Agan agan sekalian mungkin agan sekalian blum mengerti arti dan karunia Tuhan Tentang Rasa sakit yang diberikan Kepada Kita semuanya. Baiklah coba simak Cerita ini.....
Spoiler for Catatan Kecil:
Suatu hari seorang gadis mungil berusia 5 tahun asal Amerika tampil di televisi lokal, anak itu terlihat normal, lucu, manis, mengenakan kacamata plastik (mirip kacamata renang), dan berperilaku seperti anak-anak seusianya pada umumnya. hanya saja, si gadis kecil ini ternyata mengidap suatu penyakit langka, yaitu tidak memiliki rasa sakit (tidak memiliki syaraf rasa sakit) di sekujur tubuhnya.
Sejak bayi, si kecil jarang rewel, atau menangis. hanya terkadang suhu badannya yang hangat. penyakit bawaan yang diderita si kecil itu pun baru diketahui ketika sang bocah mencolok-colok matanya karena gatal dan tidak menangis kesakitan, padahal darah mengalir keluar. akibat kejadian tersebut, satu matanya menjadi buta. sejak kejadian itu barulah dikenakan kacamata khusus untuk melindunginya.
Pernah suatu hari, ketika gigi si kecil sudah tumbuh, saat ke dua orangtuanya agak lengah, si kecil sedang asik menggigit-gigit jari tangannya sendiri hingga hancur. tentu saja si kecil tetap tenang karena sama sekali tidak merasa sakit.
Sebagai pencegahan, akhirnya diputuskan untuk mencabut semua giginya, tanpa sisa. tujuan utama sebagai pencegahan agar dia tidak sampai mengunyah lidahnya sendiri karena akan dianggap sebagai permen karet!
Ternyata rasa sakit itu tidak melulu memiliki sisi negatif dan rasa sakit itu ternyata memiliki sisi manfaat yang jarang dipikirkan oleh manusia yang dianugerahkan rasa sakit tersebut oleh Tuhan. karena itu bersyukurlah karena kita masih diberikan rasa sakit oleh Tuhan, walaupun kita seringkali mengeluh karena rasa sakit tersebut
Spoiler for Ashlin Blocker:
Spoiler for Ashlin:
Spoiler for Ashlin2:
Spoiler for Ashlin3:
Quote:
Bagi kebanyakan orang, didiagnosis dengan ketidakpekaan terhadap nyeri atau Congenital Insensitivity to Pain with Anhidrosis (CIPA) sama saja dengan hukuman mati.
Pasalnya, penderita gangguan yang sangat langka ini sangat jarang tumbuh dewasa dan umumnya membunuh mereka saat masih berusia balita.
Namun Ashlyn Blocker asal Georgia menolak untuk menyerah pada penyakitnya, dan dalam usianya yang ke-12 ini, ia aktif dalam sebuah band di sekolahnya dan bahkan mengikuti kontes kencantikan.
Tara dan John Blocker, orangtua Ashlyn, mengatakan kepada Good Morning America bahwa pertama kali melihat sesuatu yang salah dengan gadis kecil mereka itu saat ia berusia delapan bulan.
Putri mereka tidak pernah menangis ketika lapar atau gelisah saat ingin mengganti popok. Dia bahkan tidak merasa apa-apa ketika matanya terkena iritasi, sehingga keluarga membawa Ashlyn ke dokter mata.
Ketika diperiksa, semua orang seperti tersentak. Ashlyn mengalami abrasi kornea besar di matanya. Dan yang mmebuat mereka heran, dia sama sekali tidak kesakitan.
Tak lama setelah itu, mereka mengetahui Ashlyn tidak bisa merasakan rasa sakit, kondisi yang sering berujung fatal.
“Itu sangat menakutkan, karena kau tahu tidak ada yang baik pada orang yang terkena kondisi ini,” kata ibu Ashlyn, Tara Blocker, pada Good Morning America.
“Sebab, orang dapat meninggal dari radang usus buntu dan penyakit lainnya karena mereka tidak merasakan tanda-tanda peringatan, seperti nyeri atau sakit,” tambahnya.
Setelah diagnosis, Ashlyn terus-menerus melukai dirinya sendiri, seperti menggigit tangannya, membakar jari-jarinya dan mendapatkan cedera dari kecelakaan lainnya.
Bahkan kedua orangtuanya mengatakan bahwa mereka harus membungkus jari Ashlyn untuk mencegah ia melukai dirinya sendiri.
Sejak gangguan tersebut mempengaruhi sinyal dari sistem saraf pusat nya, Ashlyn telah bekerja sama dengan peneliti dari University of Florida untuk membantu belajar lebih banyak tentang rasa sakit.
Mereka berharap mempelajari Ashlyn mungkin membantu untuk menciptakan pengobatan baru bagi orang dengan nyeri kronis.
Ashlyn juga mendirikan sebuah kamp musim panas untuk anak-anak lain yang menderita CIPA, dengan bantuan orang tuanya.
Bersama-sama, mereka mendirikan Kamp Painless but Hopeful, dimana keluarga dengan anak-anak penderita CIPA dapat berbagi pengalaman satu sama lain.
Spoiler for Josh:
Spoiler for Josh2:
Quote:
Semua orang pasti tak ingin merasakan sakit. Tapi, bagaimana jika tubuh benar-benar kebal atau tak bisa merasakan sakit sama sekali, seperti yang dialami bocah tiga tahun asal Telford, Shropshire, Inggris: Josh Hodgkiss.
Lantaran tak bisa merasakan sakit, Josh santai mencabut kukunya sendiri, menggigit lidahnya hingga terpotong setengah, dan membenturkan tubuhnya hingga lebam. Ia tak sadar telah menyiksa diri sendiri. Ia bahkan tak sadar aksi itu bisa membuat nyawanya melayang.
Bocah laki-laki itu terlahir dengan kelainan genetik langka yang disebut Smith-Magenis Syndrome. Diperkirakan hanya menyerang satu dari setiap 25 ribu anak. Kondisi itu juga membuatnya tidak memiliki konsep tentang bahaya dan memiliki pola tidur kacau. Ia kerap terjaga ketika semua orang tidur lelap.
Demi melindungi putranya, pasangan Mark dan Stephanie Hodgkiss rela menghabiskan £12 ribu atau lebih Rp165 juta untuk mendesain interior rumah agar aman bagi Josh. Mulai dari pelindung dinding yang empuk, hingga lampu sensor untuk mencegah Josh menyakiti dirinya sendiri.
Mereka juga membeli tenda khusus 'SafeSpaces' seharga £10 ribu atau sekitar Rp140 juta untuk tempat Josh menghabiskan waktu sendiri saat semua terlelap.
"Hal terburuk tentang kondisinya adalah dia tidak merasa sakit. Ini menakutkan. Saya pernah keluar dari kamar mandi dan melihat darah di mana-mana. Lidahnya robek setengah, tapi ia hanya duduk santai menonton televisi," kata sang ibu.
Josh tak hanya menyakiti dirinya sendiri. Tanpa memiliki konsep sakit, Josh bisa berubah menjadi sosok mengerikan. Ia kerap menyerang orangtua dan dua saudaranya dengan kekerasan serupa. "Dia pernah mematahkan hidung saya, tapi dia santai saja tak merasa bersalah," sang ibu menambahkan.
Dengan kondisi itu, sang ibu terus mendampingi Josh sepanjang waktu. Sang ibu harus terus memantau aktivitas Josh agar tak membahayakan diri sendiri dan orang lain.
Jadi Hikmahnya Adalah Rasa sakit yang diberikan Oleh Tuhan adalah Karunia yang Patut di Syukuri, Mesti sakit tapi Berguna