Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

eCIPUTRA.comAvatar border
TS
eCIPUTRA.com
Bisnis Sarang Walet Masih Tetap Menjanjikan


Dua tahun mendatang, harga sarang walet dipredisi meningkat. Prediksi itu disampaikan oleh Boedi Mranata, ketua bidang perdagangan Asosiasi Peternak dan Pedagang Sarang Walet Indonesia (APPSWI). Sebelum pertengahan 2011, harga sarang walet berkualitas mencapai Rp15-jutaRp16-juta per kg. Saat ini, harga telah turun menjadi Rp5 jutaRp6 juta per kg. Boedi memperkirakan akan ada kenaikan harga sekitar 3050% dari harga sekarang. Tetapi akan sulit untuk mencapai harga seperti pada awal 2011.

Prediksi itu berdasarkan suatu keyakinan bahwa dalam dua tahun ke depan, Indonesia sudah bisa memenuhi persyaratan-persyaratan ekspor ke Cina dan perdagangan mulai lancar. Jatuhnya harga sejak dua tahun ini karena kebijakan Cina yang menghentikan impor sarang walet. Oleh karena itu banyak pelaku bisnis sarang walet di tanah air menjadi skeptis dan melihat masa depan perdagangan walet suram. Padahal, dahulu jumlah produksi sarang tidak mencukupi permintaan.

Negeri Tirai Bambu itu juga menginginkan informasi yang lengkap mengenai asal rumah tempat walet itu dibudidayakan (traceability). Intinya bila terjadi kasus yang membahayakan konsumen, Cina dapat menelusuri mulai dari eksportir, pengolah sarang, hingga kerumah waletnya. Hal lain yang penting adalah memastikan sarang walet dipanaskan dengan oven sebelum diekspor supaya bebas dari virus flu burung dan penyakit lainnya.

Karena adanya persyaratan-persyaratan yang ketat untuk ekspor ke Cina, maka dibutuhkan perjanjian khusus antara pemerintah Indonesia dan Cina. Untuk itu, ada upaya-upaya yang sangat intensif di Indonesia yang dilakukan dengan kerja sama yang erat antara departemen pertanian, departemen perdagangan dan APPSWI untuk secepat mungkin bisa ekspor ke Cina. Pada awal April 2012 perjanjian perdagangan sarang walet akhirnya ditandatangani kedua negara. Pada tahap pelaksanaannya perusahaan-perusahaan yang ingin mengekspor sarang walet ke Cina harus lulus persyaratan-persyaratan tertentu yang ditentukan oleh pihak Indonesia dan Cina. Sebelum barang dikirim akan dilakukan pemeriksaan ketat dari badan karantina Indonesia. Sesampainya di Cina, badan karantina setempat akan memeriksa ulang kembali.

Sebenarnya sudah terdaftar delapan eksportir walet Indonesia yang lulus persyaratan-persyaratan dari pemerintah Indonesia. Namun, dari semua eksportir tersebut belum ada satu pun yang diuji oleh pihak Cina. Posisi Malaysia lebih bagus dari Indonesia sebab sudah sembilan eksportir yang dinyatakan lulus oleh pihak Cina dan Malaysia. Diharapkan Malaysia bisa segera ekspor ke Cina.

Menurut Harry, penurunan harga dan kuantitas ekspor sarang burung telah menciptakan suasana tak nyaman bagi investor walet. Banyak pembangunan rumah walet di daerah berhenti, bahkan sebagian pemilik rumah walet dirombak menjadi rumah toko. Peternak besar Collocalia fuciphaga di Medan, Sumatera Utara, Johannes Siegfried, mengemukakan hal serupa: Imbasnya sampai ke peningkatan jumlah pengangguran.

Harry menjelaskan saat inilah sesungguhnya kesempatan besar memperluas pasar. Orang yang sebelumnya tidak mampu membeli produksi sarang walet akan menjadi konsumen baru. Oleh karena itu, masa depan perdagangan si liur emas masih berpeluang asalkan memenuhi persyaratan importir.

Johannes Siegfriend menuturkan bahwa perdagangan walet saat ini dan ke depan tidak semudah dulu. Kita berharap semua mata rantai bisnis sarang walet dan pemerintah menjadi kesatuan visi untuk mengembalikan kondisi perdagangan seperti sediakala. Indonesia akan tetap sebagai produsen walet terbesar pada masa mendatang. (bn)

sumber
0
3.8K
10
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan