Pengaturan

Gambar

Lainnya

Tentang KASKUS

Pusat Bantuan

Hubungi Kami

KASKUS Plus

© 2024 KASKUS, PT Darta Media Indonesia. All rights reserved

JatafestAvatar border
TS
Jatafest
[BKKBN] Bonus Demografi ?? [BONUS ATAU BUNTUNG?? orang pinter masuk!!]
[BKKBN] Bonus Demografi ?? [BONUS ATAU BUNTUNG?? orang pinter masuk!!]

[BKKBN] Bonus Demografi ?? [BONUS ATAU BUNTUNG?? orang pinter masuk!!]
lingkaran merah menunjukkan gejala ledakan kelahiran penduduk
lingkaran hijau menunjukkan anomali berkurangnya tingkat kelahiran penduduk (KB BERHASIL ??)

Indonesia saat ini memiliki penduduk yang besar, sekitar 251 juta jiwa. Persentase penduduk usia produktif (penduduk usia 15-64 tahun) sekitar 44,98 persen. Proporsi penduduk usia produktif akan terus meningkat sampai sekitar tahun 2025.Secara demografis, besarnya proporsi penduduk usia produktif tersebut merupakan potensi bagi pembangunan. Karenanya dikatakan Indonesia sedang menikmati bonus demografi sampai dengan sekitar tahun 2025.

Bonus demografi adalah bonus atau peluang yang dinikmati suatu negara sebagai akibat dari besarnya proporsi penduduk produktif (rentang usia 15-64 tahun) dalam evolusi kependudukan yang dialaminya. Di Indonesia fenomena ini terjadi karena proses transisi demografi yang berkembang sejak beberapa tahun lalu dipercepat oleh keberhasilan kita menurunkan tingkat fertilitas, meningkatkan kualitas kesehatan dan suksesnya program-program pembangunan sejak era Orde Baru hingga sekarang.

Keberhasilan program seperti KB selama berpuluh tahun sebelumnya telah mampu menggeser penduduk berusia di bawah 15 tahun (anak-anak dan remaja) yang awalnya besar di bagian bawah piramida penduduk Indonesia ke penduduk berusia lebih tua (produktif 15-64 tahun). Struktur piramida yang “menggembung di tengah” semacam ini menguntungkan, karena dengan demikian beban ketergantungan atau dukungan ekonomi yang harus diberikan oleh penduduk usia produktif kepada penduduk usia anak-anak (di bawah 15 tahun) dan tua (di atas 64 tahun) menjadi lebih ringan.

Namun bonus demografi tidak serta merta menjadi sumberdaya pembangunan dan meningkatkan kesejahteraan. Beberapa persyaratan harus terpenuhi yaitu: penduduk harus berkualitas, terserap dalam pasar kerja, meningkatnya tabungan di tingkat rumahtangga serta meningkatnya perempuan yang masuk dalam pasar kerja.

Keempat persyaratan tersebut menjadi perhatian pemerintah. Skala prioritas RPJM ke 2010-2014) ditujukan untuk lebih memantapkan penataan kembali Indonesia disegala bidang dengan menekankan pada upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia termasuk pengembangan kemampuan iptek serta penguatan daya saing perekonomian.

Dari sisi kualitas penduduk usia produktif, masih terdapat tantangan tersendiri. Sesuai data UNDP (2011), rata-rata lama sekolah di Indonesia hanya 5,8 tahun, yang berarti rata-rata penduduk Indonesia tidak sampai menyelesaikan jenjang pendidikan SD. Dapat dipahami apabila proporsi angkatan kerja di Indonesia saat ini didominasi oleh lulusan SD. Padahal mulai tahun 2015 telah disepakati dibentuk zona AFTA dimana tenaga kerja dari manapun dapat masuk dan bersaing di Indonesia dari segi kompetensi profesional. Hal ini jelas menuntut daya kompetensi yang tinggi dari penduduk usia produktif kita. Situasi global seperti ini harus diperhatikan secara serius, karena bagaimanapun ke depan interaksi antar negara dalam konteks sosial dan ekonomi akan semakin erat.

Agar bonus demografi dapat kita manfaatkan dengan sebaik-baiknya hingga mencapai puncaknya window of opportunity secara optimal, seluruh kebijakan pembangunan nasional hendaknya dapat bersinergi dan diarahkan secara konstruktif, antara lain dari sisi pengendalian kelahiran, program KB perlu digiatkan agar angka kelahiran total (TFR) makin menurun, sehingga memberi kesempatan perempuan bekerja atau masuk pasar kerja.

Dari sisi pendidikan, dikondisikan gerakan wajib belajar 12 tahun bagi penduduk, dari sisi ketenagakerjaan, perlu dicanangkan kebijakan pembangunan sektor riel dan upaya penyediaan lapangan kerja yang memadai. Demikian pula dengan kebijakan yang lain, perlu diselaraskan dengan memperhatikan dinamika kependudukan, sosial, ekonomi, agar pemanfaatan bonus demografi dapat semakin optimal

sumber :
http://www.bkkbn.go.id/ViewSekapurSi...apurSirihID=23
http://sp2010.bps.go.id/
http://www.bappenas.go.id/files/5413..._2010-2035.pdf

========================================================


PERTANYAAN SAYA (tolong bantu pecahkan)

Jika suatu hari GENERASI BONUS DEMOGRAFI Menua, lalu siapakah yang akan menopang mereka ??

Dengan struktur stratifikasi usia penduduk yang berbentuk GENTONG, apa yang harus kita lakukan ??
a. Menambah jumlah penduduk lebih banyak lagi
b. Mempertahankan jumlah penduduk
c. Mengurangi jumlah penduduk

Mohon dipertimbangkan: Lahan, Papan, dan Pangan

Quote:




Diubah oleh Jatafest 24-05-2014 04:05
0
14.2K
73
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan