Salah satu stadium yang menjadi wishlist saya sejak kecil adalah Stadio Olimpico di Roma.
Akhirnya Mimpi ini pun terwujud pada tanggal 11 May 2014 dimana saya menonton Grande Partita antara AS Roma dan Juventus .
Stadio yang beberapa kali menjadi saksi kekerasan Derby della Capitale ini sangatlah besar, mencapai kapasitas 80.000 penonton.



Kebetulan saya mendapatkan tiket di Tribuna est (Tribun timur) dan berdekatan dengan curva sud dimana Ultras Romanisti bersemayam. Di sebelah curva nord, tribuna ovest lateralle ditempati oleh para Juventini, dan 2 sektor (masing-masing di kiri dan kanan) sebelahnya sengaja tidak dijual untuk alasan keamanan. (lihat gambar)




Ketika pemain Juventus muncul, seluruh stadium bergemuruh dengan siulan dan ejekan, namun sebalkinya di sektor Juventini mereka mulai mengibarkan bendera dan bernyanyi untuk menyemangati. Hal yang ekstrim sebaliknya terjadi ketika para pemain Roma masuk lapangan, MC pun mengajak penonton untuk meyoraki pemain mereka disertai lagu khas Roma. Setelah 15 menit melakukan pemanasan, kedua squadra pun kembali masuk ke ruang ganti.




Formazione pun dimulai 5 menit sebelum kickoff, dimana MC meneriaki nama pemain (nome) dan seluruh penonton akan berteriak nama keluarga (cognome) pemain yang bersangkutan (Misalnya MC akan berteriak NUMERO DIECI FRANSESCOOOO….., dan para penonton akan menyambutnya dengan TOTTI !!)




Tentu saja crowd paling bergemuruh ketika nama capitano Totti disebutkan, namun nama-nama seperti Pjanic, DeRossi, Nainggolan, Destro dan Benatia pun mendapat apresiasi yang sangat tinggi dari penonton. Setelah semua pemain dari tim tuan rumah selesai diperkenalkan kepada seisi stadium, lagu Roma pun dikumandangkan dan seluruh stadium ikut bernyanyi.




Pertandingan pun dimulai, kedua tim sam-sama bermain sangat berhati-hati, namun setelah 10 menit Roma memulai ancaman pertama dengan sebuah sepakan first time dari Totti yang masih hanya menghasilkan tendangan gawang, ancaman tersebut dibayar kontan oleh peluang emas Llorente yang berhasil lolos dari kawalan Castan namun sayang tembakannya masih dapat diblock oleh Kiper Roma. Gambaran itulah yang terjadi selama 45 menit pertama, saling tukar serangan, namun kedua Kiper dari masing-masing tim bermain sangat cemerlang sehingga tak satu golpun terjadi.
Chiellini sempat bersitegang dengan Totti dan dia pun mendapatkan ejekan dari seisi stadium hingga peluit akhir berbunyi.




Babak kedua tempo permainan sedikit menurun, Juventus lebih memilih untuk bertahan dan mengincar serangan balik. Roma mendapatkan peluang emas ketika Florenzi mendapatkan bola rebound di depan gawang, namun Storari secara mengejutkan dapat kembali bangun dan memblok tembakan tersebut. Menit 80, mantan pemain Roma di musim lalu Osvaldo masuk dengan seragam bianconeri disertai siluan dan sumpah serapah dari seluruh isi stadium. Namun hinaan tersebut tidak berpengaruh, malah Osvaldo memberi tetesan cuka pada luka seluruh suporter Roma dengan mencetak gol ke gawang mantan timnya di menit 94′ yang notabene adalah menit terakhir.





Pertandingan pun berakhir, banyak penonton yang kecewa dan meninggalkan stadium terlebih dahulu, padahal karena ini Home game terakhir Roma, mereka akan mengucapkan terimakasih dan perpisahan kepada penonton yang datang. Saya stay hingga seluruh pemain mengitari lapangan dengan anak-anak mereka dan memberikan bola kepada para penonton. Sungguh atmosfer yang fantastis.




Begitulah pengalaman saya menonton pertandingan yang sangat sarat gengsi ini yg ingin saya bagikan kepada para pecinta sepakbola di tanah air
Minggu depan (18.5.2014) saya akan berkunjung ke Torino untuk l’ultima partita antara Juventus melawan Cagliari. Stay tune ragazzi !



Ciao

Warm Regards
Edward Satria

@EdwardSatria

Sumber : http://edwardsatria.com/live-from-ol...a-vs-juventus/