Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

Awan KintonAvatar border
TS
Awan Kinton
visi misi jokowi bukan obral janji
siang agan2 semua, sdperti yg kita ketahui, capres jokowi selama ini selalu dibilang capres yg gak punya visi misi, ampe ngajak adu visi misi lah,,,
neh ane share visi misi nya jokowi, ingat ini visi misi bukannya OBRAL JANJI YA,,,,

Kamis, 15 Mei 2014 | 07:05 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com -- Bakal calon
presiden dari PDI Perjuangan Joko
Widodo selalu mengelak jika ditanya
soal visi misinya kalau terpilih sebagai
presiden RI. Ia hanya sempat
mengungkapkan, salah satu program
besarnya yaitu revolusi mental.
Lainnya, Jokowi memilih untuk
menyimpan rapat visi misinya dan
berjanji akan menyampaikannya pada
waktu yang tepat.
Saat menghadiri Rapat Pimpinan
Nasional Lembaga Dakwah Islam
Indonesia (LDII) pada Selasa
(13/5/2014), di Jakarta, Gubernur DKI
Jakarta itu secara gamblang
memaparkan apa yang akan
dilakukannya jika menjadi orang
nomor satu di republik ini.
Berikut sejumlah program yang
dipaparkan Jokowi sebagai visi
misinya:
1. Pendidikan
Di sektor pendidikan, Jokowi
menekankan pada revolusi mental.
Menurutnya, revolusi mental akan
efektif bila diawali dari jenjang
sekolah, terutama pendidikan dasar.
Menurutnya, siswa SD seharusnya
mendapatkan materi tentang
pendidikan karakter, pendidikan budi
pekerti, pendidikan etika sebesar 80
persen. Sementara itu, ilmu
pengetahuan cukup 20 persen saja.
"Jangan terbalik seperti sekarang.
Sekarang ini anak-anak yang kecil
dijejali dengan Matematika, Fisika,
Kimia, IPS. Sehingga yang namanya
etika, perilaku, moralitas tidak
disiapkan pada posisi dasar," kata
Jokowi.
Menurut Jokowi, porsi materi ilmu
pengetahuan diperbesar pada tingkat
SMP. Meski porsi ilmu pengetahuan
diperbesar, Jokowi mengatakan,
materi pendidikan karakter, budi
pekerti, dan etika harus lebih besar.
Ia menggambarkannya dengan
persentase 60-40 persen untuk
pendidikan karakter.
Jokowi mengatakan, porsi besar untuk
materi tentang ilmu pengetahuan
baru diberikan di jenjang SMA.
Besarnya, kata dia, mencapai 80
persen. Pada tahap SMA, porsi untuk
pendidikan karakter, budi pekerti, dan
akhlak cukup 20 persen saja.
Selain itu, ia juga ingin meningkatkan
jumlah SMK. Menurutnya, negara-
negara industri maju seperti Jepang,
Korea, dan Jerman adalah negara-
negara yang punya banyak SMK.
"Peningkatan jumlah SMK adalah
salah satu yang penting. Karena
keterampilan semua ada di sana.
Karena di situ ada teknologi, di situ
ada keterampilan, di situ ada skill
yang dibangun," ucap Jokowi.
Ia yakin, jika semua hal di atas
dilakukan, akan muncul generasi yang
memiliki sikap mental dan budaya
kerja yang baik, serta penuh daya
saing, yang pada akhirnya akan
meningkatkan produktivitas bagi
bangsa dan negara.
"Karena percuma kekayaan alam yang
besar jika tidak dibarengi dengan
produktivitas, serta daya saing bagi
SDM yang ada di dalamnya. Tanpa
revolusi mental, tanpa budaya kerja
yang sudah tertanam sejak kecil, saya
kira sulit juga untuk membangun
sebuah daya saing dan produktivitas,"
papar Jokowi.
2. Pertanian
Di sektor pertanian, Jokowi menilai,
Indonesia kehilangan orientasi untuk
membangun sektor ini. Indonesia,
kata dia, tak pernah lagi
memunculkan varietas-varietas
unggul. Bahkan, menurut Jokowi, satu
hektar lahan pertanian di Indonesia
hanya dapat menghasilkan maksimal
4,5 ton, sementara di negara lain bisa
mencapai 8-9 ton.
"Mestinya kalau sudah ditentukan
ingin memajukan pangan,
infrastrukturnya dibangun. Bendungan
dan segala sistem irigasinya harus
disediakan. Yang berkaitan dengan
pupuk, pestisida, semuanya harus
disiapkan. Riset harus menjadi kunci
utama, dan diberi anggaran yang
besar sehingga kita akan bisa
memunculkan kembali varitas-varitas
unggul," katanya.
Selain itu, Jokowi juga menyoroti
banyaknya lahan-lahan pertanian yang
terkonversi menjadi perumahan,
industri, dan pertambangan.
Menurutnya, hal tersebut adalah
kesalahan karena Indonesia saat ini
membutuhkan banyak lahan untuk
sawah dan ladang baru. Tak hanya itu,
ujarnya, infrastruktur pendukung
lahan pertanian seperti waduk dan
bendungan juga harus diperbanyak.
"Pernah tidak mendengar kita bangun
waduk dan bendungan baru? Padahal
dalam perencanaan kita bisa bangun
70-an waduk per tahun. Tetapi tidak
dilaksanakan karena kita kehilangan
disorientasi," ujar Jokowi.
Lebih lanjut, Jokowi juga menyoroti
mahalnya ongkos produksi karena
petani bergantung pada pupuk dan
pestisida kimia.
"Harusnya petani disediakan pupuk
dan pestisida gratis sehingga mereka
tidak terbebani biaya," katanya.
Jokowi juga menyoroti keberadaan
terminal agro. Menurutnya, terminal
agro sudah seharusnya berada di
setiap kabupaten. Ia menilai,
menambah keberadaan terminal
tersebut akan dapat meningkatkan
produksi di sektor pertanian, seperti
yang dilakukan Thailand.
"Terminal agro jangan hanya gedung
saja. Saya lihat di Dubai dan Abu
Dhabi, 80 hektar lahan digunakan
hanya untuk tempat penyimpanan
logistik pertanian saja. Mestinya di
setiap daerah ada yang seperti itu,"
ujar Jokowi.
"Sebanyak apa pun panen yang
melimpah ruah, tidak akan berarti
kalau tidak disiapkan industi pasca
panen. Inilah yang harus diluruskan,
karena ketika kita menyuruh petani
untuk menanam, maka harus
disiapkan pula industri pasca
panennnya," katanya lagi.
3. Kelautan
Di bidang kelautan, Jokowi menyoroti
kalah bersaingnya nelayan-nelayan
lokal karena ketertinggalan dalam
bidang teknogi dibanding nelayan-
nelayan asing. Hal itu, menurutnya,
menjadi salah satu penyebab
melonjaknya harga ikan di pasaran.
"Kapal-kapal negara lain yang masuk
ke laut kita sudah komplet. Ada kapal
sepuluh, yang sembilan nangkap, yang
satunya untuk pengalengan. Langsung
dikalengkan. Kenapa kita tidak bisa
seperti itu. Padahal sebenarnya bisa,"
kata Jokowi.
Ia berjanji, jika terpilih sebagai
presiden akan menyediakan kapal-
kapal modern untuk para nelayan,
yang disertai dengan pelatihan bagi
para nelayan.
"APBN kita gede banget , hampir Rp
1.700 triliun. Berapa sih biaya beli
kapal? Murah sekali. Dan berikan
nelayan pelatihan, jangan yang
gratisan karena itu tidak mendidik.
Saya paling tidak setuju dengan yang
gratisan," ujarnya.
4. Energi
Di bidang energi, Jokowi menyoroti
besarnya subsidi BBM dan subsidi
listrik. Menurutnya, daripada terus-
terusan memberikan subsidi BBM,
lebih baik memaksimalkan gas dan
batubara yang jauh lebih murah.
"Contohnya untuk listrik. Subsidi
listrik itu mencapai Rp 70 triliun. Tapi
kenapa listrik pakai BBM, kenapa tidak
pakai batubara?" kata Jokowi.
Jokowi mencurigai, selama ini ada
pihak-pihak yang mengambil
keuntungan dari besarnya subsidi
BBM dan listrik. Hal itu yang dinilaiya
menjadi penyebab dilakukannya
kebijakan yang sebenarnya lebih
banyak merugikan kas APBN itu.
"Kenapa harus kita lakukan terus
menerus? Karena ada yang mengambil
keuntungan besar dari sana. Dan
keuntungannya itu dibagi-bagi. Saya
sudah tahu. Dulu waktu di Solo belum
tahu. Tapi setelah di Jakarta jadi tahu
semuanya," kata mantan Wali Kota
Solo itu.
"Kalau BBM bisa dikonversi ke gas
atau batubara, kita akan bisa
menghemat anggaran hingga Rp 70
triliun per tahun. Jadi ada efisiensi
anggaran," lanjutnya.
5. Infrastruktur
Di bidang infrastruktur, Jokowi
menyoroti masih kurangnya
pengembangan infrastruktur di laut,
pengembangan bandara, maupun
penambahan jalur kereta api. Untuk
infrastruktur laut, ia menilai, jika
dapat dimaksimalkan, maka ke
depannya tidak ada lagi ketimpangan
harga antara daerah yang satu dengan
yang lain. Ia mengistilahkan konsep
pembagunan infrastruktur laut yang
akan ia lakukan dengan istilah "tol
laut".
Menurutnya, tol laut adalah
penyediaan kapal-kapal berukuran
besar untuk pengangkutan antarpulau
dalam waktu yang sesering mungkin.
"Jadi tol laut ini modalnya hanya
kapal. Bukan bangun tol di atas laut.
Jadi tol laut itu pengangkutan pakai
kapal dari pelabuhan ke pelabuhan,
tapi bolak-balik. Ini akan
mempermudah manajemen distribusi
logistik, sehingga harga-harganya
akan lebih murah," kata Jokowi.
Jokowi menjelaskan bahwa tol laut
adalah konsep distribusi jalur laut
yang menghubungkan lima pelabuhan
besar, yakni Pelabuhan Belawan
(Medan), Tanjung Priok (Jakarta),
Tanjung Perak (Surabaya), Makassar,
dan Sorong (Papua Barat).
"Jadi harus ada penyediaan kapal
besar, dari Sumatera langsung ke
Papua, Papua ke Sumatera. Kalau ada
kapal besar, ongkos angkutnya akan
menjadi kecil dan murah, karena
ngangkutnya langsung banyak. Jadi
tidak akan ada lagi harga semen di
Jawa Rp 50 ribu, di Papua Rp 1 Juta,"
ujar Jokowi.
Jokowi mencontohkan distribusi sapi
dari NTT dengan yang ada di
Australia. Ia menilai, secara kualitas,
sapi NTT tidak kalah dibanding sapi
Australia. Kekurangan yang terjadi
selama ini hanya terletak pada
ketiadaan kapal pengangkut sapi yang
berukuran besar.
"Kalau dari NTT, ngangkutnya pakai
kapal kecil-kecil. Sebenarnya sapi di
sana tidak kalah kualitasnya dibanding
sapi Australia. Tapi ongkos biaya
angkutnya yang mahal, bisa sampai
50-60 persen. Kiriman sapi dari
Australia, sekali angkut bisa sampai
30 ribu sapi di dalam satu kapal.
Kapal besar itu yang kita tidak
punya," katanya.
"Kalau ada tol laut ini, akan
mempermudah distribusi. Dari pulau
besar ke pulau besar pakai kapal
besar. Nanti ke pulau yang agak kecil
pakai kapal sedang. Dilanjutkan lagi
dengan pakai kapal kecil ke pulau-
pulau kecil. Jadi, bukan kapal kecil
dari Papua ke Jawa yang belum tentu
bisa sampai ke Jawa, karena di tengah
jalan kena ombak langsung terguling.
Hilang semen, hilang sapinya," jelas
Jokowi .
Sementara itu, untuk pengembangan
bandara, Jokowi mengaku akan
menerapkan konsep kerja sama
dengan investor swasta. Menurutnya,
ide tersebut muncul tak lepas dari
permasalahan lambannya
pengembangan Bandara Soekarno-
Hatta, yang berpengaruh pada
semakin karut-marutnya jadwal
penerbangan.
"Seharusnya kalau APBN tidak
sanggup, serahkan saja ke swasta.
Tidak masalah. Asal hitung-
hitungannya jelas dan biaya pelayanan
nantinya tidak membebani
masyarakat. Kalau diserahkan ke
investor, semua bandara akan bisa
dibagun baru seluruhnya," ujarnya.
Lebih lanjut, Jokowi juga menyoroti
seputar infrastruktur jalur kereta.
Menurutnya, sudah seharusnya
dilakukan penambahan jalur kereta di
Jawa, sembari membangun jalur
kereta di kawasan-kawasan tambang
di Sumatera dan Kalimantan.
"Pengangkutan batubara, nikel, dan
bauksit jangan sampai menggunakan
jalan raya. Karena selain mahal, juga
akan merusak jalan. Dan itu kewajiban
negara," kata Jokowi.
6. Administrasi birokrasi
Jokowi menutup pemaparan visi dan
misinya dengan program pembenahan
di bidang administrasi dan birokrasi.
Ia berjanji, bila terpilih, akan segera
menerapkan sistem elektronik dan
jalur online dalam hal pengadaan
barang dan jasa di seluruh institusi
pemerintah, termasuk dalam hal
pengawasannya. Sistem tersebut
adalah sistem yang saat ini
diterapkannya di lingkungan
pemerintah provinsi DKI Jakarta.
"Kita harus menerapkan e-budgeting,
e-purchasing , e-catalogue , e-audit ,
pajak online, IMB online. Kita online-
kan semua. Jadi tidak ada lagi
'ketema-ketemu', supaya 'amplop-
amplopan' hilang," katanya.
Penulis: Alsadad Rudi
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary
sumber : http://kom.ps/AFiGQf

Sori kalo salah tempat, repost n gak berantakan coz dari hp buat nya

jangan lupa komen ama cendolnya ya gan,,,
0
3.6K
7
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan