Jakarta -Meski belum mengumumkan siapa cawapres pendamping, Joko Widodo sudah memberi petunjuk sosok yang dimaksud. Jokowi menyebut cawapres yang akan dipilihnya berasal dari Makassar, Sulawesi Selatan.

Bila merujuk daerah tersebut, ada dua kandidat kuat yakni mantan Wapres Jusuf Kalla dan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad. Tapi Jokowi masih menyimpan rapat-rapat cawapres yang dipilihnya.

Pengamat politik Arya Fernandes menganalisis kekuatan dan kelemahan Jokowi bila bersanding dengan JK ataupun Samad. Berikut perbandingannya:

- Kekuatan Jokowi - JK

1. JK memiliki kekuatan elektoral di Indonesia bagian timur, terutama di Pulau Sulawesi. Basis pemilih JK di Indonesia Timur relatif terjaga dengan baik sejak pemilu 2004 dan 2009. Umumnya, mereka adalah pendukung loyal dan fanatik bagi JK.

2. Dengan mengambil JK, akan membuat pemilih Golkar gamang dan menganggu kemantapan pemilih Golkar.

3. Secara politik juga akan membuat posisi politik Golkar menjadi goyang. "Bisa-bisa Golkar memilih berubah haluan, bisa mendukung pasangan Jokowi - JK atau mendukung di parlemen," sebuntnya.

4. Kekuatan JK memiliki jejaring dan koneksi yang kuat di kalangan politisi dan pengusaha. Pengalaman JK yang panjang di pemerintahan akan membuat Jokowi nyaman. Apalagi JK mampu mengambil posisi yang tepat bila pemerintah menempuh kebijakan yang kurang populis


Kelemahan Jokowi - JK

1. JK hanya berpotensi diserang dari faktor usia


- Kekuatan Jokowi - Samad

1. Kekuatan Samad adalah karena berusia muda. Dan ini bisa menjadi strategi kampanye PDIP dengan mengedepankan isu kepemimpinan muda

2. Samad juga tengah menjabat sebagai Ketua KPK. Sekarang KPK tengah disukai pemilih, ini yang menjadi daya jualnya, apalagi kalau pasangan ini mau mengkampanyekan isu pemberantasan korupsi


Kelemahan Jokowi - Samad

1. Samad bisa diserang karena kurang berpengalaman dan terlalu muda sebagai posisi cawapres.

2. Kekuatan politik Samad di Indonesia Timur tidak sekuat JK. Bila memilih Samad, dikhawatirkan akan terjadi migrasi pemilih ke Prabowo Subianto, apalagi bila JK mengalihkan dukungan ke Prabowo bila gagal berpasangan dengan Jokowi

3. Samad bisa diserang melalui kampanye negatif dengan memanfaatkan posisinya sebagai Ketua KPK.

Menurut Arya, pilihan PDIP untuk memilih JK atau Samad tergantung strategi elektoral yang akan ditempuh dan kenyamanan politik PDIP setelah pemilu.

"Bila PDIP ingin mengamankan Indonesia Timur, JK adalah pilihan yang terbaik. Kekuatan JK di Indonesia Timur lebih kuat dari Samad," sebutnya.

Tapi bila PDIP ingin menempuh pencitraan sebagai partai yang konsisten melakukan regenerasi politik atau kepemimpinan muda, Samad dianggap cocok.

"Bila PDIP ingin merasa kebijakannya tidak dinganggu parlemen, JK akan lebih tepat karena JK punya basis politik di Golkar," ujarmya.

http://news.detik.com/pemilu2014/rea...mad?n991102605
http://news.detik.com/pemilu2014/rea...-jk-atau-samad
http://news.detik.com/pemilu2014/rea...-jk-atau-samad

Jadi Anda Lebih Suka Dengan Samad Atau JK?