiga pimpinan daerah tersebut merupakan yang pertamakali dilakukan oleh Jaringan Antariman Indonesia.
"Penghargaan ini merupakan apresiasi terhadap kepala daerah yang berkomitmen memelihara pluralism di wilayahnya dan memberi motivasi agar mampu mempertahankan sikap kenegarawannya, yaitu menghargai keregaman agama dan keyakinan di daerahnya tanpa diskriminasi. Memberi dorongan kepala kepala daerah untuk lebih berani bersikap intoleran dan tetap memelihara kerukunan warga di daerahnya, "ujar Aan Ansori.
Seorang Juri lain yaitu Farmasi Cicik, menegaskan, ketiga kepala daerah ini yang dinilai menghormati dan merawat Indonesia sebagai rumah bersama bagi seluruh rakyat Indonesia. [154/N-6]
http://www.suarapembaruan.com/nasion...pluralis/56061


0
1.1K
4


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan