- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Reclaim your manhood!
TS
AwkwardMoment
Reclaim your manhood!
TS buat thread ini dengan niat dan maksud baik, tidak berniat menyinggung pihak manapun
Ini thread pertama TS, jadi maaf kalau berantakan
Tanpa banyak basa - basi mari kita mulai saja
Nah, setelah ada lelaki metroseksual, sekarang muncul lagi sebutan lelaki Retroseksual
Lalu bagaimana agar kita dapat kembali menjadi seorang pria sejati?
Ini thread pertama TS, jadi maaf kalau berantakan
Tanpa banyak basa - basi mari kita mulai saja
Spoiler for Feminisme Kaum Pria:
Feminim merupakan ciri sifat dan perilaku yang umumnya dikorelasikan dengan kaum wanita. Sikap feminim identik dengan kelembutan, sensitif dan empati. Sikap feminim seseorang dapat terlihat dari perilaku, cara berpikir maupun cara berpenampilan. Kebalikan dari feminim adalah sikap maskulin yang umumnya dimiliki oleh kaum pria.
Beberapa ahli berpendapat bahwa dalam diri setiap orang pasti memiliki sisi feminim dan maskulin, namun akan muncul salah satu sisi yang dominan dalam perilaku keseharian. Beberapa tahun yang lalu, apabila seorang pria menunjukkan sisi feminim yang dominan semisal dalam gaya berbicara maupun berpakaian maka pria tersebut akan dianggap aneh oleh lingkungan sekitarnya. Meski demikian, dengan semakin berkembangnya gaya hidup, teknologi dan pendidikan saat ini mulai bermunculan kaum pria yang memiliki sifat feminim yang dominan.
Berdasarkan beberapa sumber dari internet , beberapa ciri pria yang menunjukkan feminisme dominan akan memiliki pola perilaku sebagai berikut:
Kelompok ini sangat senang bersosialisasi di mal, café dan tempat – tempat ‘gaul’ lainnya. Terjadi perubahan value dalam masyarakat yang awalnya hanya menerima pria maskulin saat ini juga menerima pria feminim sebagai bagian dari masyarakat. Perubahan value ini memang hanya nampak jelas terjadi di kota – kota besar karena memang munculnya nilai ini kuat dipengaruhi budaya dari luar Indonesia. Perubahan nilai ini dipengaruhi oleh budaya dari luar yang banyak dikomunikasikan melaui media internet dan TV yang saat ini sangat banyak dikonsumsi masyarakat.
Beberapa ahli berpendapat bahwa dalam diri setiap orang pasti memiliki sisi feminim dan maskulin, namun akan muncul salah satu sisi yang dominan dalam perilaku keseharian. Beberapa tahun yang lalu, apabila seorang pria menunjukkan sisi feminim yang dominan semisal dalam gaya berbicara maupun berpakaian maka pria tersebut akan dianggap aneh oleh lingkungan sekitarnya. Meski demikian, dengan semakin berkembangnya gaya hidup, teknologi dan pendidikan saat ini mulai bermunculan kaum pria yang memiliki sifat feminim yang dominan.
Berdasarkan beberapa sumber dari internet , beberapa ciri pria yang menunjukkan feminisme dominan akan memiliki pola perilaku sebagai berikut:
- Mengikuti perkembangan fashion
- Memperhatikan penampilan (menggunakan kosmetik dan speciaized mens grooming product)
- Perasaan yang sensitif
- Suka berkumpul dan bergosip
- Melakukan aktifitas / berkumpul dengan kaum wanita
Spoiler for gaya berpakaian:
Spoiler for menjaga penampilan:
Kelompok ini sangat senang bersosialisasi di mal, café dan tempat – tempat ‘gaul’ lainnya. Terjadi perubahan value dalam masyarakat yang awalnya hanya menerima pria maskulin saat ini juga menerima pria feminim sebagai bagian dari masyarakat. Perubahan value ini memang hanya nampak jelas terjadi di kota – kota besar karena memang munculnya nilai ini kuat dipengaruhi budaya dari luar Indonesia. Perubahan nilai ini dipengaruhi oleh budaya dari luar yang banyak dikomunikasikan melaui media internet dan TV yang saat ini sangat banyak dikonsumsi masyarakat.
Spoiler for perawatan pria:
Nah, setelah ada lelaki metroseksual, sekarang muncul lagi sebutan lelaki Retroseksual
Spoiler for Lelaki Retroseksual:
Tren kaum pria pun mengalami metamorfosa. Setelah metroseksual yang cenderung ‘feminin’, macho jadi kata kunci. Reklame, majalah, dan program televisi sejauh ini menggambarkan pria metroseksual—rambut tersisir rapi, kulit terawat, rambut berlebihan di bagian tertentu dipangkas teratur, dan senang menghabiskan waktu di pusat perbelanjaan mencari warna kemeja yang cocok dengan sepatu di lemari.
Bertahun-tahun pria diberi keleluasaan untuk menonjolkan sisi kewanitaannya. Namun, gambaran ideal ini berubah dan retroseksual sempat dianggap tren ideal masa kini. David Beckham, yang konstan memberikan perhatian ekstrem ihwal penampilan, tak lagi menjadi contoh ‘klasik’ bagi banyak pria.
Beberapa tahun terakhir, industri dan bedah kosmetika meraup banyak keuntungan, salah satunya dengan menghilangkan rambut yang tak diinginkan seperti di bahu, perut atau dada seorang pria. Dewasa ini, kaum pria justru pergi ke klinik untuk transplantasi rambut di bagian-bagian tubuh tertentu, termasuk implant di dada atau raut wajah.
Di Belanda, mulai beberapa tahun silam diselenggarakan kursus (r)emansipasi. Selama satu akhir pekan, para peserta yang sudah ‘terjerumus’ metroseksual bakal dibimbing dan diberikan kiat-kiat untuk menemukan kembali ‘kejantanan’ mereka.
Mengutip situs (r)emansipasi itu, “Anak laki-laki biasanya dididik oleh kaum wanita, baik di rumah maupun di sekolah. Karakter laki-laki mereka secara tak langsung sedikit tertekan. Banyak pria dewasa yang masih menunjukkan sikap tergantung pada ibu gurunya, seperti waktu mereka duduk di TK. Mereka ingin diperhatikan dengan cara menyenangkan pasangannya seperti mengurus kebun atau menjinjing tas belanjaan dari pasar swalayan.”
“Kursus ini menjadikan pria lebih mandiri dan tegas mengambil sikap. Pria sejati boleh saja menemani pasangannya mencari sepatu di pusat perbelanjaan tanpa harus keluar masuk berbagai toko di hari Sabtu yang padat pengunjung. Barangkali, Selasa pagi bisa jadi alternatif. Ia harus dapat menentukan prioritas, pro-aktif, taktis, dan dapat mempresentasikan dirinya secara optimal.”
Kalau ditilik secara kritis, tren baru ini bukti keberadaan metroseksual. The real man dapat dianggap ‘kompensasi’ metroseksual. Selama ini, sisi feminin seorang pria disorot berlebihan. Sekarang, mereka sebaliknya ingin dianggap pria sejati, kendati sisi kewanitaan mereka tidak 100% hilang.
Hampir semua pria dapat disebut metroseksual, meski tak ‘senarsis’ David Beckham. Kaum adam tidak malu-malu lagi menunjukkan feminitas mereka. Research International menyebut, 50% pria di Belanda menggunakan krim pelembab wajah sehari-hari dan 10% memakai krim khusus sebelum tidur.
Euromonitor International memperlihatkan, dalam kurun waktu 40 tahun terakhir angka penjualan beauty product untuk pria naik rata-rata 6% setiap tahun. Penelitian lebih lanjut juga menggarisbawahi permintaan krim, masker wajah, dan pewarna rambut khusus bagi pria.
Jajak pendapat majalah GQ edisi Belanda pernah mencantumkan, 38% responden pria menganggap belanja sambil mencari ide atau sekedar mengisi waktu luang bukan lagi sepenuhnya aktivitas perempuan dan 84% membeli sendiri kebutuhan sandangnya.
Ada semacam pergeseran, kaum pria semakin feminin, sebaliknya wanita semakin maskulin. Belakangan, teman-teman pria saya lebih menitikberatkan hobi, olahraga atau bidang seni. Sebaliknya, kenalan perempuan saya justru ambisius dan antusias mengejar karier. Gejala apa ini?
Batasan lelaki dan perempuan menjadi amat tipis. Sepertinya, kita tidak puas dengan pembagian peran tradisional pria dan wanita. Dulu, pria adalah pencari nafkah dan wanita pengayom rumah tangga. Kini, perempuan sudah lazim jadi penopang keluarga dan laki-laki pun tak merasa tersingkir atau ‘dipermalukan’ dengan situasi ini.
James Bond baru bukan lagi agen rahasia penakluk wanita, secara seksistis ia dirayu olen lawan mainnya. Kontestan pria di acara televisi Dancing on Ice tak canggung berlenggok di atas selancar es. Ai ai… Dua dasawarsa lalu, masih jarang acara seperti ini.
Pola aktivitas rumah tangga pun sedikit berubah. Pria semakin sering bergelut dengan tugas memasak atau membersihkan rumah. Pria juga makin banyak dijumpai di reklame produk rumah tangga. Munculnya retroseksual tampaknya jadi indikasi bahwa metroseksual sudah menyebar sangat luas. Iklan-iklan yang menonjolkan maskulinitas dan ekstra dosis testosteron menjadi ‘penyeimbang’ gejala ini.
Bertahun-tahun pria diberi keleluasaan untuk menonjolkan sisi kewanitaannya. Namun, gambaran ideal ini berubah dan retroseksual sempat dianggap tren ideal masa kini. David Beckham, yang konstan memberikan perhatian ekstrem ihwal penampilan, tak lagi menjadi contoh ‘klasik’ bagi banyak pria.
Beberapa tahun terakhir, industri dan bedah kosmetika meraup banyak keuntungan, salah satunya dengan menghilangkan rambut yang tak diinginkan seperti di bahu, perut atau dada seorang pria. Dewasa ini, kaum pria justru pergi ke klinik untuk transplantasi rambut di bagian-bagian tubuh tertentu, termasuk implant di dada atau raut wajah.
Di Belanda, mulai beberapa tahun silam diselenggarakan kursus (r)emansipasi. Selama satu akhir pekan, para peserta yang sudah ‘terjerumus’ metroseksual bakal dibimbing dan diberikan kiat-kiat untuk menemukan kembali ‘kejantanan’ mereka.
Mengutip situs (r)emansipasi itu, “Anak laki-laki biasanya dididik oleh kaum wanita, baik di rumah maupun di sekolah. Karakter laki-laki mereka secara tak langsung sedikit tertekan. Banyak pria dewasa yang masih menunjukkan sikap tergantung pada ibu gurunya, seperti waktu mereka duduk di TK. Mereka ingin diperhatikan dengan cara menyenangkan pasangannya seperti mengurus kebun atau menjinjing tas belanjaan dari pasar swalayan.”
“Kursus ini menjadikan pria lebih mandiri dan tegas mengambil sikap. Pria sejati boleh saja menemani pasangannya mencari sepatu di pusat perbelanjaan tanpa harus keluar masuk berbagai toko di hari Sabtu yang padat pengunjung. Barangkali, Selasa pagi bisa jadi alternatif. Ia harus dapat menentukan prioritas, pro-aktif, taktis, dan dapat mempresentasikan dirinya secara optimal.”
Kalau ditilik secara kritis, tren baru ini bukti keberadaan metroseksual. The real man dapat dianggap ‘kompensasi’ metroseksual. Selama ini, sisi feminin seorang pria disorot berlebihan. Sekarang, mereka sebaliknya ingin dianggap pria sejati, kendati sisi kewanitaan mereka tidak 100% hilang.
Hampir semua pria dapat disebut metroseksual, meski tak ‘senarsis’ David Beckham. Kaum adam tidak malu-malu lagi menunjukkan feminitas mereka. Research International menyebut, 50% pria di Belanda menggunakan krim pelembab wajah sehari-hari dan 10% memakai krim khusus sebelum tidur.
Euromonitor International memperlihatkan, dalam kurun waktu 40 tahun terakhir angka penjualan beauty product untuk pria naik rata-rata 6% setiap tahun. Penelitian lebih lanjut juga menggarisbawahi permintaan krim, masker wajah, dan pewarna rambut khusus bagi pria.
Jajak pendapat majalah GQ edisi Belanda pernah mencantumkan, 38% responden pria menganggap belanja sambil mencari ide atau sekedar mengisi waktu luang bukan lagi sepenuhnya aktivitas perempuan dan 84% membeli sendiri kebutuhan sandangnya.
Ada semacam pergeseran, kaum pria semakin feminin, sebaliknya wanita semakin maskulin. Belakangan, teman-teman pria saya lebih menitikberatkan hobi, olahraga atau bidang seni. Sebaliknya, kenalan perempuan saya justru ambisius dan antusias mengejar karier. Gejala apa ini?
Spoiler for ilustrasi:
Batasan lelaki dan perempuan menjadi amat tipis. Sepertinya, kita tidak puas dengan pembagian peran tradisional pria dan wanita. Dulu, pria adalah pencari nafkah dan wanita pengayom rumah tangga. Kini, perempuan sudah lazim jadi penopang keluarga dan laki-laki pun tak merasa tersingkir atau ‘dipermalukan’ dengan situasi ini.
James Bond baru bukan lagi agen rahasia penakluk wanita, secara seksistis ia dirayu olen lawan mainnya. Kontestan pria di acara televisi Dancing on Ice tak canggung berlenggok di atas selancar es. Ai ai… Dua dasawarsa lalu, masih jarang acara seperti ini.
Pola aktivitas rumah tangga pun sedikit berubah. Pria semakin sering bergelut dengan tugas memasak atau membersihkan rumah. Pria juga makin banyak dijumpai di reklame produk rumah tangga. Munculnya retroseksual tampaknya jadi indikasi bahwa metroseksual sudah menyebar sangat luas. Iklan-iklan yang menonjolkan maskulinitas dan ekstra dosis testosteron menjadi ‘penyeimbang’ gejala ini.
Lalu bagaimana agar kita dapat kembali menjadi seorang pria sejati?
Spoiler for Menjadi Pria Yang Tahan Banting:
Sebagai seorang Pria, saya malu ketika melihat kenyataan masa kini bahwa pria menjadi lebih sensitif dalam artian yang negatif. Budaya pop begitu berhasil dalam mengubah nilai-nilai kepriaan yang sudah ada. Definisi Gentlemen yang seharusnya berarti punya jiwa bangsawan dan prinsip yang kuat berubah menjadi Pria lembut, selalu mengalah, cenderung penurut, dan takut wanita.
Definisi Pria Sejati, yang seharusnya berarti memiliki pengalaman yang mumpuni, dewasa, aman secara finansial/fisik, dan mengerti nilai hidup sebagai Pria, berubah menjadi harus sensitif, penuh pengorbanan, dan selalu bisa memenuhi keinginan wanita.Terima kasih buat film-film dan media cetak yang terus menyebarkan propaganda tersebut dengan gencar.
Wajarlah para Pria masa kini banyak yang tersesat. Hormon-hormon di tubuhnya terus memberontak melawan racun-racun propaganda tadi di otaknya, dan otomatis, mau tidak mau, mereka menyerap nilai-nilai yang ada, yaitu nilai-nilai kewanitaan.
Inilah salah satu faktor singkat mengapa Pria di masa kini berevolusi (secara mental) menjadi mirip wanita; sensitif, lembut, kepo, dan complicated.
Tapi tenang. Meskipun Anda sudah terlanjur terkontaminasi, Anda tetaplah seorang pria. Hanya perlu diingatkan dan dipandu ulang agar kembali merenggut nilai-nilai kepriaan, dan menjadi Pria yang Tahan Banting. Berikut adalah tips-tips mudah dan simpel yang akan memandu proses detoksifikasi Anda.
Putus Hubungan Dengan Hal Yang Sentimentil
Ini langkah awal Anda bila benar-benar mau kembali menjadi Pria yang Tahan Banting. Anda harus stop kontak dulu dengan segala sumber kegalauan. Hindari menonton film-film sedih, unfollow akun-akun petuah cinta kacangan, kurangi input lagu-lagu galau yang masuk ke telinga Anda. Selagi absen dari semua itu, isilah pikiran Anda dengan menonton film-film yang cowok-banget, buku-buku yang Intelek, dan musik-musik yang bernuansa happy atau sedikit lebih keras.
Kurangi Kebiasaan Curhat dan Bergosip
Ini kebiasaan yang cukup destruktif. Kena masalah langsung curhat, ada masalah langsung bergosip. Kebiasaan ini akan mengikis mental kepriaan Anda dan menjadikan Anda insecure. Ketika bermasalah, Anda jadi ketagihan untuk mencari kenyamanan dari nasihat orang lain, memanjakan diri dengan bantuan dari orang lain sehingga diri Anda jadi tidak terlatih untuk membuat keputusan maupun mempertanggung-jawabkan keputusan Anda.
Pria Tahan Banting punya cara dan aturan dalam curhat. Selagi masalah bisa diselesaikan sendiri, Selesaikanlah sendiri! Bila memang terlalu berat, barulah curhat dan mintal bantuan HANYA pada teman/bro terdekat Anda yang memang sudah cukup mengerti Anda.
Seleksi Teman Dekat
Tidak semua pria terkontaminasi oleh kultur pop sesat, dan pria-pria inilah yang harus Anda cari dan kenal. Bila Anda bergaul dengan pria-pria cengeng, ya Andapun menjadi cengeng. Seleksilah lingkar persahabatan Anda dengan baik.
Haus Pengalaman dan Petualangan
Jangan takut untuk berpengalaman. Pengalaman yang banyak akan membuat Anda mengerti banyak hal. Bila Anda mengerti banyak hal, Anda jadi berani dalam banyak hal. Selama ini Anda diracuni oleh pendapat: “Pria itu dilahirkan untuk membahagiakan wanitanya.” Itu SALAH! Pria itu dilahirkan untuk BERPETUALANG.
Memang terdengar mudah, tapi ini sulit, karena kegalauan adalah tren masa kini, yang notabene ada dimana-mana.
Sekarang kembali lagi pada Anda, maukah Anda kembali menjadi Pria yang Tahan Banting? Karena Anda yang asli adalah Anda yang Tahan Banting, bukan yang mellow nan sensitif.
Definisi Pria Sejati, yang seharusnya berarti memiliki pengalaman yang mumpuni, dewasa, aman secara finansial/fisik, dan mengerti nilai hidup sebagai Pria, berubah menjadi harus sensitif, penuh pengorbanan, dan selalu bisa memenuhi keinginan wanita.Terima kasih buat film-film dan media cetak yang terus menyebarkan propaganda tersebut dengan gencar.
Wajarlah para Pria masa kini banyak yang tersesat. Hormon-hormon di tubuhnya terus memberontak melawan racun-racun propaganda tadi di otaknya, dan otomatis, mau tidak mau, mereka menyerap nilai-nilai yang ada, yaitu nilai-nilai kewanitaan.
Inilah salah satu faktor singkat mengapa Pria di masa kini berevolusi (secara mental) menjadi mirip wanita; sensitif, lembut, kepo, dan complicated.
Tapi tenang. Meskipun Anda sudah terlanjur terkontaminasi, Anda tetaplah seorang pria. Hanya perlu diingatkan dan dipandu ulang agar kembali merenggut nilai-nilai kepriaan, dan menjadi Pria yang Tahan Banting. Berikut adalah tips-tips mudah dan simpel yang akan memandu proses detoksifikasi Anda.
Putus Hubungan Dengan Hal Yang Sentimentil
Ini langkah awal Anda bila benar-benar mau kembali menjadi Pria yang Tahan Banting. Anda harus stop kontak dulu dengan segala sumber kegalauan. Hindari menonton film-film sedih, unfollow akun-akun petuah cinta kacangan, kurangi input lagu-lagu galau yang masuk ke telinga Anda. Selagi absen dari semua itu, isilah pikiran Anda dengan menonton film-film yang cowok-banget, buku-buku yang Intelek, dan musik-musik yang bernuansa happy atau sedikit lebih keras.
Kurangi Kebiasaan Curhat dan Bergosip
Ini kebiasaan yang cukup destruktif. Kena masalah langsung curhat, ada masalah langsung bergosip. Kebiasaan ini akan mengikis mental kepriaan Anda dan menjadikan Anda insecure. Ketika bermasalah, Anda jadi ketagihan untuk mencari kenyamanan dari nasihat orang lain, memanjakan diri dengan bantuan dari orang lain sehingga diri Anda jadi tidak terlatih untuk membuat keputusan maupun mempertanggung-jawabkan keputusan Anda.
Pria Tahan Banting punya cara dan aturan dalam curhat. Selagi masalah bisa diselesaikan sendiri, Selesaikanlah sendiri! Bila memang terlalu berat, barulah curhat dan mintal bantuan HANYA pada teman/bro terdekat Anda yang memang sudah cukup mengerti Anda.
Seleksi Teman Dekat
Tidak semua pria terkontaminasi oleh kultur pop sesat, dan pria-pria inilah yang harus Anda cari dan kenal. Bila Anda bergaul dengan pria-pria cengeng, ya Andapun menjadi cengeng. Seleksilah lingkar persahabatan Anda dengan baik.
Haus Pengalaman dan Petualangan
Jangan takut untuk berpengalaman. Pengalaman yang banyak akan membuat Anda mengerti banyak hal. Bila Anda mengerti banyak hal, Anda jadi berani dalam banyak hal. Selama ini Anda diracuni oleh pendapat: “Pria itu dilahirkan untuk membahagiakan wanitanya.” Itu SALAH! Pria itu dilahirkan untuk BERPETUALANG.
Memang terdengar mudah, tapi ini sulit, karena kegalauan adalah tren masa kini, yang notabene ada dimana-mana.
Sekarang kembali lagi pada Anda, maukah Anda kembali menjadi Pria yang Tahan Banting? Karena Anda yang asli adalah Anda yang Tahan Banting, bukan yang mellow nan sensitif.
Spoiler for sumber:
Diubah oleh AwkwardMoment 25-05-2014 09:57
0
2.3K
Kutip
8
Balasan
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan