- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- Music
Satu Abad Memorabilia Ismail Marzuki, Sang Komponis yang Penuh Romansa


TS
ventus28
Satu Abad Memorabilia Ismail Marzuki, Sang Komponis yang Penuh Romansa

Quote:
"Ars Longa, Vita Brevis. ~Hippocrates"
Quote:
SELAYANG PANDANG
Sosok Ismail Marzuki kiranya sudah tidak asing lagi bagi sebagian masyarakat Indonesia. Semasa hidupnya, Ismail Marzuki yang akrab disapa Bang Maing ini memilih untuk berkarir sebagai komponis dalam rangka turut mengisi perjuangan dan kemerdekaan akan negara Indonesia. Tercatat lebih dari ratusan buah lagu yang digubah oleh beliau, termasuk karya-karyanya yang populer seperti Indonesia Pusaka, Gugur Bunga di Taman Bakti dan Rayuan Pulau Kelapa yang kental akan nuansa perjuangan. Pada tahun 2004, Ismail Marzuki tercatat sebagai salah satu Pahlawan Nasional Indonesia lewat kontribusinya dalam bidang seni. Namanya juga dijadikan sebagai salah satu pusat seni dan budaya di Jakarta, yaitu Taman Ismail Marzuki.
Pusat Kesenian Jakarta Taman Ismail Marzuki, bekerja sama dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta, mengadakan acara dalam rangka memperingati 100 tahun kelahiran sang komponis. Acara ini menampilkan pameran repro foto kenangan, partitur lagu dan alat musik peninggalan Ismail Marzuki. Selain itu, turut pula diadakan diskusi budaya, lomba paduan suara mahasiswa serta konser musik lagu-lagu karya Ismail Marzuki.
Quote:
BIOGRAFI SINGKAT
Nama sebenarnya adalah Ismail, sedangkan ayahnya bernama Marzuki, nama lengkap beliau menjadi Ismail bin Marzuki. Namun, kebanyakan orang memanggil nama lengkapnya Ismail Marzuki, bahkan di lingkungan teman-temannya kerap dipanggil Mail, Maing atau bang Maing. Ia dilahirkan di kampung Kwitang, tepatnya di kecamatan Senen, wilayah Jakarta Pusat, pada tanggal 11 Maret 1914. Tiga bulan setelah Ismail dilahirkan, ibunya meninggal dunia. Sebelumnya Ismail Marzuki juga telah kehilangan 2 orang kakaknya bernama Yusuf dan Yakup yang telah mendahului saat dilahirkan. Kemudian beliau tinggal bersama ayah dan seorang kakaknya yang masih hidup bernama Hamidah, yang umurnya lebih tua 12 tahun dari Ismail.
Spoiler for Lebih Lanjut Tentang Ismail Marzuki:
Ayah Ismail Marzuki adalah salah seorang yang gemar memainkan alat musik kecapi dan sangat handal dalam melagukan syair-syair yang bernafaskan Islam. Kehidupannya sehari-hari juga tidak pernah terlepas dari tasbih. Ia kemudian menyekolahkan Ismail Marzuki di Madrasah Unwanul Fallah di Kwitang, Jakarta pada petang hari. Melalui pendidikan agama, Ismail Marzuki tidak saja dapat membaca Al-Qur’an tapi juga memiliki budi pekerti yang baik pula.
Sejak kanak-kanak ia sudah tertarik dengan lagu-lagu. Di rumahnya ada gramofon (mesin ngomong) dan persediaan piringan hitam yang cukup banyak. Ia sangat mengagumi lagu dari Prancis dan Italia, atau lagu-lagu berirama rumba, samba, tango, dan sebagainya. Semenjak duduk di bangku MULO, ia sudah ikut grup musik untuk menyalurkan hobinya. Dalam band musiknya ia memegang alat petik banyo ala dixiland.
Ia memulai debutnya di bidang musik pada usia 17 tahun, ketika untuk pertama kalinya ia berhasil mengarang lagu "O Sarinah” pada tahun 1931. Ismail mempunyai kepribadian yang luhur di bidang seni. Tahun 1936, Maing memasuki perkumpulan orkes musik Lief Java sebagai pemain gitar, saxophone dan harmonium pompa.
Perhatian Ismail Marzuki terhadap berbagai sudut kehidupan kentara sekali dari tema-tema lagu yang dibawakan dan diciptakannya. Materi lagu-lagu tersebut diangkat dari kehidupan tukang becak, alam dan lingkungan, cinta, sampai pada masalah kebangsaan. Bila sebagian besar lagu-lagunya bertemakan tentang cinta, hal itu terlepas dari kepribadiannya yang romantis. Demikian pula dalam mencipta, Ismail selalu teliti dalam menganalisis, menyimak dan selalu saja mendapat ilustrasi seni yang diinginkan.
Ismail mempelajari buku-buku perpustakaan tentang teori-teori musik, laras tangga nada dan ilmu melodi. Komposisi otodidaknya selalu dipraktekkan di piano yang pernah ia geluti secara rutin dan ini menghasilkan suatu improvisasi murni yang mengilhami pikirannya menulis lagu. Maka dalam mencipta, Ismail mendapat pengaruh dari musik-musik tersebut, terutama dari keroncong, seriosa dan Hawaiian.
Karya-karya Ismail pada periode ini secara kronologis:
- Tahun 1931, untuk pertama kalinya Ismail menciptakan lagu yang berjudul “Oh Sarinah” yang syairnya dibuat dalam bahasa Belanda.
- Tahun 1935, sewaktu berusia 21 tahun muncul karyanya dalam bentuk keroncong yang berjudul Keroncong Serenata.
- Tahun 1936, mencipta Roselani, judul ini membawa kita ke suasana romantis alam Hawaii di Samudra Pasifik.
- Tahun 1937, muncul lagu-lagu yang mengambil latar belakang “Hikayat 1001 Malam” berjudul Kasim Baba saat Ismail berusia 23 tahun; dan mencipta gubahan keroncong yang berjudul keroncong sejati bermodus minor bernafaskan melodi yang melankolis.
- Tahun 1938, mengisi ilustrasi musik film berjudul “Terang Bulan”. Di dalamnya ada 3 buah lagu, antara lain: Pulau Saweba, Di Tepi Laut, Duduk Termenung. Film ini dibintangi oleh Miss Rukiah, Kartolo, Raden Mochtar dan lain-lain. Pemuda Ismail turut berperan dalam film tersebut yakni bermain musik dengan rekan-rekannya sebagai pelengkap skenario. Film ini diputar di Malaya. Ismail bernyanyi untuk adegan Raden Mochtar sewaktu menyanyi.
- Tahun 1939, keluar ciptaan sebanyak 8 buah lagu, 2 lagu diantaranya berbahasa Belanda, yaitu: Als de Ovehedeen dan Als’t Meis is in de tropen. Sedang lagu-lagu Indonesianya adalah Bapak Kromo, Bandaneira, Olee lee di Kutaraja, Rindu Malam, Lenggang Bandung, Melancong ke Bali. Dalam periode ini Ismail belum menciptakan lagu-lagu perjuangan.
Pada tahun 1940 Ismail Marzuki pun menikah dengan Eulis Zuraidah, seorang primadona dari klub musik yang ada di Bandung dimana Ismail Marzuki juga tergabung didalamnya. Pasangan ini kemudian mengadopsi seorang anak bernama Rachmi, yang sebenarnya masih keponakan Eulis.
Pada masa penjajahan Jepang, Ismail Marzuki turut aktif dalam orkes radio pada Hozo Kanri Keyku Radio Militer Jepang. Dan ketika masa kependudukan Jepang berakhir, Ismail Marzuki tetap meneruskan siaran musiknya di RRI. Selanjutnya ketika RRI kembali dikuasia Belanda pada tahun 1947, Ismail Marzuki yang tidak mau bekerja sama dengan Belanda dan memutuskan untuk keluar dari RRI. Ismail Marzuki baru kembali bekerja di radio setelah RRI berhasil diambil alih. Ia kemudian mendapat kehormatan menjadi pemimpin Orkes Studio Jakarta. Pada saat itu ia menciptakan lagu Pemilihan Umum dan diperdengarkan pertama kali dalam Pemilu 1955.
Sebagai manusia yang mendapatkan anugerah dari Tuhan berupa talenta musik, Ismail Marzuki berhasil mengembangkan bakatnya hingga sukses, melalui usaha-usaha yang sangat serius dan tidak mengenal lelah dalam mempelajari segala pengetahuan musik, menimba pengalaman yang telah menghasilkan karya-karya yang berbobot di sepanjang masa.
Dalam mencipta lagu-lagu, ia betul-betul memperhatikan kaidah-kaidah dalam musik misalnya dalam membuat melodi, mengatur jalannya irama, membagi pengkalimatan (prasering) di dalam musik beserta tempo yang di gunakan, yang semua itu disesuaikan dengan syairnya, telah menghasilkan sebuah ekspresi yang pas yang terasa wajar, tidak dibuat-buat, sederhana, tetapi sangat indah dan memiliki bobot yang tinggi.
Di dalam lagu-lagu ciptaannya, agaknya Ismail Marzuki begitu jeli memilih kisah perjuangan dengan kisah kehidupan sehari-hari terutama percintaan, serta memadukan kisah-kisah percintaan diantara lagu-lagu perjuangan. Inilah yang terasa menjadi ciri khas pada lagu-lagu ciptaanya. Lagu itu sendiri menjadi lebih hidup serta terasa segar di sepanjang masa. Dalam usia 30 tahun, ciptaan Ismail Marzuki mulai memperlihatkan bobot yang lebih berat dalam unsur melodi, syair dan intensitasnya serta kemahirannya dalam meleburkan perlambangan asmara dengan perjuangan untuk tanah air, hal ini terlihat pada tahun 1944 dengan lahirnya ciptaan yang berjudul ‘Rayuan Pulau Kelapa’ dengan melodi serta syairnya dengan bobot yang sudah matang. Dipandang dari nafas lagu-lagu dan syair ciptaannya, Ismail Marzuki merupakan seorang nasionalis yang setia pada cita-cita perjuangan kemerdekaan, pada kehidupan rakyat dan pada ibu pertiwi. Dan karya-karyanya yang berjumlah lebih dari 200 buah, sarat dengan nilai-nilai perjuangan.
(dilansir dari situs Taman Ismail Marzukidan [URL="http://pahlawancenter.com/ismail-marzuki/ "]Pahlawan Center[/URL] mengenai profil Ismail Marzuki.)
Sejak kanak-kanak ia sudah tertarik dengan lagu-lagu. Di rumahnya ada gramofon (mesin ngomong) dan persediaan piringan hitam yang cukup banyak. Ia sangat mengagumi lagu dari Prancis dan Italia, atau lagu-lagu berirama rumba, samba, tango, dan sebagainya. Semenjak duduk di bangku MULO, ia sudah ikut grup musik untuk menyalurkan hobinya. Dalam band musiknya ia memegang alat petik banyo ala dixiland.
Ia memulai debutnya di bidang musik pada usia 17 tahun, ketika untuk pertama kalinya ia berhasil mengarang lagu "O Sarinah” pada tahun 1931. Ismail mempunyai kepribadian yang luhur di bidang seni. Tahun 1936, Maing memasuki perkumpulan orkes musik Lief Java sebagai pemain gitar, saxophone dan harmonium pompa.
Perhatian Ismail Marzuki terhadap berbagai sudut kehidupan kentara sekali dari tema-tema lagu yang dibawakan dan diciptakannya. Materi lagu-lagu tersebut diangkat dari kehidupan tukang becak, alam dan lingkungan, cinta, sampai pada masalah kebangsaan. Bila sebagian besar lagu-lagunya bertemakan tentang cinta, hal itu terlepas dari kepribadiannya yang romantis. Demikian pula dalam mencipta, Ismail selalu teliti dalam menganalisis, menyimak dan selalu saja mendapat ilustrasi seni yang diinginkan.
Ismail mempelajari buku-buku perpustakaan tentang teori-teori musik, laras tangga nada dan ilmu melodi. Komposisi otodidaknya selalu dipraktekkan di piano yang pernah ia geluti secara rutin dan ini menghasilkan suatu improvisasi murni yang mengilhami pikirannya menulis lagu. Maka dalam mencipta, Ismail mendapat pengaruh dari musik-musik tersebut, terutama dari keroncong, seriosa dan Hawaiian.
Karya-karya Ismail pada periode ini secara kronologis:
- Tahun 1931, untuk pertama kalinya Ismail menciptakan lagu yang berjudul “Oh Sarinah” yang syairnya dibuat dalam bahasa Belanda.
- Tahun 1935, sewaktu berusia 21 tahun muncul karyanya dalam bentuk keroncong yang berjudul Keroncong Serenata.
- Tahun 1936, mencipta Roselani, judul ini membawa kita ke suasana romantis alam Hawaii di Samudra Pasifik.
- Tahun 1937, muncul lagu-lagu yang mengambil latar belakang “Hikayat 1001 Malam” berjudul Kasim Baba saat Ismail berusia 23 tahun; dan mencipta gubahan keroncong yang berjudul keroncong sejati bermodus minor bernafaskan melodi yang melankolis.
- Tahun 1938, mengisi ilustrasi musik film berjudul “Terang Bulan”. Di dalamnya ada 3 buah lagu, antara lain: Pulau Saweba, Di Tepi Laut, Duduk Termenung. Film ini dibintangi oleh Miss Rukiah, Kartolo, Raden Mochtar dan lain-lain. Pemuda Ismail turut berperan dalam film tersebut yakni bermain musik dengan rekan-rekannya sebagai pelengkap skenario. Film ini diputar di Malaya. Ismail bernyanyi untuk adegan Raden Mochtar sewaktu menyanyi.
- Tahun 1939, keluar ciptaan sebanyak 8 buah lagu, 2 lagu diantaranya berbahasa Belanda, yaitu: Als de Ovehedeen dan Als’t Meis is in de tropen. Sedang lagu-lagu Indonesianya adalah Bapak Kromo, Bandaneira, Olee lee di Kutaraja, Rindu Malam, Lenggang Bandung, Melancong ke Bali. Dalam periode ini Ismail belum menciptakan lagu-lagu perjuangan.
Pada tahun 1940 Ismail Marzuki pun menikah dengan Eulis Zuraidah, seorang primadona dari klub musik yang ada di Bandung dimana Ismail Marzuki juga tergabung didalamnya. Pasangan ini kemudian mengadopsi seorang anak bernama Rachmi, yang sebenarnya masih keponakan Eulis.
Pada masa penjajahan Jepang, Ismail Marzuki turut aktif dalam orkes radio pada Hozo Kanri Keyku Radio Militer Jepang. Dan ketika masa kependudukan Jepang berakhir, Ismail Marzuki tetap meneruskan siaran musiknya di RRI. Selanjutnya ketika RRI kembali dikuasia Belanda pada tahun 1947, Ismail Marzuki yang tidak mau bekerja sama dengan Belanda dan memutuskan untuk keluar dari RRI. Ismail Marzuki baru kembali bekerja di radio setelah RRI berhasil diambil alih. Ia kemudian mendapat kehormatan menjadi pemimpin Orkes Studio Jakarta. Pada saat itu ia menciptakan lagu Pemilihan Umum dan diperdengarkan pertama kali dalam Pemilu 1955.
Sebagai manusia yang mendapatkan anugerah dari Tuhan berupa talenta musik, Ismail Marzuki berhasil mengembangkan bakatnya hingga sukses, melalui usaha-usaha yang sangat serius dan tidak mengenal lelah dalam mempelajari segala pengetahuan musik, menimba pengalaman yang telah menghasilkan karya-karya yang berbobot di sepanjang masa.
Dalam mencipta lagu-lagu, ia betul-betul memperhatikan kaidah-kaidah dalam musik misalnya dalam membuat melodi, mengatur jalannya irama, membagi pengkalimatan (prasering) di dalam musik beserta tempo yang di gunakan, yang semua itu disesuaikan dengan syairnya, telah menghasilkan sebuah ekspresi yang pas yang terasa wajar, tidak dibuat-buat, sederhana, tetapi sangat indah dan memiliki bobot yang tinggi.
Di dalam lagu-lagu ciptaannya, agaknya Ismail Marzuki begitu jeli memilih kisah perjuangan dengan kisah kehidupan sehari-hari terutama percintaan, serta memadukan kisah-kisah percintaan diantara lagu-lagu perjuangan. Inilah yang terasa menjadi ciri khas pada lagu-lagu ciptaanya. Lagu itu sendiri menjadi lebih hidup serta terasa segar di sepanjang masa. Dalam usia 30 tahun, ciptaan Ismail Marzuki mulai memperlihatkan bobot yang lebih berat dalam unsur melodi, syair dan intensitasnya serta kemahirannya dalam meleburkan perlambangan asmara dengan perjuangan untuk tanah air, hal ini terlihat pada tahun 1944 dengan lahirnya ciptaan yang berjudul ‘Rayuan Pulau Kelapa’ dengan melodi serta syairnya dengan bobot yang sudah matang. Dipandang dari nafas lagu-lagu dan syair ciptaannya, Ismail Marzuki merupakan seorang nasionalis yang setia pada cita-cita perjuangan kemerdekaan, pada kehidupan rakyat dan pada ibu pertiwi. Dan karya-karyanya yang berjumlah lebih dari 200 buah, sarat dengan nilai-nilai perjuangan.
(dilansir dari situs Taman Ismail Marzukidan [URL="http://pahlawancenter.com/ismail-marzuki/ "]Pahlawan Center[/URL] mengenai profil Ismail Marzuki.)
Quote:
SISI ROMANTIS
Disamping berjiwa nasionalis, beliau memiliki kepribadian yang romantis. Ini terlihat lewat sejumlah syair lagu-lagunya. Bahkan lagu yang bernuansa melankolis dan sendu sekalipun, bang Maing masih dapat memperlihatkan sisi romantisnya. Berikut ini adalah 10 lagu-lagu romansa pilihan karya beliau beserta liriknya.
Spoiler for 10 Lagu-Lagu Romansa Pilihan Karya Ismail Marzuki:
Quote:
Lagu perjuangan yang penuh romansa ini tergolong populer dan sering dibawakan ulang oleh para penyanyi asal tanah air, misalnya Kris Biantoro, Slank dan Hendri Rotinsulu. Bila dilihat dari liriknya, Juwita Malam mengisahkan tentang seorang pemuda yang jatuh hati dengan seorang gadis semasa perjuangan, namun pertemuan mereka berlangsung singkat. Stasiun Jatinegara (dulunya bernama Meester Cornelis) menjadi tempat dimana tibalah saatnya bagi mereka untuk berpisah. Meski demikian, mereka berharap suatu hari nanti akan kembali saling berjumpa.
Spoiler for Lirik Lagu Juwita Malam:
Engkau gemilang, malam cemerlang
Bagaikan bintang timur sedang mengambang
Tak jemu jemu, mata memandang
Aku namakan dikau juwita malam
Sinar matamu, menari nari
Masuk menembus ke dalam jantung kalbu
Aku terpikat, masuk perangkap
Apa daya asmara sudah melekat
Juwita malam
Siapakah gerangan tuan
Juwita malam
Dari bulankah tuan
Kereta kita, segera tiba
Di Jatinegara kita kan berpisah
Berilah nama, alamat serta
Esok lusa boleh kita jumpa pula
Bagaikan bintang timur sedang mengambang
Tak jemu jemu, mata memandang
Aku namakan dikau juwita malam
Sinar matamu, menari nari
Masuk menembus ke dalam jantung kalbu
Aku terpikat, masuk perangkap
Apa daya asmara sudah melekat
Juwita malam
Siapakah gerangan tuan
Juwita malam
Dari bulankah tuan
Kereta kita, segera tiba
Di Jatinegara kita kan berpisah
Berilah nama, alamat serta
Esok lusa boleh kita jumpa pula
Quote:
[URL="http://meloners.melon.co.id/lirik/hendri-rotinsulu~tembang-nostalgia-2~setangkai-bunga-mawar.html"]SETANGKAI BUNGA MAWAR[/URL]
Lagunya sepintas menggambarkan tentang balada cinta, namun sebenarnya ini merupakan bentuk protes sosial saat masa kependudukan Jepang kala itu. Setangkai bunga mawar bernuansa melankolis dengan liriknya yang terasa puitis.
Spoiler for Lirik Lagu Setangkai Bunga Mawar:
Setangkai bunga mawar yang merah
Dahulu kuterima
Sebagai tanda mata berdua
Waktu saling menyinta
Setangkai bunga mawar
Sekarang pun layu
Karena itu hanya impian
Pada waktu dulu
Penuh dengan riwayat nan sedih
Menawan dalam hati
Karena kamu tinggalkan pergi
Dan tak kan kembali
Setangkai bunga mawar yang merah
Sepanjang hidupku
Ternoda karena tetesan darah
Musnahlah hatiku
Dahulu kuterima
Sebagai tanda mata berdua
Waktu saling menyinta
Setangkai bunga mawar
Sekarang pun layu
Karena itu hanya impian
Pada waktu dulu
Penuh dengan riwayat nan sedih
Menawan dalam hati
Karena kamu tinggalkan pergi
Dan tak kan kembali
Setangkai bunga mawar yang merah
Sepanjang hidupku
Ternoda karena tetesan darah
Musnahlah hatiku
Quote:
[CENTER]WANITA[/CENTER]
Deskripsi Ismail Marzuki mengenai wanita digambarkan dalam liriknya yang terasa puitis ini. Harvey Malaiholo kiranya mampu membawakan lagu berjudul Wanita ini dengan performa yang memukau. Afgan Syahreza juga turut menyumbangkan suaranya untuk menyanyikan lagu ini dalam album soundtrack Soekarno: Indonesia Merdeka yang disutradarai oleh Hanung Bramantyo.
Deskripsi Ismail Marzuki mengenai wanita digambarkan dalam liriknya yang terasa puitis ini. Harvey Malaiholo kiranya mampu membawakan lagu berjudul Wanita ini dengan performa yang memukau. Afgan Syahreza juga turut menyumbangkan suaranya untuk menyanyikan lagu ini dalam album soundtrack Soekarno: Indonesia Merdeka yang disutradarai oleh Hanung Bramantyo.
Spoiler for Lirik Lagu Wanita:
Seindah mawar
Semurni nan hati
Dikau cemerlang wanita
Semerbak wangi
Sejinak merpati
Dikau selalu dicita
Gerak gayamu ringan
Mengikat hati muda teruna
Mekar bersinar menyilaukan mata
Halus wanita
Bak sutra dewata
Senyum mu meruntuhkan mahkota
Semurni nan hati
Dikau cemerlang wanita
Semerbak wangi
Sejinak merpati
Dikau selalu dicita
Gerak gayamu ringan
Mengikat hati muda teruna
Mekar bersinar menyilaukan mata
Halus wanita
Bak sutra dewata
Senyum mu meruntuhkan mahkota
Quote:
Siapakah sosok wanita bernama Aryati? Seorang figur dengan paras cantik jelita yang hadir dalam khayalan mimpi saja? Ataukah ada hubungannya dengan kisah cinta Chairil Anwar, lewat sajak Senja di Pelabuhan Kecil, puisi gubahannya itu ditujukan kepada Sri Aryati? Siapa yang tahu. Dalam lirik ini, meski cintanya pada Aryati tidaklah mungkin tersampaikan, si pemuda rela atas nasibnya dan tetap merasa bahagia.
Spoiler for Lirik Lagu Aryati:
Aryati, dikau mawar asuhan rembulan
Aryati, dikau gemilang seni pujaan
Dosakah hamba, mimpi berkasih dengan puan
Ujung jarimu kucium mesra tadi malam
Dosakah hamba, memuja dikau dalam mimpi
Hanya dalam mimpi
Aryati, dikau mawar di taman khayalku
Tak mungkin puan terpetik daku
Walaupun demikian nasibku
Namun aku bahagia seribu satu malam
Aryati, dikau gemilang seni pujaan
Dosakah hamba, mimpi berkasih dengan puan
Ujung jarimu kucium mesra tadi malam
Dosakah hamba, memuja dikau dalam mimpi
Hanya dalam mimpi
Aryati, dikau mawar di taman khayalku
Tak mungkin puan terpetik daku
Walaupun demikian nasibku
Namun aku bahagia seribu satu malam
Quote:
Liriknya mengisahkan tentang kerinduan seorang pemuda yang sedang berada di perantauan akan tanah air, ibunda dan kekasihnya. Ia lekas berharap dapat segera bertemu kembali dengan mereka yang disayanginya. Penyanyi yang pernah membawakan ulang lagu ini diantaranya adalah Aida Mustafa, Koes Hendratmo, Rama Aiphama dan Hendri Rotinsulu.
Spoiler for Lirik Lagu Lambaian Bunga:
Nun jauh di sana
Di lembah tanah airku
Melambai bunga sekuntum
Berseri mewangi menghiasi ibu
Nun jauh di sana
Di lembah danau nan hijau
Tersenyum bunga pujaan
Membisik hatiku mengapa di rantau
Air mataku titik berlinang
Dusunku terkenang-kenang
Hasratku ingin segera kembali pulang
Ke pangkuan ibundaku sayang
Terasa betapa kurindu
Akan bunga nan indah ayu
Hasratku ingin segera menjelma kupu
Terbang malam menjelang kasihku
Di lembah tanah airku
Melambai bunga sekuntum
Berseri mewangi menghiasi ibu
Nun jauh di sana
Di lembah danau nan hijau
Tersenyum bunga pujaan
Membisik hatiku mengapa di rantau
Air mataku titik berlinang
Dusunku terkenang-kenang
Hasratku ingin segera kembali pulang
Ke pangkuan ibundaku sayang
Terasa betapa kurindu
Akan bunga nan indah ayu
Hasratku ingin segera menjelma kupu
Terbang malam menjelang kasihku
Quote:
[URL="http://meloners.melon.co.id/lirik/hendri-rotinsulu~tembang-nostalgia-2~siapa-namanya.html"][color=blue][B][CENTER][FONT="Lucida Console"]SIAPA NAMANYA[/FONT][/CENTER][/B][/color][/URL]
Lirik lagu yang berjudul Siapa Namanya ini berkisah tentang seorang pemuda yang sedang jatuh cinta pada pandangan pertama, namun masih malu-malu mengungkapkan perasaannya terhadap sang gadis yang ditaksirnya.
Lirik lagu yang berjudul Siapa Namanya ini berkisah tentang seorang pemuda yang sedang jatuh cinta pada pandangan pertama, namun masih malu-malu mengungkapkan perasaannya terhadap sang gadis yang ditaksirnya.
Spoiler for Lirik Lagu Siapa Namanya:
Siapa namanya, oh
Si gadis itu yang duduk di depan pintu
Hatiku tergoda
Oleh senyumnya yang manis seperti madu
Siapa namanya, oh
Si ikal mayang yang sedang berdendang sayang
Siapa namanya, oh
Cantik jelita yang bikin hatiku gundah
Mulai saat itu hati rasa tak tentu
Malam tak nyenyak tidurku
Hendak berkenalan hati merasa malu
Ku bertindak mundur-maju
Si gadis itu yang duduk di depan pintu
Hatiku tergoda
Oleh senyumnya yang manis seperti madu
Siapa namanya, oh
Si ikal mayang yang sedang berdendang sayang
Siapa namanya, oh
Cantik jelita yang bikin hatiku gundah
Mulai saat itu hati rasa tak tentu
Malam tak nyenyak tidurku
Hendak berkenalan hati merasa malu
Ku bertindak mundur-maju
Quote:
[CENTER]PAYUNG FANTASI[/CENTER]
Ingat salah satu acara kuis berjudul Siapa Dia yang pernah ditayangkan di TVRI? Lagu Payung Fantasi inilah yang menjadi theme song dari acara tersebut. Liriknya menggambarkan tentang seorang pemuda yang jatuh hati pada seorang gadis cantik dan ingin berkenalan dengannya.
Ingat salah satu acara kuis berjudul Siapa Dia yang pernah ditayangkan di TVRI? Lagu Payung Fantasi inilah yang menjadi theme song dari acara tersebut. Liriknya menggambarkan tentang seorang pemuda yang jatuh hati pada seorang gadis cantik dan ingin berkenalan dengannya.
Spoiler for Lirik Lagu Payung Fantasi:
Lenggang mengorak menarik hati serentak
Hey-hey siapa dia
Wajah sembunyi di balik payung fantasi
Hey-hey siapa dia
Siapa gerangan dinda
Bidadari dari surga
Ataukah burung kenari
Pembawa harapan pelipur hati
Payung fantasi arah kemana dituju
Hey-hey tunggu dulu
Bolehkah aku melihat seri wajahmu
Hey-hey siapa dia
Payung fantasi melambai disinar pagi
Hey-hey cantik nian
Boleh kupandang
Wajahmu secantik bintang
Bolehkah disayang
Siapa gerangan tuan
Cendrawasih dari bulan
Ataukah si bintang siang
Si pembawa pelipur rasa bahagia
Hey-hey siapa dia
Wajah sembunyi di balik payung fantasi
Hey-hey siapa dia
Siapa gerangan dinda
Bidadari dari surga
Ataukah burung kenari
Pembawa harapan pelipur hati
Payung fantasi arah kemana dituju
Hey-hey tunggu dulu
Bolehkah aku melihat seri wajahmu
Hey-hey siapa dia
Payung fantasi melambai disinar pagi
Hey-hey cantik nian
Boleh kupandang
Wajahmu secantik bintang
Bolehkah disayang
Siapa gerangan tuan
Cendrawasih dari bulan
Ataukah si bintang siang
Si pembawa pelipur rasa bahagia
Quote:
[CENTER]RINDU LUKISAN[/CENTER]
Aslinya hanya berjudul Rindu. Dari judulnya, kiranya sudah dapat menggambarkan bahwa lagu ini mengisahkan tentang kerinduan antara sepasang kekasih yang lama terpisah jauh.
Aslinya hanya berjudul Rindu. Dari judulnya, kiranya sudah dapat menggambarkan bahwa lagu ini mengisahkan tentang kerinduan antara sepasang kekasih yang lama terpisah jauh.
Spoiler for Lirik Lagu Rindu Lukisan:
Rindu lukisan mata suratan
Hatimu nan merindu
Rindu bayangan nan meliputi
Paras seri wajahmu
Mengapa mendusta seribu kata
Mengapa membisu seribu basa
Mungkinkah bulan merindukan kumbang
Dapatkah kumbang mencapai rembulan
Rindu katakan rindu
Usah kau malu karena asmara
Risau engkau dik risau akupun
Maklum maksud tak sampai
Rindu hatimu akupun demikian
Rindu sudah nasib untung di badan
Hatimu nan merindu
Rindu bayangan nan meliputi
Paras seri wajahmu
Mengapa mendusta seribu kata
Mengapa membisu seribu basa
Mungkinkah bulan merindukan kumbang
Dapatkah kumbang mencapai rembulan
Rindu katakan rindu
Usah kau malu karena asmara
Risau engkau dik risau akupun
Maklum maksud tak sampai
Rindu hatimu akupun demikian
Rindu sudah nasib untung di badan
Quote:
Kali ini, lagu yang berjudul Kunang-Kunang atau aslinya Kunang-Kunang Kelana Malam bercerita dari sudut pandang seorang wanita yang menanti kepulangan kekasihnya dari medan perjuangan. Segala kerinduan yang terpatri dalam hatinya terlukis dalam lirik lagu ini.
Spoiler for Lirik Lagu Kunang-Kunang:
Kunang-kunang kelana di rimba malam
Darimanakah gerangan dikau tuan
Kabar apakah nan dikau bawa tuan
Hatiku tak sabar menanti jawaban
Kunang-kunang singgah dulu di pangkuanku
Hiburkanlah hatiku nan dendam rindu
Beta rindu ’kan teruna sang perwira
Bawa daku kepada dia segera
Darimanakah gerangan dikau tuan
Kabar apakah nan dikau bawa tuan
Hatiku tak sabar menanti jawaban
Kunang-kunang singgah dulu di pangkuanku
Hiburkanlah hatiku nan dendam rindu
Beta rindu ’kan teruna sang perwira
Bawa daku kepada dia segera
Quote:
[CENTER]SELENDANG SUTRA[/CENTER]
Lagu perjuangan yang satu ini mengisahkan tentang seorang pejuang dengan selendang sutra yang merupakan pemberian dari kekasihnya. Barang berharga pemberian sang kekasih tersebut senantiasa menemani sang pejuang di medan tempur. Ketika lengan sang pejuang terluka parah, selendang sutra tersebut turut berjasa dalam membalut luka yang dialami olehnya.
Lagu perjuangan yang satu ini mengisahkan tentang seorang pejuang dengan selendang sutra yang merupakan pemberian dari kekasihnya. Barang berharga pemberian sang kekasih tersebut senantiasa menemani sang pejuang di medan tempur. Ketika lengan sang pejuang terluka parah, selendang sutra tersebut turut berjasa dalam membalut luka yang dialami olehnya.
Spoiler for Lirik Lagu Selendang Sutra:
Selendang sutra tanda mata darimu
Telah kuterima sebulan yang lalu
Selendang sutra mulai di saat itu
Turut serentak di dalam baktimu
Ketika lenganku terluka parah
Selendang sutramu turut berjasa
Selendang sutra kini pembalut luka
Cabik semata tercapai tujuannya
Telah kuterima sebulan yang lalu
Selendang sutra mulai di saat itu
Turut serentak di dalam baktimu
Ketika lenganku terluka parah
Selendang sutramu turut berjasa
Selendang sutra kini pembalut luka
Cabik semata tercapai tujuannya
0
6.4K
Kutip
4
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan